Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Kitab Ajaran Ivan Lanin

2 Agustus 2018   09:44 Diperbarui: 2 Agustus 2018   12:00 2295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penelusuran Ivan Lanin melalui sumber ahli bahasa menemukan bahwa kata investasi berasal dari kata investatie dalam bahasa Belanda. Akhiran -atie kemudian menjadi -asi dalam investasi.

Padat berisi

Semua tulisan di dalam buku ini disampaikan dengan aliran kalimat yang sederhana dan mudah dicerna sehingga membacanya terasa tidak membosankan. 

Penggunaan warna cerah untuk sampul dan beberapa halaman buku menyiratkan pendekatan Ivan Lanin untuk mengajak khalayak menggali bahasa Indonesia dengan cara yang lebih luwes dan akrab.

Sampul belakang (dok. pri).
Sampul belakang (dok. pri).
Membaca lebih dari 100 tulisan pendek di dalam buku ini seperti menjalani sebuah kelas bahasa Indonesia yang padat berisi tapi tidak memberatkan. Masalah seputar padanan kata, asal kata, struktur paralel, kaidah KPST, penggunaan huruf kapital, cara menulis rupiah, dan sebagainya disampaikan secara jelas tanpa menghabiskan terlalu banyak baris kalimat. 

Tulisan-tulisan dalam buku ini mampu memberikan pemahaman yang mendalam tentang bahasa Indonesia sehingga kesalahan-kesalahan dalam berbahasa diharapkan dapat dikikis. 

Di sisi lain Ivan Lanin mencoba bersikap kritis terhadap pengguna bahasa dan perkembangan bahasa indonesia. Misalnya soal kata skedul dan mengensel dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). 

Padahal, bahasa Indonesia sudah memiliki kata jadwal dan membatalkan. Dalam hal ini Ivan Lanin menunjukkan bahwa KBBI pun ternyata telah tercemar oleh gejala "nginggris".

Kenapa harus nginggris? (dok. pri).
Kenapa harus nginggris? (dok. pri).
Hadirnya buku "Xenoglosofilia, Kenapa Harus Nginggris?" patut disyukuri. Dari judulnya saja buku ini sudah menjadi tawaran untuk merenungkan secara jujur kepedulian khalayak terhadap bahasa Indonesia. 

Praktik berbahasa dengan menggunakan banyak istilah asing bukanlah sesuatu yang membanggakan. Lewat buku ini Ivan Lanin menunjukkan keistimewan bahasa Indonesia.

Jika ada kata atau istilah dalam bahasa Indonesia yang terkesan aneh, itu hanya masalah kebiasaan. Asalkan digunakan terus secara konsisten khalayak akan terbiasa dan menjadi tidak aneh lagi. 

Semakin khalayak terbiasa menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar, maka bahasa Indonesia pun akan semakin mantap. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun