Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Bela Negara dengan Uang Elektronik dan GPN

3 Agustus 2019   19:20 Diperbarui: 3 Agustus 2019   19:24 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dompet digital uang elektronik LinkAja (dok. pri).

ATM yang tidak berfungsi menimbulkan gangguan pada sistem pembayaran karena transaksi penting seperti tarik tunai dan pembayaran tidak bisa dilakukan. Masyarakat pun resah karena hal itu mempengaruhi beberapa kepentingan dan kebutuhannya. 

Transaksi nontunai yang mudah dan praktis dengan uang elektronik (dok. pri).
Transaksi nontunai yang mudah dan praktis dengan uang elektronik (dok. pri).
Untuk beberapa saat gangguan sistem pembayaran tersebut menjadi ujian bagi sistem keuangan meski skalanya kecil. Beruntung masalah segera teratasi berkat kesigapan dan kerjasama antara Bank Indonesia dengan sejumlah otoritas terkait sehingga tidak sampai berdampak sistemik atau menimbulkan ketidakstabilan sistem keuangan.

Meski demikian ada pelajaran berharga yang dipelajari. Salah satunya terkait tingginya ketergantungan masyarakat pada uang tunai. Dikarenakan tidak bisa menarik tunai di ATM, banyak masyarakat yang panik dan khawatir akan sulit memenuhi kebutuhannya yang biasa didapatkan dengan bertransaksi secara tunai.

Oleh karena itu, ketergantungan yang tinggi pada uang tunai harus dikurangi. Kita perlu meningkatkan kesadaraan dan kebiasaan menggunakan instrumen pembayaran nontunai. Bukan berarti meninggalkan sepenuhnya transaksi secara tunai, tapi demi mengurangi risiko gangguan sistem pembayaran.

Menggunakan uang elektronik merupakan pilihan yang baik. Bagi saya uang elektronik adalah instrumen pembayaran nontunai yang sangat praktis dan fleksibel. Uang elektronik bisa dimiliki siapapun tanpa harus terpaku pada bank tempat menabung karena uang elektronik berbeda dengan kartu debit. 

Sebagai alat pembayaran, uang elektronik sangat bisa diandalkan. Baik menggunakan uang elektronik berbasis kartu maupun server saya mendapatkan kemudahan sekaligus keuntungan karena transaksi menjadi lebih cepat dan efisien. 

Uang elektronik GoPay (dok. pri).
Uang elektronik GoPay (dok. pri).
Penetrasi uang elektronik yang semakin luas serta diterima di banyak tempat membuat banyak kebutuhan bisa dibayar dengan uang elektronik. Satu hal yang terpenting bahwa dengan menggunakan uang elektronik, saya dan kita semua telah ikut mengupayakan  terjaganya Stabilitas Sistem Keuangan.

Namun, penggunaan uang elektronik yang mudah dan praktis harus tetap dikendalikan dengan sikap yang bijak. Perilaku konsumtif, apalagi berbelanja banyak barang mahal secara nontunai juga bisa mempengaruhi inflasi. Jika inflasi terlalu tinggi, Stabilitas Sistem Keuangan akan terganggu. 

Dukung GPN

Satu lagi tindakan sederhana yang bisa kita lakukan untuk ikut menjaga Stabilitas Sistem Keuangan, yaitu mendukung Gerbang Pembayaran Nasional (GPN). 

Saya sangat antusias saat Bank Indonesia meluncurkan GPN pada 29 Juli 2018. Hari itu saya mengikuti acaranya yang digelar di sebuah mall di Yogyakarta. Di sana saya sekaligus menukar dua kartu debit lama dengan dua kartu debit baru yang berlogo GPN. Sejak itulah saya memiliki dan menggunakan kartu debit GPN.

Peluncuran Gerbang Pembayaran Nasional oleh Bank Indonesia pada 29 Juli 2018 (dok. pri).
Peluncuran Gerbang Pembayaran Nasional oleh Bank Indonesia pada 29 Juli 2018 (dok. pri).
Gerbang Pembayaran Nasional merupakan upaya Bank Indonesia untuk meningkatkan pelayanan sistem perbankan Indonesia dengan mendorong integrasi sistem pembayaran agar semakin efisien dan inklusif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun