Mendekati pukul 11 malam, "majelis" kami belum beranjak pergi. Selain karena hujan yang belum reda, suasana juga semakin seru. Terutama setelah kedatangan seorang laki-laki berperawakan agak mungil. Ia adalah penunggu akun twitter @guyonangkring yang “femes” di Yogyakarta. Maka dari itu ia pun salah satu bagian dari Masdjo.
Tak butuh waktu lama baginya menciptakan keriuhan di tengah tensi obrolan kami yang sempat menurun seiring malam yang semakin pekat. Salah satunya lewat celetukan lugu “ethor”. Beberapa kali ia menyebut “ethor” dalam pernyataanya yang bernada kritik.
Menyadari ada yang ganjil, Elzha dan Arif L Hakim buru-buru mengembalikan “ethor” ke jalan yang benar: “earth hour”. Barangkali jikalau ada di antara pengunjung angkringan malam itu ternyata aktivis WWF, maka kami bisa diperkarakan dengan tuduhan penistaan “earth hour” yang telah menjadi agenda penting aktivis dunia.
Semua kompak menatap layar smartphone masing-masing. Jemari pun bermain. Tapi saya hanya mencuit #syurhat dua kali. Lagi-lagi karena saya kurang berbakat untuk hal seperti ini. Kecuali jika kultwit tentang KAHITNA.
Hanya dalam hitungan menit, #syurhat sudah muncul di trending topic nasional nomor 5. Tawa pun tak terelakkan manakala membaca cuitan-cuitan lucu beratribut #syurhat.
***
Dari sudut angkringan Yogyakarta di tengah malam itu, lahir #syurhat. Mas Isjet, begitu COO Kompasiana biasa dipanggil, terlihat antusias mengikutinya. Hasilnya, setelah satu jam #syurhat mendominasi linimasa kami dan berhasil menarik para pengguna twitter lainnya untuk mengikuti. Lalu dua jam kemudian saat hari telah berganti, #syurhat secara organik telah bertahta di puncak trending topic twitter, mengungguli JKT48 dan melewati #earthhour yang baru saja “ternistakan” jadi “ethor”.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H