Ancaman Disintegrasi
Dengan melihat kondisi ketimpangan yang ada, Indonesia tentu harus bekerja keras. Tidak sekadar mengurangi kemiskinan dan kesenjangan pendapatan, tapi juga meningkatkan kepedulian terhadap pembangunan yang lebih adil. Niat dan upaya pemerintahan Jokowi-JK yang mulai menyentuh daerah-daerah di luar Jawa patut diapresiasi. Akan tetapi, hal itu masih perlu dibuktikan melalui capaian pembangunan yang inklusif dan berkesinambungan.
Selain itu, Abraham menyoroti dukungan politik dan kesungguhan pelaku usaha yang belum maksimal berpihak pada pembangunan di luar Jawa. Kemudahan membangun usaha di Jawa terlanjur membuat nyaman para pemilik modal. Jika tidak segera berubah, upaya pemerataan yang digagas Presiden Jokowi akan sulit tercapai.
Apalagi, ditambah kebijakan yang cenderung berpihak pada kelompok menengah ke atas seperti Tax Amnesty. Kebijakan ini dianggap menyisakan ketidakadilan bagi masyarakat yang setiap hari dikenakan pajak atas barang-barang konsumsi maupun pajak lainnya yang dibayarkan sesuai ketentuan. Sementara pada saat yang sama para pengemplang pajak besar justru diampuni.
Contoh lainnya adalah BPJS Kesehatan yang diam-diam menimbulkan celah ketidakadilan baru di Indonesia. Penduduk di Indonesia timur tetap membayar iuran tapi klaim dan fasilitas kesehatan yang diterima minim. Sementara di Jawa klaim BPJS justru lebih tinggi dibanding iurannya. “Iuran yang dibayar oleh penduduk di Indonesia timur digunakan untuk menutupi defisit di Jawa. Ini kan tidak adil”, kata Abraham. Namun, ia sepakat bahwa jaminan sosial tetap dibutuhkan sehingga sistem BPJS Kesehatan perlu dimodifikasi agar lebih adil bagi penduduk di luar Jawa.
Selanjutnya, mengingkat kompleksitas masalah yang ada, mengatasi ketimpangan tidak cukup hanya mengandalkan pemerintah. Peran dan kesadaran masyarakat juga mutlak dibutuhkan. Sangat penting untuk menumbuhkan kepedulian masyarakat, terutama yang selama ini telah menikmati gemerlap pembangunan di Jawa, agar mau berbagi dengan saudara sebangsa yang masih bernestapa.
Mengatasi ketimpangan yang membelenggu Indonesia harus menjadi ikhtiar besar bersama. Hanya dengan cara demikian integrasi nasional dapat terjaga. “Jika ketimpangan ini dibiarkan Indonesia bisa pecah dan tercerai berai pada 3015”, tegas Abraham memprediksi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H