Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Berburu "Serigala Buruk" di Yogyakarta

9 Agustus 2019   08:30 Diperbarui: 9 Agustus 2019   09:44 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Serigala adalah binatang buas yang menakutkan. Manusia melekatkan sejumlah karakter buruk pada karnivora yang satu ini. Pada banyak dongeng dan kisah, serigala sering menjadi tokoh atau peran untuk membuat ngeri anak-anak. Serigala itu jahat, liar, dan menakutkan. 

Namun, tidak demikian dengan "Serigala Buruk" yang satu ini. Kehadirannya justru membawa kebaikan dan mendatangkan kesenangan. Namanya Big Bad Wolf (BBW), sebuah bazar buku internasional yang pertama kali digelar di Malaysia pada 2009.

Pada 2016 untuk pertama kalinya Big Bad Wolf datang ke Indonesia. Sejak saat itu BBW rutin digelar setiap tahun. Beberapa kota besar di tanah air telah disinggahi, yaitu Jakarta, Surabaya, dan Bandung.

Agustus 2019 ini giliran Yogyakarta yang menjadi "kandang" sang serigala. Bertempat di Jogja Expo Center (JEC), bazar Big Bad Wolf digelar sejak tanggal 2 dan akan berakhir 12 Agustus nanti.

24 Jam Nonstop

Seperti gelaran sebelumnya di kota-kota lain, Big Bad Wolf Yogyakarta juga membuka pintunya selama 24 jam. Kapan saja selama periode bazar berlangsung, para pecinta buku bisa berkunjung dan berbelanja buku. 

Big Bad Wolf berlangsung di Jogja Expo Center, Yogyakarta, 2-12 Agustus 2019| Dokumentasi pribadi
Big Bad Wolf berlangsung di Jogja Expo Center, Yogyakarta, 2-12 Agustus 2019| Dokumentasi pribadi
Pelayanan 24 jam nonstop memang menjadi kelebihan dan daya tarik Big Bad Wolf selama ini. Dengan waktu yang panjang dan tanpa henti, para pecinta buku memiliki keleluasaan untuk datang kapan saja. Orang-orang yang pada pagi hingga sore tidak bisa berkunjung menjadi punya kesempatan untuk berburu buku.

Saat subuh maupun tengah malam, pengunjung tetap dilayani. Datang pada waktu-waktu tersebut menjadi pilihan untuk menghindari keramaian yang biasanya terjadi pada siang dan sore hari.

Beberapa hari lalu saya datang sekitar pukul 09.30 WIB. Ternyata sudah lumayan banyak pengunjung yang menyerbu. Mungkin karena hari libur. 

Banyak pula yang penasaran mengingat Big Bad Wolf baru pertama kali hadir di Yogyakarta. Apalagi "Serigala Buruk" disebut sebagai bazar buku terbesar di Asia Tenggara, bahkan dunia.

Ada Kompasiana di BBW | Dokumentasi pribadi
Ada Kompasiana di BBW | Dokumentasi pribadi
Karya besar Albert Camus yang diterjemahkan oleh Nh. Dini | Dokumentasi pribadi
Karya besar Albert Camus yang diterjemahkan oleh Nh. Dini | Dokumentasi pribadi
Jika mengikuti sejumlah berita dan tayangan di media mengenai Big Bad Wolf edisi-edisi sebelumnya yang digelar di Jakarta dan Surabaya, gambaran bazar buku terbesar memang terlihat. Namun, hal itu kurang tampak di Yogyakarta. Sang "Serigala Buruk" tidak terlalu jauh berbeda dengan bazar-bazar buku lainnya. 

Rasanya Big Bad Wolf Yogyakarta bukan bazar buku terbesar yang pernah saya datangi. Kecuali, jika sebutan terbesar yang dimaksud merujuk pada lama waktu penyelenggaraan dan jumlah buku berbahasa asing yang dihadirkan.

