Pada Kamis sore, 30 Agustus 2018, saya berbelanja buku di Bentara Budaya Kompas Yogyakarta. Ada bazar Kumur-kumur Buku Kompas di mana buku-buku terbaru dari Penerbit Buku Kompas dijual dengan diskon 30-50%, sementara buku-buku yang lebih lama (terbitan 2012-2015) dihargai Rp10.000-20.000.
Kali ini saya membeli delapan buku. Oleh karena semuanya bagus dan ada yang telah saya incar sejak lama, ada baiknya saya sebutkan judulnya, yaitu Drupadi (Putur Fajar Arcana), Teman Duduk (Daoed Joesoef), Surabaya Tumpah Darahku (Suparto Brata), Rakyatisme (Alois A. Nugroho), Menitip Mayat di Bali (Gde Aryantha Soethama), Seputar Proklamasi Kemerdekaan (Hendri F. Isnaeni, ed), Seribu Senyum dan Setetes Air Mata (Myra Sidharta), dan Crazy Little Heaven (Mark Heyward). Delapan buku itu hanya dihargai Rp175.000, sangat murah karena jika mengikuti harga pada katalog Buku Kompas totalnya lebih dari Rp500.000.
Awalnya saya membayar empat buku secara tunai karena kasir hanya menerima pembayaran tunai. Tapi ternyata ada satu kasir lainnya yang dilengkapi mesin EDC BCA. Saya pun beralih ke kasir tersebut untuk mencoba melakukan pembayaran buku-buku selanjutnya. Saat mengatakan hendak membayar menggunakan kartu debet BNI, petugas kasir melayani meski kartu debit saya berbeda dengan mesin EDC yang tersedia.
Dengan cepat dan sigap petugas memasukkan ujung kartu debit BNI saya ke mesin EDC BCA tersebut. Gantian saya memasukkan PIN untuk menyelesaikan pembayaran. Pembayaran pun berhasil dan kertas bukti transaksi keluar dari mesin EDC.
Selain pembayaran berhasil, saya juga tidak dikenakan biaya transaksi meski kartu debit saya dan mesin EDC yang digunakan berasal dari dua bank berbeda.
Dengan GPN biaya transaksi yang biasanya dibebankan kepada pemilik kartu akan turun dan bahkan gratis. Pengalaman saya sore itu setidaknya membuktikan bahwa penggunaan kartu debet BNI berlogo GPN memang tidak dikenakan biaya tambahan.
Soal biaya ini juga pernah saya dengar dari petugas customer service Bank Syariah Mandiri saat saya mengunjung Graha Syariah Mandiri Yogyakarta pada 30 Juli 2018. Saat itu petugas menjelaskan bahwa membayar dengan kartu debet BSM berlogo GPN pada EDC bank manapun tidak dikenakan biaya tambahan.
Saya pun membuktikannya. Sudah tiga kali saya menggunakan kartu debit BSM untuk melakukan pembayaran di tempat yang berbeda. Sebelum membayar saya menanyakan perihal biaya tambahan kepada kasir dan dijawab bahwa hal itu tidak ada. Sampai di sini bisa dikatakan bahwa keuntungan yang ditawarkan oleh Gerbang Pembayaran Nasional dapat dirasakan.
Namun, aturan atau kebijakan GPN tampaknya belum diterima atau diterapkan secara luas. Masih dijumpai penerapan yang berbeda di beberapa tempat. Soal pengenaan biaya tambahan, misalnya, di sebuah toko buku di Yogyakarta pembayaran dengan kartu debit berlogo GPN masih dikenakan tambahan biaya 1,5%.
Saat ditanyakan kepada petugas kasir, hanya disebutkan bahwa aturan tokonya belum berubah. Tidak jelas aturan apa yang dimaksud. Oleh karena itu, meski menggunakan kartu debet GPN lebih baik selalu menanyakan perihal kebijakan biaya tambahan kepada kasir sebelum membayar.