Pada dasarnya edukasi siaga bencana ditujukan untuk semua kelompok masyarakat sejak dini. Generasi muda yang aktif mendengarkan siaran radio juga perlu menjadi sasaran informasi kebencanaan. Drama radio dengan gaya dan latar cerita seperti Tutur Tinular atau Saur Sepuh memang pernah sukses dan disukai banyak pendengar.Namun,saat ini drama radio harus beradaptasi. Apalagi, jika digunakan untuk misi spesifik seperti edukasi kebencanaan. Pada kelompok dan tingkat pendengar yang berbeda, ketertarikan mereka pun beragam.Oleh karena itu, BNPB diharapkan bisa menghadirkan drama-drama radio berikutnya dengan pendekatan yang lebih mengena bagi pendengar muda.
***
Jika dimaksimalkan dengan baik, “Asmara di Tengah Bencana” bisa memberi makna bagi perubahan sikap masyarakat dalam memandang bencana alam. Bencana adalah sebuah keniscayaan. Masyarakat Indonesia sudah semestinya memiliki kearifan dan kesadaran untuk mengenal tempatnya berpijak.
![Gunung Slamet di Jawa Tengah, salah satu gunung berapi terbesar yang masih aktif di Indonesia (dok. pri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/09/14/dsc01848-57d8eab22b7a61853f6247aa.jpg?t=o&v=555)
Teks dan foto: Hendra Wardhana
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI