[caption caption="Persiapan penurunan Rosette sampler ke dalam perairan laut Teluk Senunu dari atas kapal survey Tenggara Explorer pada 17 Februari 2016."][/caption]Jarum jam belum tepat di angka 5. Sinar mentari juga belum tampak ketika saya menuruni jalan setapak yang menghubungkan mess T3 dengan Tambora di townsite Newmont Nusa Tenggara (PTNNT). Rabu itu, 17 Februari 2016 saya dan beberapa peserta Newmont Bootcamp V berangkat lebih awal. Kami harus segera menuju dermaga atau terminal khusus PTNNT untuk mengikuti pemantauan lingkungan perairan laut di Teluk Senunu, Sekongkang. Sementara itu, rombongan besar Newmont bootcamp yang lain akan berangkat sedikit lebih siang menuju areal reklamasi di darat.
Selesai sarapan di Tambora, kami bergegas menaiki bus menuju unit environment bidang marine. Kami kemudian mendapat penjelasan singkat seputar agenda yang akan diikuti bersama tim environment PTNNT. Di sini kami pun kembali dipecah. Saya dan 5 orang lainnya mengikuti survey dan pengambilan sampel air laut serta sedimen. Sedangkan sisanya melakukan penyelaman untuk melihat kondisi terumbu karang.
Mendekati pukul 7.30 WITA kami berenam sampai di dermaga dan langsung menuju sebuah kapal berukuran tak terlalu besar. Itulah kapal survei Tenggara Explorer yang selama ini digunakan oleh PTNNT untuk kegiatan pemantauan kondisi lingkungan di sekitar Teluk Senunu, lokasi penempatan tailing pertambangan PTNNT di dasar laut.
[caption caption="Briefing bersama tim PTNNT sebelum menuju Teluk Senunu."]
[caption caption="Tenggara Explorer menuju Teluk Senunu yang menghadap Samudera Hindia. Tailing PTNNT mengendap pada kedalaman 3000-4000 meter di Teluk Senunu."]
Tenggara Explorer kemudian bergerak meninggalkan dermaga. Kesibukan segera terjadi di bagian belakang kapal. Beberapa anggota tim PTNNT terlihat mempersiapkan beberapa perlengkapan seperti pH meter, botol sampel, cairan asam dan aquades untuk membilas peralatan. Sementara itu sebagian anggota lainnya mempersiapkan rosette sampler, sebuah perangkat standar penelitian oceanografi. Rosette sampler dirakit dengan sejumlah tabung tempat menampung air laut. Alat ini juga dilengkap perekam data digital untuk mengumpulkan data utama seperti kedalaman, suhu dan tekanan air. Rosette sampler akan ditenggelamkan sampai kedalaman tertentu untuk mengambil sampel air.
[caption caption="Tim PTNNT sedang menyiapkan Rosette sampler."]
Pada kesempatan ini Tenggara Explorer dan PTNNT akan mengambil sampel dari kedalaman yang berbeda yaitu 47 meter hingga 500 meter di bawah permukaan laut. Selain menjadi bagian dari pemantauan rutin, pengambilan sampel dari berbagai kedalaman memiliki tujuan khusus yaitu mendeteksi kemungkinan terjadinya pembauran fraksi tailing yang ada di dasar laut dengan air laut pada zona produktif dekat permukaan. Jika kandungan tailing terdeteksi maka pemeriksaan lanjutan akan dilakukan dengan berbagai kemungkinan misalnya kebocoran pipa tailing. Tim environment akan segera meningdaklanjuti dengan memberikan beberapa rekomendasi yang berguna untuk penangangan cepat, termasuk menurunkan robot untuk melihat kondisi di dalam laut. Oleh karena itu, PTNNT senantiasa melakukan pemantauan secara rutin dan berkala sebagai wujud kepedulian dan kewaspadaan untuk menjaga lingkungan tetap terjaga.
[caption caption="Proses penurunan Rosette sampler ke dalam laut."]
Setelah sampel air diambil, rosette sampler kembali disiapkan untuk ditenggelamkan di titik berikutnya. Selama perjalanan menuju lokasi pengambilan sampel selanjutnya, Tim PTNNT melakukan pengukuran pH air laut dengan lebih dulu melakukan kalibrasi dan pengkondisian dengan larutan blanko. Berdasarkan pengalaman pribadi menggunakan alat-alat yang sama, saya menilai tim PTNNT telah menjalankan prosedur dengan benar. Meski terlihat mudah dan sepele, namun akurasi pada tahap ini akan menentukan akurasi pada analisis berikutnya.
[caption caption="Rosette sampler diangkat kembali ke permukaan."]
[caption caption="Tim PTNNT mengambil sampel air laut dari tabung Rosette sampler."]
Mendekati pukul 12 siang Tenggara Explorer telah menyelesaikan pengambilan sampel air laut di tiga titik. Namun misi belum selesai. Satu titik lagi harus dituju untuk mengambil sampel sedimen. Awak kapal dan PTNNT mengistirahatkan rosette sampler dan menggantinya dengan perangkat sejenis cawan logam. Pengambilan sedimen dilakukan pada kedalaman 47 meter. Setelah ditarik ke permukaan, cawan telah berisi sedimen berwujud seperti pasir kasar berwarna coklat. Tim PTNNT kemudian memindahkan sebagian sedimen ke wadah-wadah kecil. Sisa sedimen yang tidak digunakan dikembalikan ke dalam laut.
[caption caption="Wujud sedimen yang diangkat dari kedalaman 47 meter."]
[caption caption="Tim PTNNT mendata dan memberi label koleksi sampel."]
Jelang pukul 1 siang Tenggara Explorer telah merapat kembali di dermaga. Tim PTNNT bergegas meninggalkan kapal dan segera menaiki mobil dengan membawa sampel yang telah didapat. Tak lama kemudian kami kembali berkumpul di unit environment. Di sana ada sebuah laboratorium kecil tempat beberapa Tim PTNNT kembali bekerja menyiapkan sampel yang akan dianalisis. Demi menjaga obyektivitas hasil survey dan pemantauan, PTNNT tidak melakukan pengujian sendiri. Sampel yang didapat segera dikirimkan ke laboratorium independen terakreditasi di Bogor.
[caption caption="Memancing ikan usai menjalankan misi."]
[caption caption="Kembali ke dermaga setelah misi 5 jam bersama Tenggara Explorer."]
Â
Tulisan sebelumnya:
- Mereka yang Berdaya dan Berkembang di Luar Tambang
- Cerita dari Lingkar Tambang: Mimpi-mimpi Anak Sekongkang
- Tentang Tailing Newmont Nusa Tenggara yang "Dibuang" ke Laut
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H