Dunia Anak

Buku-buku internasional berbahasa asing, terutama bahasa Inggris memang menjadi sajian utama Big Bad Wolf. Buku-buku itu tentu mengundang antusiasme para pecinta buku yang suka membaca karya dari penerbit luar negeri. 

Apalagi, Big Bad Wolf memangkas harganya sebesar 60-80%. Baik buku biografi, sejarah, agama, novel, hingga buku cerita anak, semua bisa didapatkan dengan harga miring.

Di antara semua buku yang dihadirkan, kategori buku anak paling mendominasi. Ada banyak sekali jenis buku anak, seperti buku dongeng, buku penunjang sekolah, dan buku aktivitas menggambar serta mewarnai yang bisa ditemukan di kandang "Serigala Buruk". 

Buku-buku itu terhampar di segala penjuru ruangan bazar, mulai dari dekat pintu masuk, bagian pinggir, tengah, hingga dekat kasir. 

Orang tua dan anak-anaknya di BBW| Dokumentasi pribadi
Orang tua dan anak-anaknya di BBW| Dokumentasi pribadi
Buku anak mendominasi BBW| Dokumentasi pribadi
Buku anak mendominasi BBW| Dokumentasi pribadi
Tidak heran banyak di antara pengunjung adalah para orangtua yang membawa serta anak-anak mereka. Sebuah pemandangan unik di Big Bad Wolf ialah sejumlah pengunjung yang mendorong keranjang troli beserta anaknya yang menumpang di atas troli. Tidak sedikit pula para ibu dan bapak yang berburu buku-buku pilihan sembari menggendong balitanya.

Sejenak sosok serigala yang selama ini dikisahkan jahat dan menakutkan bagi anak-anak pun berubah menjadi serigala yang baik serta menyenangkan. Big Bad Wolf ini cocok disebut sebagai bazar buku dunia anak.

Lokal Paling Diminati

Walau buku-buku internasional berbahasa asing mendominasi Big Bad Wolf, tapi buku lokal masih menjadi yang paling diminati. Selama sekitar 2 jam berburu buku, saya turut memperhatikan para pengunjung lebih banyak menyerbu sisi timur ruangan bazar yang menjadi lokasi buku-buku berbahasa Indonesia.

Buku-buku biografi dari penerbit luar negeri| Dokumentasi pribadi
Buku-buku biografi dari penerbit luar negeri| Dokumentasi pribadi
Buku-buku agama Islam di BBW Yogyakarta| Dokumentasi pribadi
Buku-buku agama Islam di BBW Yogyakarta| Dokumentasi pribadi
Setidaknya ada dua faktor yang mungkin membuat banyak pecinta buku di Big Bad Wolf Yogyakarta lebih memilih buku lokal Indonesia. Pertama, harganya lebih murah. Buku-buku internasional memang dipangkas harganya hingga 80%, tapi tidak lantas membuat harganya jadi "murah" di mata sebagian pecinta buku. 

Bandingkan dengan harga buku lokal atau buku dari penerbit Indonesia yang di Big Bad Wolf bisa didapatkan mulai dari Rp10.000. Banyak pula judul buku Indonesia yang harganya dipangkas menjadi separuhnya.

Buku lokal dari penerbit Indonesia tetap paling diminati di BBW Yogyakarta| Dokumentasi pribadi
Buku lokal dari penerbit Indonesia tetap paling diminati di BBW Yogyakarta| Dokumentasi pribadi
Saya menemukan beberapa judul yang telah saya miliki ternyata di bazar Big Bad Wolf dihargai kurang dari Rp30.000. Bahkan biografi Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia karya Cindy Adams cukup ditebus sekitar Rp50.000-an. 

Maka dengan budget Rp200.000 saja para pecinta buku bisa membawa pulang banyak buku lokal, sudah termasuk beberapa judul yang laris.

Kedua, tidak terlalu banyak pilihan buku-buku internasional yang menarik di Big Bad Wolf Yogyakarta kecuali buku anak yang mendominasi. Memang ada buku-buku sejarah dan biografi yang bagus. Namun, buku-buku internasional bertema agama, seni, fotografi, kesehatan, memasak, dan novel roman yang dibawa oleh "Serigala Buruk" ke Yogyakarta sepertinya kurang memenuhi harapan para pecinta buku.

Tips Berburu

Beberapa hal perlu diperhatikan sebelum dan saat menyerbu Big Bad Wolf Yogyakarta. Terlepas apakah hendak datang saat jam-jam ramai atau ingin mencoba sensasi berburu buku saat subuh, informasi berikut mungkin bisa berguna.

Pertama, meski tersedia troli dan keranjang sebagai wadah untuk buku-buku hasil buruan, tidak ada salahnya menggunakan wadah sendiri. Kita diperbolehkan membawa sendiri totebag, koper, atau wadah sejenisnya yang lebih praktis.

BBW Yogyakarta 2019 | Dokumentasi pribadi
BBW Yogyakarta 2019 | Dokumentasi pribadi
Di beberapa area bazar, seperti area yang diperuntukkan untuk buku-buku anak dari penerbit Indonesia, penggunaan troli atau keranjang akan menghambat mobilitas pengunjung dan mengurangi kenyamanan pengunjung lainnya karena ruang untuk berjalan relatif sempit. Lagipula dengan membawa dan menggunakan wadah sendiri, kita tidak perlu menerima kantung plastik di kasir.

Kedua, akan lebih baik menggunakan instrumen pembayaran nontunai. Petugas parkir Big Bad Wolf Yogyakarta dipersenjatai dengan mesin EDC. Dengan kartu uang elektronik saya pun hanya perlu membayar ongkos parkir Rp1.

Antrean di kasir pembayaran nontunai| Dokumentasi pribadi
Antrean di kasir pembayaran nontunai| Dokumentasi pribadi
Meski Big Bad Wolf Yogyakarta bekerja sama dengan satu bank tertentu, tapi kartu debit dari semua bank diterima sebagai alat pembayaran tanpa batasan minimal transaksi. 

Pengunjung yang akan membayar secara nontunai juga dilayani di kasir khusus nontunai. Berdasarkan pengalaman saya yang lalu, antrean di kasir nontunai jauh lebih sedikit sehingga lebih cepat dilayani.

Ketiga, sebaiknya tentukan jenis buku yang ingin dicari atau dibeli sejak awal karena ada banyak kategori buku di bazar ini. Sesuaikan dengan minat dan jenis bacaan yang paling dibutuhkan agar tidak asal comot buku mentang-mentang harga diskon.

Perhatian khusus jika ingin membeli buku dari penerbit Indonesia. Tidak banyak judul-judul baru (terbitan 2018-2019) di Big Bad Wolf Yogyakarta. Buku-buku "Serigala Buruk" mayoritas merupakan buku-buku yang lebih lama. Oleh karena itu, jika hendak datang dengan membawa daftar incaran buku-buku terbaru, sebaiknya siapkan rencana cadangan.

BBW Yogyakarta | Dokumentasi pribadi
BBW Yogyakarta | Dokumentasi pribadi
Perlu diketahui pula bahwa mayoritas buku lokal di Big Bad Wolf Yogyakarta adalah buku-buku dari grup Mizan, terutama kategori buku agama Islam. Kemudian sedikit dari grup Divapress dan sisanya adalah buku-buku dari penerbit lain. 

Jika datang dengan maksud ingin berburu buku-buku populer dari kelompok penerbit Kompas Gramedia, kecil kemungkinan bisa mendapatkannya di sini.

Walau demikian, bukan berarti Big Bad Wolf Yogyakarta tidak menarik untuk didatangi. Tetap banyak buku bagus yang bisa dibawa pulang dari bazar "Serigala Buruk" ini. Jadi, silakan serbu!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun