Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Meriahnya Grebeg Maulud, Ribuan Warga Berebut Gunungan

14 Januari 2014   13:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:50 988
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak ada harapan lain bagi mereka kecuali berusaha mendapatkan bagian dari Gunungan. Mereka bahkan rela berjam-jam terpanggang matahari karena harus menunggu Gunungan memasuki halaman Masjid hingga pukul 10.45. Namun hanya sepersekian detik setelah didoakan 4 buah Gunungan langsung diserbu ribuan warga. Meski berdesak-desakkan mereka sangat bersemangat meraih apapun bagian dari Gunungan tersebut. Hasilnyatak sampai 30 menit semua ludes diserbu ribuan manusia.

1389681101124175823
1389681101124175823

13896813832086809539
13896813832086809539
Tak peduli usia, laki-laki dan wanita semua berebut mendapatkan “uborampe” dari Gunungan di depan mereka. Beberapa di antara mereka terlihat melompat melewati orang-orang di depannya. Sementara yang paling depan tak ingin melewatkan kesempatan meraih puncak Gunungan dengan naik ke atasnya.

Resiko jatuh, terinjak-injak, tersambar bilah bambu Gunungan bahkan kecopetan selama seolah tak dihiraukan asalkan bisa memperoleh ubarampe gunungan. Mereka yang berhasil mendapatkan bagian dari Gunungan biasanya langsung bergegas keluar dari kerumunan. Namun ada juga yang terus berebut mengambil banyak bagian untuk dilemparkan ke orang-orang di belakangnya.

13896814381582314428
13896814381582314428

1389681501927183149
1389681501927183149
Laki-laki dan wanita semua berebut Gunungan.

13896816101002412414
13896816101002412414
Seorang nenek menunjukkan kebahagiaannya setelah "memenangkan" tiwul dari perebutan Gunungan.

Antusiasme yang tak pernah luntur dari ribuan warga untuk berebut Gunungan tak lepas dari makna sejarah Grebeg Maulud. Selain sebagai bagian dari prosesi peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, Gunungan juga menjadi simbol welas asih dan persembahan Raja kepada rakyatnya. Banyak warga pun percaya bahwa Gunungan dan semua uborampe yang menyusunnya akan memberikan berkah tertentu bagi mereka. Ada yang mengincar bagian tertentu seperti sayuran dan cabai merah. Tapi mereka yang hanya mendapatkan bilah bambunya pun tetap merasa bahagia. Bagi yang berprofesi sebagai petani bambu itu diyakini akan menjaga tanaman mereka sehingga secara tidak langsung akan mendatangkan berkah pada panen nanti. Demikian halnya dengan beberapa uborampe lainnya bagi sejumlah orang diyakini memperlancar urusan mereka seperti dagangan yang laris hingga cepat menemukan jodoh. Silakan percaya atau tidak. Kepercayaan akan berkah yang dibawa dari setiap uborampe karena Gunungan tersebut dibuat dengan iringan doa dan kembali didoakan oleh ulama sebelum diperebutkan. Tidak mengherankan mereka yang berharap berkah dari Gunungan rela menunggu dalam waktu lama untuk ikut memperebutkannya.

13896812271273831008
13896812271273831008
Meloncat tinggi demi "mengalap berkah" dari Gunungan.

Grebeg Maulud dan Gunungan adalah bagian dari budaya luhur tanah Mataram yang sangat dijaga oleh Kraton dan rakyatnya. Meski ada suara dan anggapan miring mengenai simbol-simbol yang digunakan selama prosesi berlangsung, Grebeg Maulud selalu dinantikan masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya setiap tahunnya. Grebeg Maulud  dengan Gunungannya bukan semata-mata simbol tapi wujud amalan religi dan budaya serta bersatunya rakyat dengan pemimpin dan tanahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun