Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Bela Negara dengan Uang Elektronik dan GPN

3 Agustus 2019   19:20 Diperbarui: 3 Agustus 2019   19:24 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dompet digital uang elektronik LinkAja (dok. pri).

Setelah menabung, kepercayaan pada bank harus tetap dipelihara. Salah satu caranya dengan menangkal dan tidak mudah mempercayai rumor tentang bank, terutama saat terjadi masalah.

Mari kita ambil contoh kejadian pada 20 Juli 2019 lalu saat sistem Bank Mandiri mengalami error dan menyebabkan saldo tabungan nasabahnya mendadak berubah drastis. Banyak nasabah yang tabungannya menjadi "Nol" rupiah dan ada yang bertambah. Para nasabah yang panik berusaha mendatangi kantor cabang dan ATM Mandiri untuk memastikan nasib tabungannya atau untuk menarik sisa dananya karena khawatir error akan terus berlanjut.

Dalam situasi demikian rumor atau distorsi informasi bisa muncul dan menimbulkan kepanikan yang luas. Bayangkan jika para nasabah bank lain ikut cemas dan melakukan tindakan emosional dengan menarik dananya di bank. Hal seperti ini perlu dicegah karena kekhawatiran berlebihan bisa memicu ketidakpercayaan kepada bank yang pada gilirannya menimbulkan ketidakstabilan sistem keuangan.

Percayalah bank akan berusaha maksimal menangani setiap masalah. Percayalah juga bahwa bank diawasi secara ketat oleh otoritas terkait. Terbukti kemudian Bank Mandiri cukup tanggap dan bisa mengatasi masalah yang terjadi.

Gunakan Uang Elektronik

Selain menabung dan memelihara rasa percaya kepada bank, perilaku lain yang mendukung Stabilitas Sistem Keuangan adalah menggunakan uang elektronik (e-money). Itu yang saya lakukan selama ini.

Saya mulai menggunakan uang elektronik sejak 2014. Uang elektronik pertama saya adalah Gramedia Card-Flazz BCA yang sampai sekarang masih saya gunakan. Seiring waktu saya juga menggunakan TapCash, kartu uang elektronik dari BNI.

Kartu uang elektronik TapCash dan Flazz (dok. pri).
Kartu uang elektronik TapCash dan Flazz (dok. pri).
Perkembangan teknologi dan keuangan digital menghadirkan jenis uang elektronik baru yang berbasis server. Bentuknya berupa dompet digital yang bisa diakses melalui mobile application di smartphone. Sebut saja yang populer saat ini adalah GoPay, OVO, LinkAja, dan DANA. Saya pun sering menggunakan GoPay dan LinkAja.

Semakin hari saya semakin senang menggunakan uang elektronik. Bahkan, bertambah nyaman saat tahu bahwa bertransaksi secara nontunai dengan uang elektronik ternyata memiliki kaitan dengan Stabilitas Sistem Keuangan.

Mengapa demikian? 

Uang elektronik adalah salah satu instrumen dalam sistem pembayaran. Sedangkan sistem pembayaran merupakan bagian dari sistem keuangan. Dengan demikian gangguan pada sistem pembayaran bisa mempengaruhi Stabilitas Sistem Keuangan.

Mungkin kita perlu mengingat lagi kejadian pada pertengahan 2017 lalu saat ribuan mesin ATM di tanah air gagal berfungsi. Penyebabnya adalah pergeseran antena satelit Telkom-1 sehingga ATM yang menggunakan layanan satelit parabola menjadi tidak berfungsi. Masalah itu menjadi berita nasional mengingat ATM yang terganggu berasal dari beberapa bank besar seperti BCA, Mandiri, BNI, BRI, dan BTN. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun