Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Mencicipi Ayam Kampung Kremes Racikan Pak Topo

15 Januari 2016   18:17 Diperbarui: 15 Januari 2016   20:45 1351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Ayam kampung goreng berselimut taburan kremes di warung Sambal Korek Pak Topo, Sleman, Yogyakarta."][/caption]Di Yogyakarta bukan hanya gudeg, soto atau pecel yang digemari banyak orang. Ayam goreng juga menjadi makanan favorit di kota pelajar ini. Sepanjang hari, dari pagi hingga tengah malam tak sulit menemukan warung atau tempat makan yang menyediakan ayam goreng. Banyak di antaranya yang menjadikan ayam goreng sebagai sajian utama atau bahkan satu-satunya dalam daftar menu.

Kawasan kampus adalah tempat paling banyak dijumpai warung penjual ayam goreng. Selain ayam goreng, warung-warung itu biasanya juga menyediakan ayam bakar, ayam geprek atau ayam penyet. Varian menu ayam memang menjadi makanan kegemaran mahasiswa. Selain rasanya yang nikmat, penyajiannya juga cepat dan harganya murah karena umumnya ayam yang digunakan adalah ayam negeri.

[caption caption="Seorang pembeli sedang memesan menu."]

[/caption]

Warung Sambal Korek Pak Topo adalah salah satu penjual ayam goreng kremes yang populer di kawasan kampus UGM. Bukan setiap hari pukul 09.00-21.00, lokasinya ada di Jalan Manggis, Karanggayam, Depok, Sleman. Tak sulit menemukannya karena hanya berjarak sekitar 600 meter di utara Fakultas Peternakan UGM melewati GOR Klebengan. Warung berukuran sedang tepat di tikungan jalan yang dindingnya didominasi warna kuning dan merah menjadi tanda keberadaannya. Siang tadi saya pun mengisi waktu makan siang dengan singgah ke tempat ini.

Sesuai namanya, ayam goreng di sini disajikan dengan kremes yang terbuat dari tepung tapioka. Berbeda dengan kebanyakan warung penjual ayam di sekitar kampus yang hanya menyediakan ayam negeri, di warung Pak Topo juga tersedia ayam kampung. Tentu saja harganya lebih mahal dibanding ayam negeri.

Begitu sampai saya langsung mengisi kertas pesanan. Ayam kampung seharga Rp. 17.000 menjadi pilihan saya. Menurut informasi porsinya kurang lebih seperempat bagian utuh.

Agak lama saya menunggu pesanan itu karena sedang banyak pembeli. Untungnya segelas es teh seharga Rp. 2000 tiba dengan cepat. Gelas es teh yang digunakan berukuran lebih besar dibanding gelas minuman pada umumnya. Cukup menyegarkan untuk mengusir dahaga dan rasa gerah. Apalagi, saya memilih duduk di meja terdepan yang menghadap langsung ke jalan.

Sambil menunggu ayam goreng tiba, saya mengambil nasi terlebih dahulu. Di warung ini dengan membayar Rp. 3000 kita bebas mengambil sendiri nasi, lalapan dan sambal berapapun banyaknya. Di wadah lalapan tersedia timun dan selada, tapi saya hanya mengambil timun. Lalu ada dua macam sambal yakni sambil korek dan sambal goreng. Saya mengambil sedikit dua sambel tersebut sekedar ingin mencicipi rasanya karena saya bukan penggemar pedas.

Ternyata cita rasa sambalnya tak terlalu pedas. Ini cukup menyenangkan bagi saya yang selalu menyerah jika harus menghadapi hidangan dengan sambal yang membara. Sambal koreknya adalah sambal bawang yang disiram minyak goreng. Jejak pedasnya bisa diterima oleh lidah saya. Oleh karena itu, bagi para pemuja rasa pedas sambal korek di tempat ini mungkin termasuk level ringan. Sementara itu, sambal gorengnya memiliki jejak rasa yang lebih manis.

[caption caption="Makan siang saya hari ini (15/1/2016) dengan ayam kampung goreng kremes racikan Pak Topo."]

[/caption]

[caption caption="Sedikit mencicipi sambal goreng dan sambal korek. Beruntung tidak terlalu pedas sehingga saya bisa menikmatinya."]

[/caption]

Akhirnya pesanan utama saya tiba. Sepiring ayam goreng berselimut kremes yang melimpah berwarna kuning keemasan tersaji di meja. Potongan ayam kampungnya berukuran kecil, berupa bagian paha atas lengkap dengan ceker yang masih menyatu. Melihat bentuk dan tekstur tulangnya saya bisa memastikan ayam kampung yang digunakan masih berusia muda.

[caption caption="Daging ayam kampun yang nikmat dengan paduan kremes yang kering dan gurih."]

[/caption]

Ketika disobek dagingnya mudah terlepas dari tulang. Seratnya terlihat padat dan sedikit liat khas ayam kampung. Ketika dicicipi rasanya lumayan lembut dengan kematangan yang pas. Hanya saja bumbunya tak terlalu kuat. Setelah mencoba kremesnya saya baru tahu bahwa ayam goreng ini memang harus disantap bersama-sama dengan kremes.

Kremes di tempat ini ternyata sangat gurih. Dibandingkan dengan racikan tempat-tempat makan lain yang pernah saya coba, kremes buatan Pak Topo cukup kering. Tidak banyak minyak yang tersisa sehingga tidak membuat eneg. Taburan kremes yang banyak mungkin sengaja diberikan untuk memperkuat rasa ayam gorengnya. Terbukti ketika dinikmati bersama-sama ayam kampung kremes ini terasa lebih nikmat. Lain kali saya akan datang ke tempat ini lagi.

*) semua foto adalah dokumentasi pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun