Perusahaan tambang memang tidak boleh menganggap tanggung jawab sosial atau program pengembangan masyarakat sebagai kewajiban, apalagi beban. Melainkan menjadikannya sebagai kebutuhan atau “panggilan jiwa” yang perlu dilakukan meski seringkali tidak mudah.Kesuksesan bisnis pertambangan tidak hanya diukur dengan pencapaian laba atau indikator finansial. Namun, juga memperhatikan kesejahteraan masyarakat, termasuk mengatasi realita kehidupan yang berbeda antara kondisi masyarakat lingkar tambang dengan derap laju bisnis pertambangan.
Tidak boleh pertambangan maju dengan meninggalkan masyarakat jauh di belakang. Masyarakat justru harus menjadi penerima manfaat terbesar. Dengan demikian, pertambangan bisa menjadi agen perubahan yang bertindak nyata menggerakkan masyarakat agar maju secara bersama-sama sekaligus berkembang sesuai harkatnya sebagai manusia yang mampu membangun kehidupan dan kebudayaannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H