Serigala adalah binatang buas yang menakutkan. Manusia melekatkan sejumlah karakter buruk pada karnivora yang satu ini. Pada banyak dongeng dan kisah, serigala sering menjadi tokoh atau peran untuk membuat ngeri anak-anak. Serigala itu jahat, liar, dan menakutkan.Â
Namun, tidak demikian dengan "Serigala Buruk" yang satu ini. Kehadirannya justru membawa kebaikan dan mendatangkan kesenangan. Namanya Big Bad Wolf (BBW), sebuah bazar buku internasional yang pertama kali digelar di Malaysia pada 2009.
Pada 2016 untuk pertama kalinya Big Bad Wolf datang ke Indonesia. Sejak saat itu BBW rutin digelar setiap tahun. Beberapa kota besar di tanah air telah disinggahi, yaitu Jakarta, Surabaya, dan Bandung.
Agustus 2019 ini giliran Yogyakarta yang menjadi "kandang" sang serigala. Bertempat di Jogja Expo Center (JEC), bazar Big Bad Wolf digelar sejak tanggal 2 dan akan berakhir 12 Agustus nanti.
24 Jam Nonstop
Seperti gelaran sebelumnya di kota-kota lain, Big Bad Wolf Yogyakarta juga membuka pintunya selama 24 jam. Kapan saja selama periode bazar berlangsung, para pecinta buku bisa berkunjung dan berbelanja buku.Â
Saat subuh maupun tengah malam, pengunjung tetap dilayani. Datang pada waktu-waktu tersebut menjadi pilihan untuk menghindari keramaian yang biasanya terjadi pada siang dan sore hari.
Beberapa hari lalu saya datang sekitar pukul 09.30 WIB. Ternyata sudah lumayan banyak pengunjung yang menyerbu. Mungkin karena hari libur.Â
Banyak pula yang penasaran mengingat Big Bad Wolf baru pertama kali hadir di Yogyakarta. Apalagi "Serigala Buruk" disebut sebagai bazar buku terbesar di Asia Tenggara, bahkan dunia.
Rasanya Big Bad Wolf Yogyakarta bukan bazar buku terbesar yang pernah saya datangi. Kecuali, jika sebutan terbesar yang dimaksud merujuk pada lama waktu penyelenggaraan dan jumlah buku berbahasa asing yang dihadirkan.
Dunia Anak
Buku-buku internasional berbahasa asing, terutama bahasa Inggris memang menjadi sajian utama Big Bad Wolf. Buku-buku itu tentu mengundang antusiasme para pecinta buku yang suka membaca karya dari penerbit luar negeri.Â
Apalagi, Big Bad Wolf memangkas harganya sebesar 60-80%. Baik buku biografi, sejarah, agama, novel, hingga buku cerita anak, semua bisa didapatkan dengan harga miring.
Di antara semua buku yang dihadirkan, kategori buku anak paling mendominasi. Ada banyak sekali jenis buku anak, seperti buku dongeng, buku penunjang sekolah, dan buku aktivitas menggambar serta mewarnai yang bisa ditemukan di kandang "Serigala Buruk".Â
Buku-buku itu terhampar di segala penjuru ruangan bazar, mulai dari dekat pintu masuk, bagian pinggir, tengah, hingga dekat kasir.Â
Sejenak sosok serigala yang selama ini dikisahkan jahat dan menakutkan bagi anak-anak pun berubah menjadi serigala yang baik serta menyenangkan. Big Bad Wolf ini cocok disebut sebagai bazar buku dunia anak.
Lokal Paling Diminati
Walau buku-buku internasional berbahasa asing mendominasi Big Bad Wolf, tapi buku lokal masih menjadi yang paling diminati. Selama sekitar 2 jam berburu buku, saya turut memperhatikan para pengunjung lebih banyak menyerbu sisi timur ruangan bazar yang menjadi lokasi buku-buku berbahasa Indonesia.
Bandingkan dengan harga buku lokal atau buku dari penerbit Indonesia yang di Big Bad Wolf bisa didapatkan mulai dari Rp10.000. Banyak pula judul buku Indonesia yang harganya dipangkas menjadi separuhnya.
Maka dengan budget Rp200.000 saja para pecinta buku bisa membawa pulang banyak buku lokal, sudah termasuk beberapa judul yang laris.
Kedua, tidak terlalu banyak pilihan buku-buku internasional yang menarik di Big Bad Wolf Yogyakarta kecuali buku anak yang mendominasi. Memang ada buku-buku sejarah dan biografi yang bagus. Namun, buku-buku internasional bertema agama, seni, fotografi, kesehatan, memasak, dan novel roman yang dibawa oleh "Serigala Buruk" ke Yogyakarta sepertinya kurang memenuhi harapan para pecinta buku.
Tips Berburu
Beberapa hal perlu diperhatikan sebelum dan saat menyerbu Big Bad Wolf Yogyakarta. Terlepas apakah hendak datang saat jam-jam ramai atau ingin mencoba sensasi berburu buku saat subuh, informasi berikut mungkin bisa berguna.
Pertama, meski tersedia troli dan keranjang sebagai wadah untuk buku-buku hasil buruan, tidak ada salahnya menggunakan wadah sendiri. Kita diperbolehkan membawa sendiri totebag, koper, atau wadah sejenisnya yang lebih praktis.
Kedua, akan lebih baik menggunakan instrumen pembayaran nontunai. Petugas parkir Big Bad Wolf Yogyakarta dipersenjatai dengan mesin EDC. Dengan kartu uang elektronik saya pun hanya perlu membayar ongkos parkir Rp1.
Pengunjung yang akan membayar secara nontunai juga dilayani di kasir khusus nontunai. Berdasarkan pengalaman saya yang lalu, antrean di kasir nontunai jauh lebih sedikit sehingga lebih cepat dilayani.
Ketiga, sebaiknya tentukan jenis buku yang ingin dicari atau dibeli sejak awal karena ada banyak kategori buku di bazar ini. Sesuaikan dengan minat dan jenis bacaan yang paling dibutuhkan agar tidak asal comot buku mentang-mentang harga diskon.
Perhatian khusus jika ingin membeli buku dari penerbit Indonesia. Tidak banyak judul-judul baru (terbitan 2018-2019) di Big Bad Wolf Yogyakarta. Buku-buku "Serigala Buruk" mayoritas merupakan buku-buku yang lebih lama. Oleh karena itu, jika hendak datang dengan membawa daftar incaran buku-buku terbaru, sebaiknya siapkan rencana cadangan.
Jika datang dengan maksud ingin berburu buku-buku populer dari kelompok penerbit Kompas Gramedia, kecil kemungkinan bisa mendapatkannya di sini.
Walau demikian, bukan berarti Big Bad Wolf Yogyakarta tidak menarik untuk didatangi. Tetap banyak buku bagus yang bisa dibawa pulang dari bazar "Serigala Buruk" ini. Jadi, silakan serbu!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H