Kehidupan masyarakat lingkar tambang juga diperkuat melalui pembangunan infrastruktur dan fasilitas publik. Beberapa contohnya, PTFI berperan membangun 2 rumah sakit, 3 klinik umum, dan 2 klinik spesialis untuk memberikan pelayanan kesehatan secara gratis. Berkat pembangunan fasilitas kesehatan yang disertai edukasi kepada  masyarakat, kejadian malaria sepanjang 2011-2014 berhasil diturunkan hingga 70% dan keberhasilan penanganan TB meningkat 99%.
Sementara itu, upaya ikut memajukan pendidikan generasi penerus Papua diwujudkan dengan memberikan 9.500 beasiswa sejak 1996. Sekolah, asrama, hingga balai latihan kerja dibangun untuk membekali siswa dengan keterampilan yang dibutuhkan oleh dunia kerja, terutama di sektor pertambangan.
Memberdayakan Lewat Budaya
Membangun kehidupan masyarakat tidak ada artinya jika budaya lokal dilupakan. Oleh karena itu, di Timika PTFI juga mendorong pengembangan masyarakat lokal melalui jalur budaya dengan terlibat dalam usaha membangkitkan kembali seni ukir kayu suku Kamoro. Hal ini berbeda dengan kekhawatiran yang sering terjadi jika kegiatan pertambangan  akan mendesak eksistensi budaya lokal.
Suku Kamoro yang jumlahnya mencapai 18.000 orang tinggal di sekitar 45 kampung di pesisir selatan Papua. Sebagian besar dari mereka hidup seminomaden dengan budaya meramu serta mengumpulkan bahan makanan dari hutan, rawa, dan sungai di sekitar tempat tinggalnya. Keahlian memancing dan berburu yang dimiliki membuat orang Kamoro mudah mendapatkan ikan dan daging dari alam. Makanan pokok berupa sagu juga didapatkan dari alam.
Peran PTFI dalam mengembangkan seni ukir kayu Kamoro tidak sebatas mendokumentasikannya. Oktavianus Etapuka, salah satu pengukir kayu Kamoro yang saya temui di kampus Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada Juni 2016 lalu mengatakan bahwa promosi dan edukasi yang difasilitasi oleh PTFI Â membuat seni ukir kayu Kamoro kembali bergairah. Semakin banyak orang Kamoro, termasuk pada generasi mudanya, yang tertarik menggeluti seni ukir kayu. Mereka mulai paham bahwa selain untuk melestarikan warisan budaya, mengukir juga dapat mendatangkan keuntungan ekonomi.
Saat ini orang-orang Kamoro banyak membuat ukiran kayu untuk dijual sebagai cenderamata. Menurut Oktavianus, ukiran kayu khas Kamoro semakin dikenal karena PFTI sering membawa ukiran kayu Kamoro dan para pengukirnya mengikuti kegiatan promosi di luar daerah. Selain itu, para pengukir juga mendapat pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan kualitas ukiran mereka agar semakin diminati. Teknik mengampelas hingga bentuk ukiran yang lebih universal saat ini mulai diterapkan pada ukiran kayu khas Kamoro.
***
Barangkali itulah beberapa contoh pertambangan yang mampu menyentuh masyarakat sehingga kehadirannya memberikan manfaat yang luas. Perusahaan tambang yang tidak sekadar mendorong peningkatkan pendapatan, namun juga mengangkat harkat masyarakat dengan membangkitkan daya untuk mengembangkan hidup.