Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Money

Pertambangan di Indonesia: Bertindak Nyata Mengangkat Harkat Masyarakat

31 Oktober 2016   06:55 Diperbarui: 3 November 2016   08:17 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beberapa kontribusi PTFI dalam peningkatan kualitas kehidupan masyarakat melalui penyediaan fasilitas kesehatan dan pendidikan (ptfi.co.id).

Pengolahan kopi Amungme binaan PTFI (ptfi.co.id).
Pengolahan kopi Amungme binaan PTFI (ptfi.co.id).
Beberapa kontribusi PTFI dalam peningkatan kualitas kehidupan masyarakat melalui penyediaan fasilitas kesehatan dan pendidikan (ptfi.co.id).
Beberapa kontribusi PTFI dalam peningkatan kualitas kehidupan masyarakat melalui penyediaan fasilitas kesehatan dan pendidikan (ptfi.co.id).
Hasilnya pun mulai terlihat. Salah satunya adalah peternakan ayam Yayasan Jayasakti Mandiri (YJM). Peternakan binaan PTFI ini memiliki sekitar 444 karyawan yang 90% di antaranya adalah masyarakat lokal. Mereka mampu mengelola secara profesional peternakan tersebut dengan fasilitas modern hingga memperoleh sertifikat halal. Dalam sehari peternakan ini mampu menghasilkan 50 ribu butir telur ayam untuk memenuhi kebutuhan di Timika dan daerah lain di sekitarnya. Selain peternakan ayam, YJM juga menaungi masyarakat yang bergiat di perkebunan kakao dan kopi. Pengembangan kopi Amungme Gold bahkan terus mengalami kemajuan dan semakin menjanjikan.

Kehidupan masyarakat lingkar tambang juga diperkuat melalui pembangunan infrastruktur dan fasilitas publik. Beberapa contohnya, PTFI berperan membangun 2 rumah sakit, 3 klinik umum, dan 2 klinik spesialis untuk memberikan pelayanan kesehatan secara gratis. Berkat pembangunan fasilitas kesehatan yang disertai edukasi kepada  masyarakat, kejadian malaria sepanjang 2011-2014 berhasil diturunkan hingga 70% dan keberhasilan penanganan TB meningkat 99%.

Sementara itu, upaya ikut memajukan pendidikan generasi penerus Papua diwujudkan dengan memberikan 9.500 beasiswa sejak 1996. Sekolah, asrama, hingga balai latihan kerja dibangun untuk membekali siswa dengan keterampilan yang dibutuhkan oleh dunia kerja, terutama di sektor pertambangan.

Memberdayakan Lewat Budaya

Membangun kehidupan masyarakat tidak ada artinya jika budaya lokal dilupakan. Oleh karena itu, di Timika PTFI juga mendorong pengembangan masyarakat lokal melalui jalur budaya dengan terlibat dalam usaha membangkitkan kembali seni ukir kayu suku Kamoro. Hal ini berbeda dengan kekhawatiran yang sering terjadi jika kegiatan pertambangan  akan mendesak eksistensi budaya lokal.

Suku Kamoro yang jumlahnya mencapai 18.000 orang tinggal di sekitar 45 kampung di pesisir selatan Papua. Sebagian besar dari mereka hidup seminomaden dengan budaya meramu serta mengumpulkan bahan makanan dari hutan, rawa, dan sungai di sekitar tempat tinggalnya. Keahlian memancing dan berburu yang dimiliki membuat orang Kamoro mudah mendapatkan ikan dan daging dari alam. Makanan pokok berupa sagu juga didapatkan dari alam.

Ukiran kayu Suku Kamoro Papua (dok. Hendra Wardhana).
Ukiran kayu Suku Kamoro Papua (dok. Hendra Wardhana).
Oktavianus Etapuka, pengukir kayu dari Suku Kamoro Papua. Menurutnya bengkitnya kembali ukiran kayu Suku Kamoro tak lepas dari sentuhan PTFI yang melakukan turut melakukan edukasi dan promosi (dok. Hendra Wardhana)
Oktavianus Etapuka, pengukir kayu dari Suku Kamoro Papua. Menurutnya bengkitnya kembali ukiran kayu Suku Kamoro tak lepas dari sentuhan PTFI yang melakukan turut melakukan edukasi dan promosi (dok. Hendra Wardhana)
Selain itu, suku Kamoro juga memiliki budaya mengukir kayu yang diwariskan secara turun temurun. Dahulu orang-orang Kamoro biasa membuat ukiran di banyak peralatan yang digunakan sehari-hari seperti tombak, tongkat, dan perisai. Namun, seni ukir kayu Kamoro pernah hampir tenggelam karena pewarisnya semakin sedikit. Minat anak muda Kamoro untuk menekuni seni ukir juga berkurang. Padahal, ukiran kayu khas Kamoro memiliki keunikan sebagai mahakarya yang kental dengan nilai-nilai kebudayaan dan kehidupan orang-orang Kamoro.

Peran PTFI dalam mengembangkan seni ukir kayu Kamoro tidak sebatas mendokumentasikannya. Oktavianus Etapuka, salah satu pengukir kayu Kamoro yang saya temui di kampus Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada Juni 2016 lalu mengatakan bahwa promosi dan edukasi yang difasilitasi oleh PTFI  membuat seni ukir kayu Kamoro kembali bergairah. Semakin banyak orang Kamoro, termasuk pada generasi mudanya, yang tertarik menggeluti seni ukir kayu. Mereka mulai paham bahwa selain untuk melestarikan warisan budaya, mengukir juga dapat mendatangkan keuntungan ekonomi.

Saat ini orang-orang Kamoro banyak membuat ukiran kayu untuk dijual sebagai cenderamata. Menurut Oktavianus, ukiran kayu khas Kamoro semakin dikenal karena PFTI sering membawa ukiran kayu Kamoro dan para pengukirnya mengikuti kegiatan promosi di luar daerah. Selain itu, para pengukir juga mendapat pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan kualitas ukiran mereka agar semakin diminati. Teknik mengampelas hingga bentuk ukiran yang lebih universal saat ini mulai diterapkan pada ukiran kayu khas Kamoro.

***

Barangkali itulah beberapa contoh pertambangan yang mampu menyentuh masyarakat sehingga kehadirannya memberikan manfaat yang luas. Perusahaan tambang yang tidak sekadar mendorong peningkatkan pendapatan, namun juga mengangkat harkat masyarakat dengan membangkitkan daya untuk mengembangkan hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun