Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Suara Warga Biasa: "Jokowi (Bukan) untuk Presiden!"

21 Maret 2014   15:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:40 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagian 2 "Hiruk Pikuk Pilkada" memuat 9 tulisan yang berkisah tentang pandangan warga mengenai sepak terjang Jokowi saat mengikuti Pilkada DKI. Prediksi, peluang dan tantangan Jokowi memenangi pilkada hingga serangan yang dihadapinya diulas sederhana. Ekspresi kemenangan dan faktor penentu kemenangan Jokowi dalam pilkada DKI juga dipaparkan secara sederhana dari kacamata warga biasa. Di bagian ini kita bisa membaca bahwa kemenangan Jokowi di pilkada DKI ternyata juga disyukuri dan disambut penuh keriaan oleh masyarakat luar DKI.

Bagian 3 "Pro-Kontra" berisi 25 tulisan mengenai pandangan umum terhadap Jokowi termasuk wacana kebijakannya sebagai gubernur DKI. Meski berjudul Pro-Kontra, bagian ini lebih banyak memuat pujian dan suara kekaguman terhadap Jokowi. Hanya sedikit tulisan dan pandangan warga yang mengkritisi kelemahan Jokowi dan kebijakannya.

13953635271679029373
13953635271679029373
13953635571435259293
13953635571435259293
Di bagian ini tulisan yang berjudul "Jokowi dan Parkir yang Tidak Adil" dan "Ganjil Genap Jokowi Membuat Resah Warganya" menarik untuk disimak karena di tengah keriaan kemenangan Jokowi tak lantas membuat semua wacana kebijakannya disambut senang oleh warga. Demikian juga tulisan yang berjudul "Pak Jokowi: Dari "Esemka" ke Made in China". Di tengah banjir pujian dan kekaguman yang menyembul ke permukaan, ternyata ada sejumlah kebijakan Jokowi yang layak untuk dikritik.

13953635921351805699
13953635921351805699
"Melawan Arus Bersama Jokowi" juga menarik untuk disimak karena kesuksesan Jokowi memenangi pilkada DKI dipandang belum menggaransi keberhasilannya memimpin DKI. Kepemimpinan dan terobosan Jokowi yang out of the box hanya akan berhasil jika segenap warga dan aparat DKI bersedia untuk bergerak seirama bersama gubernurnya. Tulisan ini juga berusaha mengkritisi dan meredam euforia kemenangan Jokowi karena yang diharapkan dari sosoknya adalah hasil kerja nyata yang masih harus ditunggu.

Bagian 4 "Gebrakan" berisi 9 tulisan yang memuat pandangan warga terhadap beberapa kebijakan Jokowi di awal kepemimpinannya di DKI seperti kampung deret, pakaian Betawi untuk PNS DKI, transparansi APBD hingga gaya khas blusukan. Meski apa yang dibahas di bagian ini sudah banyak diulas di media dan juga dipaparkan oleh sejumlah pakar dan analis, namun pandangan warga biasa menyajikannya kembali secara lebih ringkas melalui alur berfikir yang sederhana disertai harapan dan saran agar kebijakan tersebut bisa efektif mengubah Jakarta.

Bagian 5 "Jokowi Presiden" berisi 10 judul tulisan mengenai potensi, prediksi dan kelayakan Jokowi sebagai Presiden Republik Indonesia. Bagian ini mungkin mewakili pandangan banyak orang terhadap kapabilitas kepemimpinan Jokowi. Ada yang menganggap potensi Jokowi terlalu besar jika hanya memimpin DKI. Ada pula yang berpandangan ia belum teruji sebagai pemimpin besar. Sebagian ada yang berkompromi bahwa Jokowi layak memimpin Indonesia namun ia harus lebih dulu melewati ujian sebagai pemimpin Jakarta.

1395363695557701550
1395363695557701550
Sementara itu ada yang memprediksi Jokowi tidak mungkin menjadi calon presiden karena bukan elit partai dan terhalang oleh ambisi ketua partai serta tokoh-tokoh tua lainnya. Namun ada juga yang menilai Jokowi harus segera menjadi calon presiden saat ini juga. Bagian ini mengungkapkan hal-hal tersebut dan tulisan berjudul "Reformasi Jokowi dan Potensi Presiden" menarik untuk disimak selain tulisan-tulisan lainnya yang layak untuk dibaca.
13953637521543150162
13953637521543150162
Bagian 6 "Tantangan" memuat 8 tulisan pandangan warga mengenai tantangan yang dihadapi Jokowi dalam menjalankan kebijakan untuk membenahi Jakarta. Tulisan berjudul "Soal Rusun Kampung Deret, Jokowi Harus Hati-Hati" sangat menarik. Secara sederhana dengan mengambil contoh kebijakan kampung deret, tulisan tersebut membuka pandangan sekaligus mengingatkan bahwa betapapun baiknya sebuah kebijakan, Jokowi diingatkan untuk tidak selalu cepat melempar wacana dan menyederhanakan analisis masalah bahwa masyarakat pasti akan senang jika sesuatu yang lama dan jelek diganti dengan yang baru dan bagus. Kebijakan Jokowi untuk Jakarta Baru hanya akan berhasil jika ia mampu mengidentifikasi dan mengurai lapisan faktor tak kasat mata di balik masalah yang tampak nyata.

Buku ini akhirnya ditutup dengan tulisan indah berjudul "Joko Widodo, Figur Pemimpin Zuhud dan Sufistik". Secara singkat dan sederhana tulisan tersebut meringkas falsafah hidup yang mungkin dianut atau membentuk Jokowi hingga akhirnya menjadi sosok pemimpin seperti saat ini. Jokowi bukanlah satu-satunya oase dan juga bukan yang pertama menjadi embun di tengah keringnya negeri ini. Tapi saat ini Jokowi memang harapan bagi kepemimpinan Indonesia yang lebih baik.

Kekurangan
Ditulis oleh warga biasa dari sudut pandang awam khas warga sehingga tak banyak analisis mendalam dari setiap tulisan di dalam buku ini. Namun hal itu tak menjadi persoalan karena buku ini memang curahan hati dan ekspresi warga yang spontan.

Kekurangan yang sangat menganggu dari buku ini justru terletak pada penyuntingannya. Kekhasan gaya bertutur warga dipertahankan oleh buku ini termasuk dalam hal cara penulisan yang disajikan masing-masing penulis. Namun hal itu bukan berarti tulisan-tulisan tersebut menjadi bebas dari penyuntingan.

Sayangnya editor atau penelaah buku ini terlalu longgar dalam mempertahankan orisinalitas tulisan sehingga beberapa kekeliruan pada tulisan yang tersaji di blog Kompasiana pun tetap dipertahankan di dalam buku ini. Sangat disayangkan beberapa kekeliruan fatal membuat sejumlah bagian tulisan kehilangan gagasan bahkan akhirnya menjatuhkan isi tulisan itu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun