Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Menikmati "Lompatan" Gregoria Mariska di Asian Games 2018

27 Agustus 2018   18:13 Diperbarui: 27 Agustus 2018   18:13 779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gregoria Mariska di Asian Games 2018 (badmintonindonesia.org).

Sabtu (25/8/2018) sore suasana arena badminton Asian Games 2018 di Istora Senayan Jakarta mendadak jadi lebih "tenang". Teriakan keras yang biasanya menggaungkan nama "Indonesia..Indonesia...!" tidak banyak terdengar. Begitu pula tepuk tangan dan tetabuhan yang sering menggema setiap kali ada pemain Indonesia bertanding, seperti teredam oleh sesuatu yang tidak jelas sebabnya. Padahal, saat itu tunggal putri nomor satu Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung sedang bertarung menghadapi jagoan India, PV Sindhu.

Entah apa yang membuat gelora dan gemuruh penonton menurun. Apakah karena penonton kelelahan karena beberapa menit sebelumnya baru saja berlangsung pertarungan mendebarkan antara Greysia Polii/Apriani Rahayu melawan ganda putri China. Pertandingan itu memang tidak hanya menguras daya tahan pemain, tapi juga membuat penonton tak bisa lepas dari ketegangan menyaksikan ganda putri Indonesia berusaha lolos dari lubang jarum.

Ataukah karena banyak penonton merasa pasrah dan menganggap Gregoria Mariska tidak akan bisa meladeni Sindhu yang seorang peraih medali perak di Olimpiade Rio 2016. 

Si Jorji, begitu panggilan Gregoria, barangkali diprediksi hanya akan merepotkan Sindhu beberapa saat, tapi kemudian akhirnya kalah juga. Semoga bukan hal ini yang membuat Istora kehilangan gelora sore itu karena sesungguhnya sepanjang perhelatan bulutangkis Asian Games 2018 ini, dari semua anggota tim putri bulutangkis Indonesia, penampilan Gregoria Mariska justru yang paling menggembirakan.

Sabtu itu, dari semua pertandingan yang melibatkan pemain Indonesia, hanya partai Gregoria Mariska melawan PV Sindhu yang saya tonton tanpa jeda dari layar siaran Indosiar. 

Bagi saya sejak pertandingan pertama di kategori beregu, Gregoria Mariska telah melompat beberapa kali dan setiap lompatannya membawa harapan sekaligus membuat catatan penting. Itulah membuat penampilan Gregoria Mariska kali ini lebih menarik untuk diikuti. 

Pada Asian Games 2018 saya pun lebih antusias menunggu dan menikmati lompatan Gregoria Mariska dibanding pertunjukkan "Minions" Kevin/Gideon atau pesona Jonatan "Jojo" Christie.

Bukan lompatan dalam arti sebenarnya, yakni tubuh Jorji melenting ke atas. Gregoria Mariska bukan Tai Tzu Ying yang bisa melancarkan smash keras sambil melompat layaknya pemain putra. Atlet asal Wonogiri itu juga belum seperti Nozomi Okuhara yang bisa dengan cepat berpindah dari satu sudut lapangan ke sudut lainnya untuk menjemput shuttle cock. Jika dibandingkan dengan Sindhu yang jadi lawannya sore itu pun Gregoria Mariska masih tertinggal.

Akan tetapi, lompatan-lompatan Jorji adalah kualitas permainannya yang berkembang. Lompatan itu ia perlihatkan saat mengalahkan Akane Yamaguchi (Jepang) dan Sung Ji Hyun (Korea Selatan). Perlu dicatat bahwa Akane dan Ji Hyun adalah pemain yang jauh lebih mapan, baik secara peringkat, prestasi, maupun teknik. Toh, keduanya sanggup dikalahkan oleh Gregoria dengan rubber set.

Dua kemenangan atas pemain top dunia itu mewarnai catatan impresif Jorji di pertandingan beregu Asian Games 2018. Ia adalah pemain penting dalam keberhasilan tim putri Indonesia meraih perunggu. Oleh karena itu, sangat mengherankan bagi saya saat mengetahui Gregoria Mariska tidak mendapatkan dukungan maksimal dari para penonton saat melawan Sindhu di nomor perseorangan. Sementara terlihat ia sedang berproses untuk mencoba melompat kembali.

Mestinya ia terus didukung. Barangkali jika saat itu penonton tetap berteriak kencang sambil meneriakkan namanya atau nama Indonesia, Gregoria Mariska bisa menciptakan kejutan lagi dengan lompatan-lompatan yang dibuatnya.

Kenyataannya Gregoria memang kalah oleh Sindhu dengan skor 12-21 dan 15-21.  Tapi kenyataan juga memperlihatkan ia melakukan lompatan-lompatan penting saat menghadapi pemain peringkat 3 dunia tersebut. Terlihat daya juangnya yang semakin baik. Kepercayaan diri setelah mampu mengalahkan Akane dan Sung Ji Hyun dibawanya untuk menghadapi Sindhu.

Meski usai pertandingan ia mengaku tidak bisa mengembangkan permainannya sendiri karena tertekan oleh agresivitas Sindhu, tapi siapapun yang jeli pasti akan mendapati betapa Gregoria sudah banyak berubah. Pola permainanya lebih variatif. Ia memang lamban beradaptasi dengan gaya permainan lawan, tapi pada dasarnya ia memberikan perlawanan dengan cara yang baru yang membuat saya menikmati pertandingannya.

Pada pertandingan itu secara agak mengejutkan Gregoria sering memberikan pukulan silang ke arah depan net. Menariknya lagi, banyak drop shot silangnya yang menghasilkan angka atau merepotkan Sindhu. Lihat saja bagaimana ia menaruh shuttlecock di dekat net lewat pukulan silang yang halus dan tak mampu dijangkau Sindhu saat kedudukan 8-10 dan 10-14 pada set pertama. Pada set kedua, pukulan-pukulan silang yang sama kembali memberikan sejumlah angka. Kedudukan 8-12, 10-12, dan 11-14 diwarnai oleh kesuksesannya meletakkan bola dengan sangat manis di area depan.

Gregoria Mariska tampil cukup baik di Asian Games 2018. Ia menorehkan sejumlah lompatan penting dalam prosesnya menjadi pemain hebat (badmintonindonesia.org).
Gregoria Mariska tampil cukup baik di Asian Games 2018. Ia menorehkan sejumlah lompatan penting dalam prosesnya menjadi pemain hebat (badmintonindonesia.org).
Variasi pukulan dan keberanian Gregoria melawan dengan beberapa kali melakukan drop shot silang memperlihatkan bahwa visi bermainnya telah melompat. Terlihat pula bahwa ketahanan fisik dan akurasi pukulannya telah meningkat. Ini membuatnya bisa memberikan perlawanan sekaligus menghadirkan permainan yang menarik, meski itu belum cukup untuk menghentikan Sindhu.

Di antara lompatan-lompatan menyenangkan yang dibuat Gregoria pada Asian Games 2018, baik di nomor beregu maupun perorangan, memang masih terlihat kelemahannya sebagai pemain muda. Selain kelincahan dan footwalk yang perlu ditingkatkan, ia juga masih kesulitan saat harus menghadapi pemain dengan postur lebih tinggi dan cepat seperti Sindhu. Bandingkan ketika ia mengalahkan Sung Ji Hyun yang meski lebih tinggi, tapi tidak terlalu cepat. Atau saat mengalahkan Akane Yamaguchi yang begitu lincah tapi memiliki postur yang pendek sehingga Gregoria bisa lebih menyerang.

Gregoria Mariska belum mampu untuk keluar dari tekanan secara cepat.  Pada pertandingan melawan Sindhu hal itu terlihat jelas. Beberapa kali ia kurang siap menghadapi smash. Sementara pukulan lob ke arah belakang sering keluar dan buangannya saat diserang justru menjadi senjata bagi Sindu untuk menekannya kembali.

Juara dunia junior tahun 2017 ini juga masih kurang sabar dalam merancang serangan. Beberapa kali ia mendapat momentum dan berhasil memperkecil ketertinggalan, tapi tidak dilakukan secara konsisten sehingga setelah hanya berselisih dua poin, ia kembali tertinggal jauh hingga tak mampu mengejar.

Namun, apapun itu Gregoria Mariska telah memberikan harapan lewat penampilan baiknya di arena Asian Games 2018. Lompatan-lompatan yang ia buat memberikan harapan. Semoga ia selalu memiliki semangat dan terus mendapat dukungan agar bisa terus melompat menjadi pebulu tangkis tunggal putri yang hebat.

Gulungan kertas hasil produksi di pabrik Asia Pulp Paper (APP) Sinarmas di Riau (dok. pri).
Gulungan kertas hasil produksi di pabrik Asia Pulp Paper (APP) Sinarmas di Riau (dok. pri).
Bicara soal dukungan, kita pun patut berbangga dengan banyaknya perusahaan besar nasional yang terlibat dan mendukung penyelenggaraan Asian Games 2018. Melihat  sudut-sudut dan sekeliling arena pertandingan menampilkan nama atau logo berbagai perusahaan nasional itu rasanya sama menyenangkannya dengan melihat perjuangan atlet Indonesia. Salah satunya adalah Asia Pulp Paper (APP) Sinarmas. Produsen pulp, kertas, dan produk-produk turunannya ini berkontribusi sebagai official partner Asian Games 2018.

Kita berharap dukungan perusahaan seperti APP Sinarmas pada olahraga nasional tidak akan berhenti pada Asian Games 2018. Seterusnya, penting bagi APP Sinarmas untuk melanjutkan kontribusi positifnya lebih jauh pada pengembangan dan pembinaan olahraga di negeri ini, terutama bulutangkis. 

Berbagai cara bisa ditempuh, seperti menjadi sponsor atlet, sponsor kejuaraan, hingga membangun fasilitas pelatihan setara pelatnas di daerah-daerah. Dengan cara itu diharapkan akan muncul lebih banyak bibit pemain muda seperti Gregoria Mariska. Melalui cara yang sama pula pemain seperti Gregoria Mariska bisa terus melompat. Semoga lompatan-lompatan Jorji berikutnya akan membawanya menggapai emas untuk Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun