Sepanjang perkembangnnya, ada satu pergeseran atau dinamika motivasi seorang blogger membuat isi blog. Barangkali jika dibandingkan era dulu di mana menulis blog masih kental dengan semangat berbagi cerita dan manfaat, maka kini banyak dijumpai blog yang isinya penuh kepentingan. Kepentingan tersebut bisa bermakna positif seperti menjadikan blog sebagai media sosialisasi, promosi, membagikan tips dan hal-hal lain yang tidak melanggar hukum serta norma.
Namun, tak jarang juga dijumpai blog yang mungkin sengaja dibuat untuk mengusung kepentingan negatif, seperti menyebar hoax, fitnah, hingga paham radikal. Sementara segelintir blogger secara sadar ikut menyebarkan muatan kebencian atau provokasi. Menurut saya inilah tantangan yang wajib menjadi perhatian blogger di era kebebasan membuat isi sekaligus era keterbukaan informasi saat ini.
Blog semestinya tidak diisi dengan “sampah” dan blogger sepantasnya tidak menyebarkan “bau busuk”. Blog justru diharapkan dapat menjadi saluran alternatif untuk mencerahkan masyarakat di era hoax dianggap kebenaran dan ujaran kebencian dianggap kritikan.
Bukan berarti blog harus bertransformasi memposisikan diri sebagai media rujukan utama masyarakat dan semua blogger harus merangkap menjadi malaikat kebenaran. Biarkan blog dan blogger berdiri secara swadaya seperti sifat alaminya. Namun, sudah semestinya blogger ikut berperan menjaga kehidupan masyarakat. Blogger perlu ikut campur dalam mempertebal energi positif di tengah-tengah kehidupan. Lebih baik lagi jika mampu menghadirkan solusi.
Mungkin terkesan seperti tuntutan yang berat. Namun, melihat potensi yang ada pada masyarakat blogger Indonesia yang menurut saya didominasi kaum menengah terdidik, blog sangat bisa menjadi media komunikasi positif untuk mencerdaskan masyarakat.
Blogger sebagai bagian dari masyarakat yang memiliki jaringan luas dan solid bisa berperan menciptakan gerakan sosial untuk membangun gagasan serta opini publik secara baik. Caranya dengan tidak memproduksi sampah bernama hoax, kebencian, intoleransi dan sejenisnya di blog. Jangan pula senang menyebarkan bau busuk dari sampah-sampah tersebut.
Selanjutnya, berkomitmen untuk terus membuat isi blog yang bermanfaat. Tidak harus berupa tulisan berisi untaian nasihat atau ceramah bijak, tapi yang penting isi blog memancarkan kebenaran, kebaikan dan kebahagiaan sehingga masyarakat yang membaca mendapat pencerahan. Ini akan sangat bermanfaat karena isi blog mampu bertahan lebih lama dan lebih mudah ditelusuri melalui pencarian internet dibanding media sosial lainnya seperti twitter yang timelinenya cepat berganti. Dengan demikian kebenaran dan kebaikan yang disebarkan blog bisa lebih kekal.
Blog memang media aktualisasi diri. Setiap blogger berhak memanfaatkannya sesuai tujuan dan keinginan. Namun, lebih bermakna jika blog mampu menjadi cerobong untuk menyebarkan kebaikan di tengah-tengah masyarakat.
Dibandingkan jumlah total penduduk Indonesia, blogger juga mungkin bukan siapa-siapa. Akan tetapi, blogger sesungguhnya bisa leluasa berperan sebagai pembawa energi positif untuk menyeimbangkan atau bahkan membersihkan energi negatif yang saat ini banyak berserakan di masyarakat.
Petaka bagi bangsa ini jika ruang kehidupan masyarakatnya diisi dengan hoax, fitnah, intoleransi, dan benih-benih keburukan lainnya. Blog bisa menjadi alternatif untuk memupuk kebaikan dan blogger semestinya mau mengambil satu tempat dalam ruang kebaikan itu. Semua demi merawat Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H