Banyak cara untuk membela negara. Setiap orang atau warga negara bisa mengambil peran bela negara sesuai kapasitas dan kemampuan masing-masing.Â
Bela negara adalah segala sikap dan perilaku yang dijiwai kecintaan kepada tanah air. Â Tidak harus berjibaku dalam tindakan pertahanan fisik. Bentuk upaya apa pun, meski sederhana selama selama ditujukan untuk mendukung keunggulan serta ketahanan bangsa dan negara bisa dimaknai sebagai bela negara. Salah satunya adalah dengan ikut menjaga Stabilitas Sistem Keuangan.
Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 16/11/PBI/2014 menyebutkan bahwa Stabilitas Sistem Keuangan adalah suatu kondisi yang memungkinkan sistem keuangan nasional berfungsi secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap kerentanan internal dan eksternal, sehingga alokasi sumber pendanaan atau pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas perekonomian nasional.Â
Dari "Teknis" ke "Praktis"
Masalahnya istilah maupun definisi Stabilitas Sistem Keuangan masih asing di telinga kebanyakan masyarakat Indonesia.Â
Probo Sukesi dari Bank Indonesia Perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta pada acara Kompasiana Nangkring Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan  di Yogyakarta pada 11 Juli 2019, mengakui bahwa topik Stabilitas Sistem Keuangan lebih sering hadir di meja diskusi para penentu kebijakan, pakar ekonomi dan pengamat.
Selain itu, Bank Indonesia masih kesulitan dalam mensosialisasikan perihal Stabilitas Sistem Keuangan kepada masyarakat, terutama generasi muda. Padahal, sejumlah aspek dalam sistem keuangan bersentuhan langsung dengan kehidupan riil sehari-hari sehingga diperlukan peran masyarakat dalam menjaga sistem keuangan tetap stabil.
Oleh karenanya definisi Stabilitas Sistem Keuangan yang bersifat teknis perlu dipahami secara lebih praktis. Masyarakat akan lebih mudah memahami bahwa Stabilitas Sistem Keuangan adalah kondisi yang mampu melindungi dan menghindarkan negara dari ancaman krisis. Definisi sederhana tersebut mengandung makna praktis yang bisa lebih menggugah kesadaran masyarakat untuk mengembangkan sikap dan perilaku, serta menentukan cara termudah sesuai kapasitasnya dalam menjaga Stabilitas Sistem Keuangan.
Percaya Bank
Kepercayaan adalah kekuatan sekaligus alat pertahanan untuk menghadapi ketidakstabilan dalam banyak hal. Di Indonesia di mana sistem keuangan masih didominasi oleh perbankan, kepercayaan kepada bank sangat menentukan Stabilitas Sistem Keuangan.Â
Memang selama ini faktor penggerak kepercayaan kepada bank lebih banyak bersumber dari bank itu sendiri. Misalnya dengan meningkatkan pelayanan kantor cabang, menambah jumlah ATM, dan memutakhirkan layanan digitalnya. Akan tetapi kepercayaan perlu timbal balik. Kita pun semestinya memberikan kepercayaan yang sama kepada bank.
Setelah menabung, kepercayaan pada bank harus tetap dipelihara. Salah satu caranya dengan menangkal dan tidak mudah mempercayai rumor tentang bank, terutama saat terjadi masalah.
Mari kita ambil contoh kejadian pada 20 Juli 2019 lalu saat sistem Bank Mandiri mengalami error dan menyebabkan saldo tabungan nasabahnya mendadak berubah drastis. Banyak nasabah yang tabungannya menjadi "Nol" rupiah dan ada yang bertambah. Para nasabah yang panik berusaha mendatangi kantor cabang dan ATM Mandiri untuk memastikan nasib tabungannya atau untuk menarik sisa dananya karena khawatir error akan terus berlanjut.
Dalam situasi demikian rumor atau distorsi informasi bisa muncul dan menimbulkan kepanikan yang luas. Bayangkan jika para nasabah bank lain ikut cemas dan melakukan tindakan emosional dengan menarik dananya di bank. Hal seperti ini perlu dicegah karena kekhawatiran berlebihan bisa memicu ketidakpercayaan kepada bank yang pada gilirannya menimbulkan ketidakstabilan sistem keuangan.
Percayalah bank akan berusaha maksimal menangani setiap masalah. Percayalah juga bahwa bank diawasi secara ketat oleh otoritas terkait. Terbukti kemudian Bank Mandiri cukup tanggap dan bisa mengatasi masalah yang terjadi.
Gunakan Uang Elektronik
Selain menabung dan memelihara rasa percaya kepada bank, perilaku lain yang mendukung Stabilitas Sistem Keuangan adalah menggunakan uang elektronik (e-money). Itu yang saya lakukan selama ini.
Saya mulai menggunakan uang elektronik sejak 2014. Uang elektronik pertama saya adalah Gramedia Card-Flazz BCA yang sampai sekarang masih saya gunakan. Seiring waktu saya juga menggunakan TapCash, kartu uang elektronik dari BNI.
Semakin hari saya semakin senang menggunakan uang elektronik. Bahkan, bertambah nyaman saat tahu bahwa bertransaksi secara nontunai dengan uang elektronik ternyata memiliki kaitan dengan Stabilitas Sistem Keuangan.
Mengapa demikian?Â
Uang elektronik adalah salah satu instrumen dalam sistem pembayaran. Sedangkan sistem pembayaran merupakan bagian dari sistem keuangan. Dengan demikian gangguan pada sistem pembayaran bisa mempengaruhi Stabilitas Sistem Keuangan.
Mungkin kita perlu mengingat lagi kejadian pada pertengahan 2017 lalu saat ribuan mesin ATM di tanah air gagal berfungsi. Penyebabnya adalah pergeseran antena satelit Telkom-1 sehingga ATM yang menggunakan layanan satelit parabola menjadi tidak berfungsi. Masalah itu menjadi berita nasional mengingat ATM yang terganggu berasal dari beberapa bank besar seperti BCA, Mandiri, BNI, BRI, dan BTN.Â
ATM yang tidak berfungsi menimbulkan gangguan pada sistem pembayaran karena transaksi penting seperti tarik tunai dan pembayaran tidak bisa dilakukan. Masyarakat pun resah karena hal itu mempengaruhi beberapa kepentingan dan kebutuhannya.Â
Meski demikian ada pelajaran berharga yang dipelajari. Salah satunya terkait tingginya ketergantungan masyarakat pada uang tunai. Dikarenakan tidak bisa menarik tunai di ATM, banyak masyarakat yang panik dan khawatir akan sulit memenuhi kebutuhannya yang biasa didapatkan dengan bertransaksi secara tunai.
Oleh karena itu, ketergantungan yang tinggi pada uang tunai harus dikurangi. Kita perlu meningkatkan kesadaraan dan kebiasaan menggunakan instrumen pembayaran nontunai. Bukan berarti meninggalkan sepenuhnya transaksi secara tunai, tapi demi mengurangi risiko gangguan sistem pembayaran.
Menggunakan uang elektronik merupakan pilihan yang baik. Bagi saya uang elektronik adalah instrumen pembayaran nontunai yang sangat praktis dan fleksibel. Uang elektronik bisa dimiliki siapapun tanpa harus terpaku pada bank tempat menabung karena uang elektronik berbeda dengan kartu debit.Â
Sebagai alat pembayaran, uang elektronik sangat bisa diandalkan. Baik menggunakan uang elektronik berbasis kartu maupun server saya mendapatkan kemudahan sekaligus keuntungan karena transaksi menjadi lebih cepat dan efisien.Â
Namun, penggunaan uang elektronik yang mudah dan praktis harus tetap dikendalikan dengan sikap yang bijak. Perilaku konsumtif, apalagi berbelanja banyak barang mahal secara nontunai juga bisa mempengaruhi inflasi. Jika inflasi terlalu tinggi, Stabilitas Sistem Keuangan akan terganggu.Â
Dukung GPN
Satu lagi tindakan sederhana yang bisa kita lakukan untuk ikut menjaga Stabilitas Sistem Keuangan, yaitu mendukung Gerbang Pembayaran Nasional (GPN).Â
Saya sangat antusias saat Bank Indonesia meluncurkan GPN pada 29 Juli 2018. Hari itu saya mengikuti acaranya yang digelar di sebuah mall di Yogyakarta. Di sana saya sekaligus menukar dua kartu debit lama dengan dua kartu debit baru yang berlogo GPN. Sejak itulah saya memiliki dan menggunakan kartu debit GPN.
Dengan GPN sistem pembayaran nasional menjadi lebih andal dan kuat. Masyarakat bisa menikmati transaksi elektronik secara lebih nyaman melalui berbagai kanal pembayaran yang saling terhubung. Salah satu contohnya adalah kartu debit berlogo GPN dari suatu bank bisa diterima di mesin EDC dari bank lain. Pemrosesan data transaksi GPN yang dilakukan di dalam negeri menjamin keamanan dan perlindungan konsumen/nasabah secara lebih maksimal.
Keunggulan-keunggulan GPN tersebut pada dasarnya merupakan bagian dari instrumen untuk melawan ketidakstabilan dan meminimalkan risiko gangguan Stabilitas Sistem Keuangan. Mendukung GPN sama artinya ikut menjaga sistem keuangan negara kita agar tetap stabil.Â
Meski sederhana dan terkesan sepele, tapi sikap dan tindakan tersebut cukup berarti bagi Stabilitas Sistem Keuangan. Sistem keuangan yang stabil akan mampu memelihara perekonomian pada arah dan tingkat yang positif sehingga pembangunan yang berkelanjutan dan kemakmuran bisa tercapai. Maka lakukanlah semua itu sebagai salah satu bentuk bela negara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H