Oleh karena itu, diskusi dan dialog yang benar-benar terbuka perlu dihadirkan untuk menggali universalitas yang menyatukan. Craig memaparkan bagaimana kemiripan pemikiran Nabi Muhammad dan gagasan George Washington tentang kesetaraan, serta relasi kuat antara ajaran Nabi Muhammad dan Yesus tentang kemanusiaan.
Orang-orang fanatik bisa dijumpai di setiap agama sehingga menurut Craig masalah utamanya bukan pada isi ajaran agama-agama, tapi pada kesadaran manusia bahwa kehidupan ini membutuhkan cinta.
Cinta akan menuntun pada kerendahan hati yang mampu mengatasi kesombongan. Craig membuktikannya ketika mampu berdamai dengan diri sendiri untuk mengatasi persepsi kelirut tentang Islam yang dulu pernah melingkupinya.Â
Craig meyakini cinta akan membantu manusia meraih spiritualitas terbaik untuk mencapai Tuhan. Cinta seperti yang diajarkan Nabi Muhammad akan mampu menghentikan radikalisme sekaligus menciptakan kedamaian.
Baca juga: Tradisi Mematikan Toa Masjid Saat Sahur
Craig mendorong agar umat Islam dan Kristen sama-sama membangun mimpi tentang kedamaian. Orang-orang Kristen perlu segera melepaskan diri dari jerat Islamofobia yang penuh prasangka sesat tentang Islam. Orang-orang Kristen harus membuang kesombongan dan mulai memahami dari dalam bagaimana Islam merahmati dunia.
Banyaknya kelompok-kelompok antagonis yang menempatkan Kristen sebagai musuh Islam mengindikasikan perlunya pembaruan pemikiran Islam dengan mengingat kembali pesan Nabi Muhammad dan meneladani sikap serta perbuatannya.
Kritik Craig pada komunitas Islam dan Kristen tersebut barangkali mengajak kita untuk berani merenungkan dan mengevaluasi secara jujur kehidupan beragama kita. Sejauh mana kita telah beragama secara sehat? Ataukah diam-diam banyak di antara kita telah mengkhianati ajaran agama?
Lebih dari itu pandangan dan gagasannya merupakan tanda perhatian sekaligus harapannya yang besar pada masa depan Islam dan Kristen. Dunia akan semakin baik jika Islam dan Kristen bisa bekerja sama serta bersahabat secara lebih erat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H