Kepada rakyat sebuah pertanyaan secara berulang-ulang disodorkan keras-keras melalui pidato: "Buat apa memilih lagi pemimpin yang membuat kecewa? Itu sama saja mengulang kesenduan. Lihatlah, telah ada di depan kalian yang baru (meski tidak benar-benar baru) yakni aku, Prabowo".
Sekarang lanjut ke bagian berikutnya.
"Separuh jalan pernah dilewati/meski ada kecewa
Aku yang dulu tak begitu lagi/takkan kuulangi
Jangan dulu engkau berpaling/beriku kesempatan
Aku ingin dirimu/tetap jadi milikku
Bersamaku mulai hari baru/hilang ruang untuk cinta yang lain"
Lirik di atas menjadi milik Glenn Fredly dan dibawakan sebagai antitesis dari bagian yang dinyanyikan Tulus. Oleh karena itu, tidak ada interpretasi lain yang tepat selain bahwa itu adalah bagian yang mampu mewakili sisi rayuan Pak Jokowi.
Perlu diakui bahwa selama 5 tahun atau separuh jalan dari masa 2 periode yang diharapkan, ada sejumlah kekurangan pemerintahan Jokowi dalam menangani masalah yang muncul. Di antara capaian-capaian keberhasilan yang diraih, ada penuntasan kasus pelanggaran HAM yang masih tercecer dan perlindungan bagi kaum minoritas yang jelas masih tertinggal. Ini adalah salah satu yang mengecewakan.
Meski demikian bagi Jokowi tetap ada alasan yang cukup untuk meyakinkan rakyat agar tetap percaya pada kepemimpinannya. Rakyat tak perlu berpaling dan hanya perlu memberinya kesempatan untuk menyelesaikan segala urusan yang belum tuntas. Termasuk janji dan rayuannya adalah tidak mengulangi segala kekeliruan yang pernah dibuat.
"Lupakan dia pergi denganku/
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!