Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Mengungkap 7 Upaya Pembunuhan Presiden Sukarno

12 Maret 2018   08:30 Diperbarui: 12 Maret 2018   18:00 2336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sukarno juga dibidik peluru saat sholat Idul Adha di halaman Istana Merdeka pada 14 Mei 1962. Para pelaku yang merupakan anggota DI/TII berhasil masuk dan berbaur dengan jamaah sholat sebelum melepaskan tembakan ke arah Sukarno pada rakaat kedua sholat.

Para pengawal yang mendeteksi serangan tersebut dengan cepat melindungi Sukarno. Dua orang pengawal, yaitu Soedarjat dan Soesilo tertembus peluru. Desingan peluru juga dirasakan oleh Jenderal A.H. Nasution yang berada di samping Sukarno. Sementara Sang Presiden kembali selamat.

Hasil pengusutan menunjukkan bahwa penembakan pada sholat Idul Adha adalah lanjutan dari perencanaan pembunuhan terhadap Sukarno pada sholat Idul Fitri sebelumnya yang gagal dilakukan. Kedua upaya pembunuhan saat sholat tersebut diotaki oleh Kartosoewirjo yang menghendaki Sukarno dilenyapkan karena menghalangi berdirinya Negara Islam. Insiden Idul Adha di Istana Merdeka tersebut kemudian mengilhami pembentukan resimen khusus Tjakrabirawa yang merupakan cikal bakal Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). 

***

Buku setebal 138 halaman ini sangat menarik sekaligus penting karena berangkat dari penelusuran, wawancara, napak tilas, serta investigasi terhadap bukti-bukti serta dokumentasi atas berbagai upaya pembunuhan  terhadap Sukarno. Fakta-fakta tentang Sukarno sendiri banyak ditutup selama orde baru. Oleh karena itu, meski sebagian isinya pernah diterbitkan di Majalah Historia, buku "Mengincar Bung Besar" tetap memiliki arti penting sebagai khasanah sejarah yang perlu diketahui masyarakat.

"Mengincar Bung Besar" berusaha membangkitkan kesadaran historis bangsa Indonesia terhadap seorang pemimpin besar yang memiliki keberanian dan keikhlasan luar biasa selama membangun dan memimpin Indonesia. Sukarno yang tak surut nyali menghadapi ancaman maut memiliki keyakinan diri dan kepasrahan yang tinggi kepada Tuhan. Ia berkata, "selama hidupku ada Kekuatan Maha Tinggi yang mengawal, memimpin, dan melindungiku" (hal.86). 

Buku ini membangkitkan kesadaran historis Bangsa Indonesia (dok. pri).
Buku ini membangkitkan kesadaran historis Bangsa Indonesia (dok. pri).
Meski isinya bercorak investigasi, buku ini mudah dicerna oleh siapapun, termasuk oleh pembaca yang awam tentang cerita-cerita sejarah, karena pola ceritanya yang naratif. Adanya informasi penting mengenai lokasi dan waktu kejadian, pelaku, foto-foto pendukung, wawancara dengan saksi sejarah, serta latar belakang peristiwa membuat kisah sejarah yang biasanya membutuhkan seperangkat imajinasi tinggi untuk dipahami, menjadi lebih menarik dan intim dalam buku ini. 

Membaca "Mengincar Bung Besar" bagai sebuah tur menjejak masa lalu menyaksikan peristiwa-peristiwa yang mengancam hidup Sukarno. Isi buku ini pun melengkapi episode, dokumentasi, dan pengungkapan dari narasi hidup Sukarno dan jejak pengabdiannya kepada negeri ini.

Pada gilirannya rentetan upaya melenyapkan Sukarno juga menjadi refleksi sekaligus pengingat bahwa ancaman terhadap pemimpin Indonesia akan selalu ada. Seperti halnya selalu ada pihak-pihak yang menghendaki Indonesia dengan bentuk yang lain, yang berbeda dengan cita-cita pendiri bangsa.

Resensi sebelumnya: Belajar Jadi Toleran dari Desa Kaloran

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun