Kesederhanaan itulah yang membuat interaksi menjadi menarik dan berlangsung dalam suasana hangat. Karena barang-barangnya tergolong kuno, mereka yang datang ke Pasar Yakopan biasanya juga merupakan penyuka benda-benda itu atau mereka yang sengaja ingin mencari sesuatu yang antik.
Tak banyak yang datang Senin sore kemarin. Akan tetapi, ada kenikmatan yang menyenangkan. Ada seorang pria berusia 20 tahun-an yang sumringah mendapatkan sejumlah buku lama yang totalnya hanya dihargai Rp. 80.000. Awalnya sang penjual memberikan harga Rp. 100.000, akan tetapi setelah tahu sang pembeli menyukai majalah yang sama dengannya, ia pun lalu memberi diskon.
[caption caption="Radio kayu kuno."]
Tak jauh dari penjual barang-barang lawas itu, terlihat tiga anak muda duduk lesehan sambil membuka-buka buku dalam waktu yang lumayan lama. Tak ada protes dari sang penjual. Malahan mereka sesekali saling berbincang. Setelah mengintip deretan buku di sana, saya menjadi maklum jika antara sang penjual dan para (calon) pembeli itu mungkin sama-sama penggemar buku-buku filsafat Jawa.
[caption caption="Salah satu lapak penjual di Pasar Yakopan yang menjual berbagai buku dan naskah lawas."]
Tak ingin melewatkan kesempatan, sayapun beranjak ke penjual kaset lawas. Ada sekitar 20 menit saya memeriksa 4 boks berisi ratusan kaset penyanyi dalam negeri dan mancanegara. Setelah hampir putus asa mencari yang dinginkan, sayapun memilih mendekati sang penjual: “Nggak ada KAHITNA ya, mas?”, tanya saya. “Wah, kemarin ada mas tapi sudah ada yang ambil”. Ternyata saya terlambat. Seorang penggemar KAHITNA lainnya datang lebih dulu dari saya. Seolah menebak selera musik saya, sang penjual berlanjut menawarkan nama lainnya. “Kalau Yana Yulio atau Audy masih”, katanya.
Gagal di penjual pertama saya beralih ke penjual berikutnya. Kebetulan di Pasar Yakopan ada dua penjual yang menggelar aneka piringan hitam dan kaset-kaset lawas. Kali ini saya langsung bertanya. “Gak ono KAHITNA, mas?”. Tanya saya yang kemudian dijawab: “Mboten e mas. Wontene Java Jive nopo Rick Price”. Kedua nama itu memang saya sukai dan pernah menonton langsung konser mereka, tapi saya adalah penggemar KAHITNA.
[caption caption=""Jakob Oetama" dengan sepeda onthel tua dan tas berisi Harian Kompas."]
Tak mendapatkan kaset KAHITNA, saya melanjutkan dengan melihat-lihat aneka kain tenun dan batik. Warna dan motifnya cukup beragam. Selain produk baru, ada juga pakaian kuno.
Penggemar karikatur dapat juga menemukan sekaligus memesan berbagai karya menarik di Pasar Yakopan. Beberapa contoh hasil karikatur dipajang di dinding lengkap dengan kartu nama dan harga pembuatan karikatur. Ada juga produk kreatif seperti kerajinan tangan dan sablon.
[caption caption="Sejumlah gambar karikatur terpasang di dinding Bentara Budaya Yogyakarta."]