Kenyataannya Gregoria memang kalah oleh Sindhu dengan skor 12-21 dan 15-21. Â Tapi kenyataan juga memperlihatkan ia melakukan lompatan-lompatan penting saat menghadapi pemain peringkat 3 dunia tersebut. Terlihat daya juangnya yang semakin baik. Kepercayaan diri setelah mampu mengalahkan Akane dan Sung Ji Hyun dibawanya untuk menghadapi Sindhu.
Meski usai pertandingan ia mengaku tidak bisa mengembangkan permainannya sendiri karena tertekan oleh agresivitas Sindhu, tapi siapapun yang jeli pasti akan mendapati betapa Gregoria sudah banyak berubah. Pola permainanya lebih variatif. Ia memang lamban beradaptasi dengan gaya permainan lawan, tapi pada dasarnya ia memberikan perlawanan dengan cara yang baru yang membuat saya menikmati pertandingannya.
Pada pertandingan itu secara agak mengejutkan Gregoria sering memberikan pukulan silang ke arah depan net. Menariknya lagi, banyak drop shot silangnya yang menghasilkan angka atau merepotkan Sindhu. Lihat saja bagaimana ia menaruh shuttlecock di dekat net lewat pukulan silang yang halus dan tak mampu dijangkau Sindhu saat kedudukan 8-10 dan 10-14 pada set pertama. Pada set kedua, pukulan-pukulan silang yang sama kembali memberikan sejumlah angka. Kedudukan 8-12, 10-12, dan 11-14 diwarnai oleh kesuksesannya meletakkan bola dengan sangat manis di area depan.
Di antara lompatan-lompatan menyenangkan yang dibuat Gregoria pada Asian Games 2018, baik di nomor beregu maupun perorangan, memang masih terlihat kelemahannya sebagai pemain muda. Selain kelincahan dan footwalk yang perlu ditingkatkan, ia juga masih kesulitan saat harus menghadapi pemain dengan postur lebih tinggi dan cepat seperti Sindhu. Bandingkan ketika ia mengalahkan Sung Ji Hyun yang meski lebih tinggi, tapi tidak terlalu cepat. Atau saat mengalahkan Akane Yamaguchi yang begitu lincah tapi memiliki postur yang pendek sehingga Gregoria bisa lebih menyerang.
Gregoria Mariska belum mampu untuk keluar dari tekanan secara cepat. Â Pada pertandingan melawan Sindhu hal itu terlihat jelas. Beberapa kali ia kurang siap menghadapi smash. Sementara pukulan lob ke arah belakang sering keluar dan buangannya saat diserang justru menjadi senjata bagi Sindu untuk menekannya kembali.
Juara dunia junior tahun 2017 ini juga masih kurang sabar dalam merancang serangan. Beberapa kali ia mendapat momentum dan berhasil memperkecil ketertinggalan, tapi tidak dilakukan secara konsisten sehingga setelah hanya berselisih dua poin, ia kembali tertinggal jauh hingga tak mampu mengejar.
Namun, apapun itu Gregoria Mariska telah memberikan harapan lewat penampilan baiknya di arena Asian Games 2018. Lompatan-lompatan yang ia buat memberikan harapan. Semoga ia selalu memiliki semangat dan terus mendapat dukungan agar bisa terus melompat menjadi pebulu tangkis tunggal putri yang hebat.
Kita berharap dukungan perusahaan seperti APP Sinarmas pada olahraga nasional tidak akan berhenti pada Asian Games 2018. Seterusnya, penting bagi APP Sinarmas untuk melanjutkan kontribusi positifnya lebih jauh pada pengembangan dan pembinaan olahraga di negeri ini, terutama bulutangkis.Â
Berbagai cara bisa ditempuh, seperti menjadi sponsor atlet, sponsor kejuaraan, hingga membangun fasilitas pelatihan setara pelatnas di daerah-daerah. Dengan cara itu diharapkan akan muncul lebih banyak bibit pemain muda seperti Gregoria Mariska. Melalui cara yang sama pula pemain seperti Gregoria Mariska bisa terus melompat. Semoga lompatan-lompatan Jorji berikutnya akan membawanya menggapai emas untuk Indonesia.