Akhirnya pesanan utama saya tiba. Sepiring ayam goreng berselimut kremes yang melimpah berwarna kuning keemasan tersaji di meja. Potongan ayam kampungnya berukuran kecil, berupa bagian paha atas lengkap dengan ceker yang masih menyatu. Melihat bentuk dan tekstur tulangnya saya bisa memastikan ayam kampung yang digunakan masih berusia muda.
[caption caption="Daging ayam kampun yang nikmat dengan paduan kremes yang kering dan gurih."]
Ketika disobek dagingnya mudah terlepas dari tulang. Seratnya terlihat padat dan sedikit liat khas ayam kampung. Ketika dicicipi rasanya lumayan lembut dengan kematangan yang pas. Hanya saja bumbunya tak terlalu kuat. Setelah mencoba kremesnya saya baru tahu bahwa ayam goreng ini memang harus disantap bersama-sama dengan kremes.
Kremes di tempat ini ternyata sangat gurih. Dibandingkan dengan racikan tempat-tempat makan lain yang pernah saya coba, kremes buatan Pak Topo cukup kering. Tidak banyak minyak yang tersisa sehingga tidak membuat eneg. Taburan kremes yang banyak mungkin sengaja diberikan untuk memperkuat rasa ayam gorengnya. Terbukti ketika dinikmati bersama-sama ayam kampung kremes ini terasa lebih nikmat. Lain kali saya akan datang ke tempat ini lagi.
*) semua foto adalah dokumentasi pribadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H