[caption id="attachment_301629" align="aligncenter" width="501" caption="Jalan menuju Trusmi dipenuhi bendera dan spanduk kampanye sebuah partai politik"]
Pukul 12.30 seusai shalat berjamaah saya akhirnya menuju Batik Trusmi. Setelah berjalan kaki 1 km saya pun tiba di kawasan Trusmi. Di sepanjang jalan berjajar beberapa toko batik. Bahkan sebuah toko yang baru dibuka, ditandai dengan banyaknya karangan bunga ucapan selamat, bentuknya bisa dibandingkan dengan Mirota Batik di Yogyakarta. Namun gerai penjual batik di Trusmi yang tersohor hanya ada satu yakni Pusat Grosir Trusmi. Reklame besar di depan toko berdinding kaca menjadi tanda keberadaan pusat grosir tersebut.
[caption id="attachment_301630" align="aligncenter" width="578" caption="Pusat Grosir Batik Trusmi Cirebon"]
Di dalam Pusat Grosir Batik Trusmi saya mendapati hampir semua kemeja batik dan kain batik dijual dengan potongan harga. Bahkan ada sejumlah jenis kemeja dan kain yang dijual Rp. 100.000 per 3 potong. Batik yang dijual di Trusmi kebanyakan memang batik dengan motif Cirebonan yakni mega mendung atau pewayangan dengan warna dasar yang sangat “ngejreng” seperti hijau muda, merah muda, merah dan biru. Motifnya pun cukup besar sehingga sangat mencolok. Tapi batik dengan motif Jogja dan Solo dengan warna dasar coklat atau keemasan jugadijual di Trusmi.
Namun sayang setengah jam di Trusmi saya tak menemukan kemeja batik yang cocok dengan selera yakni batik dengan warna dasar gelap dan motif yang tidak terlalu besar.
Akhirnya pukul 14.00 saya meninggalkan Batik Trusmi dan kembali berjalan kaki menuju Perempatan Plered untuk menunggu angkutan kota menuju pusat kota Cirebon. Turun di Alun-alun Kejaksan, saya berjalan pulang menuju penginapan.
Hari itu saya sudah melihat wajah kota udang, merasakan sensasi berjalan kaki di bawah langit Cirebon. Satu kesan membekas di ingatan adalah kota Cirebon lumayan cantik sebagai alternatif destinasi wisata dan menarik untuk dijelajahi dengan berjalan kaki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H