Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama FEATURED

Melindungi Para "Pengabdi Cashback" dan "Pemuja Diskon" saat Ramadan

8 Mei 2019   11:09 Diperbarui: 8 Mei 2021   07:19 1092
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rayuan dan godaan Ramadan masa kini dalam bentuk penawaran belanja online (dok. pri).

Pengalaman belanja daring membelikan ponsel untuk orang tua. Cukup mudah dan praktis, tapi ada risiko tersendiri (dok. pri).
Pengalaman belanja daring membelikan ponsel untuk orang tua. Cukup mudah dan praktis, tapi ada risiko tersendiri (dok. pri).
Kemudahan dan kepraktisan layanan tekfin membuat orang lupa dengan sisi kelemahannya yang juga tak kecil. Rayuan cashback dan diskon membuat orang melupakan risiko keamanannya. Inklusivitas sistem pembayaran perbankan juga cenderung membuat konsumen lengah akan ancaman yang mengintai.

Sesekali cermati linimasa akun media sosial layanan pelanggan dari sejumlah marketplace dan penyedia layanan dompet digital. Kita akan menemukan sederet aduan soal penipuan marketplace, tentang saldo dompet digital yang tiba-tiba terkuras, dan akun yang diretas lalu digunakan untuk memesan dengan menggunakan saldo yang tersimpan. Bahkan masih sering terjadi pemilik dompet digital menjadi korban penipuan melalui telepon dan email. 

Ini menunjukkan bahwa sesungguhnya tidak ada celah yang begitu rentan terpapar kejahatan cyber selain layanan tekfin, dompet digital, dan belanja daring. Di balik kemudahannya, layanan transaksi keuangan modern memiliki ancaman tersendiri. Potensi ancamannya meningkat bila kita tidak hati-hati dan mudah tergiur oleh rayuan.

Untuk mengurangi potensi ancaman dan risikonya, kita harus bijak dalam memutuskan  pilihan bertransaksi atau berbelanja daring. Selektif terhadap dompet digital dan memikirkan ulang kebiasaan dalam penggunaannya akan sangat membantu. Sudah saatnya pula kita mencermati lebih dalam setiap akun belanja daring yang kita miliki.

Pertama, aktifkan semua fitur keamanan yang disediakan oleh layanan tekfin maupun belanja daring. Ini mungkin akan sedikit rumit pada awalnya. Namun, saat ini tidak cukup hanya menggunakan pasangan username dan password. 

Jika ada opsi perlindungan keamanan tambahan seperti token dan otorisasi ganda, mengaktifkannya adalah keputusan yang baik. Sebaliknya, jika aplikasi layanan tekfin atau belanja daring belum memiliki sistem perlindungan tambahan, kita perlu mempertimbangkan ulang untuk menggunakannya lebih jauh. 

Kedua, sebuah pedoman dalam literasi keuangan "jangan menempatkan uangmu hanya di satu tempat" ternyata tidak cukup relevan dengan dompet digital. Menabung di beberapa bank memang baik, tapi untuk saat ini sebaiknya jangan membagi uang kita ke dalam banyak dompet digital hanya karena rayuan keuntungan penggunaannya.

Memang dengan memiliki OVO di Tokopedia, Shopee Pay di Shopee, dan DANA di Bukalapak, pengguna akan mendapatkan diskon atau cashback yang lebih besar. Tapi, sekali kita menyerahkan lebih banyak uang ke berbagai dompet digital, itu artinya kita menyerahkan sebagian harta, informasi diri, dan privasi kita kepada sistem yang risiko-risikonya belum kita pahami benar. 

Satu hal lagi, "menabung" banyak uang di dompet-dompet digital tidak akan membuat uang kita bertambah.

Di balik kemudahan dan keuntungan menggunakan dompet digital, ada risiko besar tentang keamanan dan privasi penggunanya (dok. pri).
Di balik kemudahan dan keuntungan menggunakan dompet digital, ada risiko besar tentang keamanan dan privasi penggunanya (dok. pri).
Ketiga, bila kita telanjur menggunakan beberapa dompet digital karena alasan kebutuhan yang khas, pertimbangkan secara matang sebelum melakukan upgrade layanannya. 

Mekanisme upgrade dompet digital saat ini membutuhkan tidak hanya data diri, tapi juga foto diri dan lampiran kartu identitas. Sekali kita mengunggah kartu identitas, saat itu pula informasi-informasi penting tentang diri kita telah berpindah dan sayangnya kita tidak memiliki kemampuan untuk mengawasi pemanfaatnnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun