Masa-masa saya giat membaca Nh. Dini (juga Mira W dan Marga T) adalah saat di mana saya lebih menyukai membaca karya fiksi dan tidak berminat untuk membaca fiksi lain selain tulisan Dini, Mira, dan Marga. Masa-masa itu adalah masa ketika setiap kali saya ke toko buku, nama yang pertama-tama saya cari adalah Nh. Dini, Mira W, dan Marga T. Masa di mana saya mulai mengumpulkan karya-karya ketiganya adalah saat di mana saya dianggap aneh oleh kakak perempuan saya. Ia menganggap selera saya terlalu jadul: sudah menyukai band jadul KAHITNA, buku-buku bacaannya juga tak kalah jadul.
***
Mengapa saya menyukai karya-karya Nh. Dini?
Alasan utamanya adalah karena Dini sangat fasih bercerita tentang orang-orang kecil, keluarga miskin, anak yatim, pedagang asongan, dan pembantu rumah tangga. Kefasihan yang sama juga ia perlihatkan manakala menulis cerita tentang orang-orang kaya dan kaum mapan.Â
Dini menampilkan manusia secara apa adanya. Cobalah untuk membaca Pertemuan Dua Hati. Di dalam karya lawas yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama itu tampak jelas ketajamannya dalam menyorot realita seorang anak yang bermasalah.
Waskito, si anak bermasalah itu adalah murid yang nakal dan sukar ditangani. Ia suka membolos dan nakal. Tidak mudah untuk membimbingnya. Akan tetapi sentuhan hati seorang guru bernama Bu Suci melalui perjuangan yang berliku berhasil mengubah Waskito menjadi anak yang lebih baik.
Imajinasi karyanya terkendali dengan baik. Selain itu, Dini bukan penulis yang suka mengumbar kata-kata mutiara untuk memperlihatkan kebermaknaan karyanya.
Setiap karyanya dekat dengan realitas. Mengikuti kalimat-kalimatnya, yang ada saya seperti mendengarkan ada orang yang sedang bercerita langsung di samping saya. Kesan dekat dan nyata dari sebuah karya hanya bisa dilahirkan dari penulis yang melibatkan empatinya dan mampu merasakan dengan baik gejolak lingkungannya. Itulah Nh. Dini yang sosok dan karyanya takkan terganti.
Baca juga: Mengkoleksi Karya Mira W
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H