Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

"Numpang Makan" di Sanggar Darimu

6 Agustus 2019   13:37 Diperbarui: 7 Agustus 2019   15:28 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sajian yang patut dicoba pertama kali adalah ayam goreng kampungnya. Siapa yang tahan melihat satu ekor utuh ayam kampung goreng dengan rona coklat memerah serta aromanya yang gurih beterbangan?

Ayam kampung goreng | dokpri
Ayam kampung goreng | dokpri
Daging ayam kampung yang biasanya lebih alot ternyata mudah dicabik. Soal rasa, benar-benar alami daging ayam kampung. Dalam dagingnya meresap bumbu rempah Indonesia yang tak pernah gagal. Aroma harum menyelinap dalam perpaduan rasanya yang asin dan manis. Benar-benar ayam goreng kampung tulen yang membuat ketagihan.

Segarnya Petai dan Lezatnya "Jantung Pisang"
Perpaduan sederhana antara ayam kampung goreng dengan nasi hangat, daun pepaya rebus, mentimun, serta sambal terasi saja sudah sangat nikmat. Apalagi, ditambah petai bakar. Nikmatnya melonjak berkali-kali lipat.

Petai yang masih segar dibakar sebentar untuk memancing aromanya keluar. Bagi sebagian orang aroma petai bakar yang menyengat mungkin dihindari. Namun, bagi saya tidak terlalu masalah karena sensasi "kriyuk" saat menggigitnya adalah sebuah kemewahan yang tak tergantikan oleh apapun.

Petai bakar yang dicocol ke dalam sambal terasi untuk menyertai suapan ayam goreng kampung juga merupakan kebaikan bersantap yang tak boleh dilewatkan karena membuat nafsu makan semakin menggelora.

Lalapan mentimun dan daun pepaya rebus (dok. pri).
Lalapan mentimun dan daun pepaya rebus (dok. pri).
Gulai jantung pisang (dok.pri).
Gulai jantung pisang (dok.pri).
Oleh karena itu, acara makan berlanjut ke ronde kedua. Kali ini dengan olahan bunga pisang alias "jantung pisang". Dimasak dengan kuah kuning bersantan ringan hasilnya seperti gulai.

Sayur atau gulai jantung pisang ini segera membuat saya bernostalgia. Dulu saat kecil di mana kebun di samping rumah masih ditanami pohon pisang, ibu sering memasak jantung pisang. Tangan ajaib seorang ibu dan jantung pisang adalah jaminan tersajinya hidangan lezat di meja makan. Hingga kini sayur jantung pisang menjadi salah satu kesukaan saya sekaligus sajian yang paling dirindukan.

Gulai jantung pisang di sini meski tidak sama persis dengan buatan ibu, tapi masih memiliki sepotong kelezatan dan nostalgia tersebut. Ketika dicicipi, terasa tekstur bagian-bagian jantung pisang yang empuk dan bercita rasa unik. Kuahnya lagi-lagi dipenuhi bumbu bercita rasa kuat. Menikmati olahan jantung pisang ini paling pas ditemani tempe goreng yang garing dan gurih.

Sayur Lompong (dok. pri).
Sayur Lompong (dok. pri).
Kenikmatan bertambah lagi dari suguhan lain bernama "lompong", yaitu sejenis keladi yang daun dan tangkai daunnya bisa diolah sebagai sayur. Seperti halnya gulai jantung pisang, tumis daun lompong juga sering saya santap semasa kecil.

Namun, olahan lompong yang disajikan di Sanggar Darimu kali ini berasal dari tangkai daunnya. Cita rasanya ringan dan sedikit pedas. Kemungkinan hanya ditumis dengan bumbu yang tidak terlalu kaya. Tidak masalah karena tanpa banyak imbuhan bumbu justru membuat tekstur alami tangkai daun lompong yang segar masih bisa terlacak. Masakan sayur yang unik ini menjadi variasi yang pas untuk mendampingi gulai jantung pisang.

Mendoan dan Badheg Penutup
Puas menyantap hidangan utama, mulut masih ingin terus mengunyah. Mendoan hangat terlihat sangat menggoda dan memang menjadi "pencuci mulut" yang tepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun