Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Bersihkan Blog dari "Sampah" dan Jangan Sebarkan "Bau Busuk"

16 Januari 2017   18:42 Diperbarui: 16 Januari 2017   18:53 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompasiana salah satu ruang berbagi dan berekspresi para blogger. Pada era keterbukaan informasi dan kebebasan berekspresi saat ini, blog serta blogger diharapkan dapat berperan dalam membangun gerakan sosial untuk menghadirkan banyak energi positif di tengah-tengah masyarakat (dok. pribadi).

Suatu hari saya ditanya oleh seorang teman. “Sebenarnya blog itu apa?”. Bingung saya memberikan jawaban karena saya tidak menguasai ilmu teoritis tentang blog. Di sisi lain saya merasa pemaknaan blog bisa berbeda-beda antar orang. Maka saat itu saya hanya mencontohkan blog pribadi saya dan akun blog di kompasiana untuk menunjukkan sedikit gambaran bentuk blog sambil berkata sekenanya. “Blog adalah alat untuk menayangkan tulisan di internet dan blogger adalah orang yang punya blog lalu mengisinya”.

Mohon maaf jika definisi blog dan blogger di atas sangat dangkal. Meski mungkin ada banyak orang yang memiliki pendapat serupa dalam mengartikan blog dan blogger. Mengapa demikian? Karena saat ini jumlah blogger di Indonesia cukup banyak, mungkin ratusan ribu atau malah sudah menyentuh jutaan, tapi ada kecenderungan generasi blogger yang muncul belakangan seperti saya tidak mengerti atau tidak peduli dengan definisi blog dan blogger. Yang penting memiliki blog dan membuat isinya. Lagipula blog sebagai salah satu anak kandung teknologi internet sudah sangat berkembang dan beragam bentuknya.

***

Fenomena blog dan blogger pada masa kini menarik jika dikaitkan dengan periode perkembangannya di Indonesia. Tahun 1998 adalah awal periode pertama perkembangan blog dan blogger di tanah air. Saat itu jumlah blogger tentu masih sangat sedikit dan umumnya berasal dari kalangan yang memahami dunia teknologi informasi. 

Generasi pertama ditandai dengan isi (content) blog yang menyerupai jurnal pribadi sang blogger. Sifatnya cenderung personal, artinya dibuat sendiri, atas motivasi sendiri, bersumber dari pengalaman sendiri dan diceritakan dari sudut pandang sendiri. Dengan kata lain blogger di masa itu seperti menulis curhat atau catatan harian untuk dibaca orang lain.

Periode kedua dimulai tahun 2001. Karakternya yang tak jauh berbeda dengan generasi pertama. Blog di masa ini masih kental dengan pengalaman subyektif sang blogger sekaligus memperlihatkan euforia karena blog mulai dikenal luas. Pada periode kedua juga bermunculan komunitas blogger daerah sekaligus mulai diadakan aktivitas kopdar atau gathering.

Diferensiasi blog berkembang pada generasi atau periode ketiga yang dimulai tahun 2004. Blog tidak lagi hanya bercorak jurnal pribadi, tetapi juga muncul blog-blog yang isinya spesifik karena banyak orang dari berbagai latar belakang profesi dan keahlian mulai ngeblog.

Periode keempat bergulir sekitar tahun 2006 dengan memunculkan banyak blogger yang menjadikan blog sebagai media untuk bersenang-senang. Komunitas blogger semakin banyak dan sifat blog semakin fleksibel.

Memasuki periode kelima pada tahun 2007 dan 2008, blog sudah berkembang pesat dan blogger semakin memandang bahwa isi jauh lebih penting dibanding definisi blog itu sendiri. Generasi blogger profesional bermunculan, banyak orang mulai menjadikan blog sebagai sumber pendapatan. Jumlah blogger secara nasional di Indonesia pada 2008 diperkirakan mencapai 500.000 orang. Oleh karena itu, pada periode kelima blog telah memasuki era baru, ditandai dengan industri blog yang bersifat massal, seperti Asia Blogging Network (ABN), dagdigdug, blogdetik, dan kompasiana. 

Demikian seterusnya hingga blog semakin populer dan blogger terus bertambah. Adanya periodesasi bukan berarti blogger dari generasi awal tergusur oleh generasi yang muncul belakangan. Secara alami ada blogger yang undur diri, ada yang tetap bertahan dengan menjaga idealisme, ada yang berkompromi dengan trend, ada pula yang meneruskan ngeblog dengan beradaptasi dan mengadopsi perkembangan blog terkini. Corak dan karakter blog generasi awal juga masih dianut oleh sejumlah generasi blogger yang muncul belakangan. Pada dasarnya masyarakat blogger Indonesia saat ini berasal dari semua generasi dan periodesasi.

***

Sepanjang perkembangnnya, ada satu pergeseran atau dinamika motivasi seorang blogger membuat isi blog. Barangkali jika dibandingkan era dulu di mana menulis blog masih kental dengan semangat berbagi cerita dan manfaat, maka kini banyak dijumpai blog yang isinya penuh kepentingan. Kepentingan tersebut bisa bermakna positif seperti menjadikan blog sebagai media sosialisasi, promosi, membagikan tips dan hal-hal lain yang tidak melanggar hukum serta norma. 

Namun, tak jarang juga dijumpai blog yang mungkin sengaja dibuat untuk mengusung kepentingan negatif, seperti menyebar hoax, fitnah, hingga paham radikal. Sementara segelintir blogger secara sadar ikut menyebarkan muatan kebencian atau provokasi. Menurut saya inilah tantangan yang wajib menjadi perhatian blogger di era kebebasan membuat isi sekaligus era keterbukaan informasi saat ini.

Blog semestinya tidak diisi dengan “sampah” dan blogger sepantasnya tidak menyebarkan “bau busuk”. Blog justru diharapkan dapat menjadi saluran alternatif untuk mencerahkan masyarakat di era hoax dianggap kebenaran dan ujaran kebencian dianggap kritikan.

Bukan berarti blog harus bertransformasi  memposisikan diri sebagai media rujukan utama masyarakat dan semua blogger harus merangkap menjadi malaikat kebenaran. Biarkan blog dan blogger berdiri secara swadaya seperti sifat alaminya. Namun, sudah semestinya blogger ikut berperan menjaga kehidupan masyarakat.  Blogger perlu ikut campur dalam mempertebal energi positif di tengah-tengah kehidupan. Lebih baik lagi jika mampu menghadirkan solusi.

Mungkin terkesan seperti tuntutan yang berat. Namun, melihat potensi yang ada pada masyarakat blogger Indonesia yang menurut saya didominasi kaum menengah terdidik, blog sangat bisa menjadi media komunikasi positif untuk mencerdaskan masyarakat. 

Blogger sebagai bagian dari masyarakat yang memiliki jaringan luas dan solid bisa berperan menciptakan gerakan sosial untuk membangun gagasan serta opini publik secara baik. Caranya dengan tidak memproduksi sampah bernama hoax, kebencian, intoleransi dan sejenisnya di blog. Jangan pula senang menyebarkan bau busuk dari sampah-sampah tersebut. 

Selanjutnya, berkomitmen untuk terus membuat isi blog yang bermanfaat. Tidak harus berupa tulisan berisi untaian nasihat atau ceramah bijak, tapi yang penting isi blog memancarkan kebenaran, kebaikan dan kebahagiaan sehingga masyarakat yang membaca mendapat pencerahan. Ini akan sangat bermanfaat karena isi blog mampu bertahan lebih lama dan lebih mudah ditelusuri melalui pencarian internet dibanding media sosial lainnya seperti twitter yang timelinenya cepat berganti. Dengan demikian kebenaran dan kebaikan yang disebarkan blog bisa lebih kekal.

Blog memang media aktualisasi diri. Setiap blogger berhak memanfaatkannya sesuai tujuan dan keinginan. Namun, lebih bermakna jika blog mampu menjadi cerobong untuk menyebarkan kebaikan di tengah-tengah masyarakat. 

Dibandingkan jumlah total penduduk Indonesia, blogger juga mungkin bukan siapa-siapa. Akan tetapi, blogger sesungguhnya bisa leluasa berperan sebagai pembawa energi positif untuk menyeimbangkan atau bahkan membersihkan energi negatif yang saat ini banyak berserakan di masyarakat.

Petaka bagi bangsa ini jika ruang kehidupan masyarakatnya diisi dengan hoax, fitnah, intoleransi, dan benih-benih keburukan lainnya. Blog bisa menjadi alternatif untuk memupuk kebaikan dan blogger semestinya mau mengambil satu tempat dalam ruang kebaikan itu.  Semua demi merawat Indonesia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun