Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Al Quran dan Para Pengabdi Hoaks

1 November 2018   16:59 Diperbarui: 2 November 2018   12:16 1537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selamat membaca! (dok. pri).

Hoaks menurut Alquran (dok. pri).
Hoaks menurut Alquran (dok. pri).
Prinsip berikutnya dalam memerangi hoaks adalah Tabayyun, yakni mencari bukti dan kebenaran. Perintah untuk bertabayyun salah satunya ditegaskan dalam Surat Al Hujurat ayat 6. Dalam surat tersebut terdapat teladan dari perilaku Nabi Muhammad yang mencari tahu kebenaran adanya ancaman pembunuhan dari Bani Mushthaliq. Meski informasi itu dibawa oleh utusannya sendiri, tapi nabi tidak langsung percaya. Akhirnya terbukti bahwa informasi itu tidak benar.

Tawaqquf yaitu menahan diri juga penting untuk memerangi hoaks. Menahan diri yang dimaksud adalah tidak mudah percaya pada sebuah informasi tanpa memiliki dasar pengetahuan dan pengalaman yang cukup. Menahan diri juga berarti tidak gegabah menyebarkan informasi yang tidak diketahui dan tidak dilihatnya sendiri. Dalam Al Quran prinsip Tawaqquf dijelaskan dalam Surat Al Isra ayat 36.

Dalam Surat An Nisa ayat 140, Allah juga memerintahkan untuk menghindari orang-orang yang gemar memproduksi dan menyebarkan kebohongan. Dijelaskan bahwa jika ada mukmin duduk bersama mereka dan tidak mengingkari perbuatan buruknya, maka ia bagian dari mereka. 

Dalam konteks fenomena hoaks saat ini, umat Islam sudah seharusnya menolak dan meninggalkan forum-forum, termasuk grup-grup media sosial yang menjadi pabrik hoaks. Jika tidak maka ia akan menanggung dosa yang sama.

Buku ini juga menekankan pentingnya pembinaan dalam tubuh umat Islam sebagai salah satu cara memerangi hoaks. Kelemahan dalam diri sebagian umat Islam, yakni fanatisme buta dan dangkalnya pemahaman terhadap esensi agama membuat sebagian umat Islam mudah terkena propaganda dan dimanipulasi untuk ikut menyebarkan hoaks. 

Waktu yang Tepat

Ada tiga alasan mengapa buku "Klarifikasi Al Quran Atas Berita Hoax" perlu dibaca. Pertama, buku ini merupakan respon atas fenomena hoaks yang semakin menjerumuskan masyarakat, termasuk umat Islam sendiri. 

Ada tantangan besar di tengah-tengah masyarakat saat ini yang seolah menganggap hoaks sebagai masalah kecil karena semakin terbiasa. Bahkan, dalam kontes politik perilaku memproduksi dan menyebarkan hoaks seolah dianggap "halal" untuk meraih kemenangan. Kecenderungan ini tidak bisa dibiarkan. 

Kedua, masyarakat perlu diberi petunjuk untuk tidak membiarkan dan mengikuti perilaku hoaks. Dengan meninjau peristiwa-peristiwa hoaks yang terjadi dalam sejarah Islam dan mengartikulasikan firman-firman Allah serta hadist nabi, Idnan mengaktualisasi pengetahuan untuk menjelaskan fenomena hoaks saat ini. Oleh karena itu, selain penting dan relevan untuk dibaca oleh umat Islam, buku ini juga bisa menjadi sumber pengetahuan bagi siapapun.

Ketiga, membaca buku ini bisa membantu kita mengevaluasi nilai-nilai moral kita sebagai manusia yang beriman. Buku ini mengajak pembacanya berpikir mengenai peran dan kedudukannya sebagai umat beragama di tengah-tengah fenomena hoaks. Umat Islam yang terbiasa dengan hoaks akan cenderung menganggap remeh dosa-dosa dan maksiat lainnya. Tanpa disadari sendi-sendi keimanan dalam dirinya menjadi rapuh dan kehilangan penghayatan terhadap esensi ajaran Islam.

Selamat membaca! (dok. pri).
Selamat membaca! (dok. pri).
Memang ada sedikit kekurangan dalam buku ini. Di antaranya adalah penulisan "hoax" dan "hoaks" yang kurang konsisten pada sampul dan halaman depan. Idnan juga kurang teliti dalam merinci urutan solusi mengatasi hoaks pada bab IV. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun