[caption id="attachment_304970" align="aligncenter" width="594" caption="Seorang anak tampak tekun memberikan warna pada lembar putih di hadapannya."][/caption]
Batik sebagai pusaka budaya Indonesia sekaligus warisan dunia harus terus diperkuat kedudukannya. Merawat dan memperkuat batik sebagai identitas kekayaan bangsa tak hanya dengan memuliakan para pembatik atau memasyaratkan batik sebagai pakaian. Mengenalkan batik dan seluk beluknya sejak dini kepada anak-anak juga perlu dilakukan karena di tangan merekalah kelestarian dan kejayaan batik Indonesia digantungkan. Oleh karena itu berbagai cara perlu dilakukan untuk menyemai kecintaan terhadap batik pada diri anak-anak Indonesia. Salah satunya seperti apa dilakukan anak-anak di Kota Yogyakarta pada hari Minggu, 27 April 2014. Mereka dengan berlomba mewarnai kertas bermotif batik di Kraton Pakualaman Yogyakarta.
[caption id="attachment_304971" align="aligncenter" width="528" caption="Ratusan anak mengikuti lomba mewarnai motif batik di Kraton Puro Pakualaman Yogyakarta pada Minggu (27/4/2014)."]
Lomba mewarnai motif batik ini adalah bagian dari perayaan Hari Kartini yang juga bertujuan untuk lebih mendekatkan batik kepada anak-anak. Di samping itu lomba yang diikuti oleh ratusan anak-anak sekolah tingkat PAUD, SD dan SMP ini juga bermaksud untuk mengembangkan kreasi motif batik melalui imajinasi anak-anak.
[caption id="attachment_304973" align="aligncenter" width="322" caption="Berlomba dengan imajinasi."]
[caption id="attachment_304974" align="aligncenter" width="495" caption="Berdua, berbeda imajinasi."]
Dalam waktu 3 jam anak-anak ini menumpahkan imajinasinya di atas lembaran kertas bermotif batik tanpa warna. Tersedia banyak motif yang bisa dipilih sehingga anak-anak bisa mengenal aneka jenis motif batik mulai dari yang tradisional hingga kontemporer. Dengan alas meja kayu dan lantai anak-anak pun bermain dengan warna pilihan masing-masing. Aneka pewarna mulai dari krayon, pensil warna, spidol hingga kuas dan car air mereka gunakan. Beberapa orang tua tampak mengarahkan sang anak dengan memilihkan warna dan bagian yang harus diisi lebih dulu. Namun banyak juga anak-anak yang tampak asyik dan percaya diri melakukan semuanya sendiri.
[caption id="attachment_304972" align="aligncenter" width="510" caption="Dengan pensil warna menumpahkan imajinasi motif batik"]
[caption id="attachment_304977" align="aligncenter" width="510" caption="Imajinasi Wilaya Kusuma!"]
[caption id="attachment_304978" align="aligncenter" width="510" caption="Motif batik kaya warna."]
[caption id="attachment_304979" align="aligncenter" width="334" caption="Aku batik warna hijau!"]
Sepanjang lomba berlangsung berbagai kejadian dan pemandangan menarik terjadi. Layaknya anak-anak, tak sedikit di antara mereka yang mendadak badmood sehingga beberapa orang tua harus membujuk sang untuk terus mewarnai. Namun bujukan itu tak sepenuhnya berhasil hingga akhirnya sang orang tua mengambil alih melanjutkan mewarnai. Meski berbau kecurangan namun tak ada yang keberatan dan lomba tetap berlangsung menyenangkan.
[caption id="attachment_304980" align="aligncenter" width="510" caption="Si kecil lelah mewarnai"]
[caption id="attachment_304981" align="aligncenter" width="494" caption="Ibu-ibu yang anaknya kelelahan dan mogok mewarnai terpaksa "]
Ada juga anak-anak yang jenuh mewarnai kemudian beralih bermain dengan sesamanya di taman. Dan mendekati akhir lomba konsentrasi mereka pun buyar ketika panitia membagikan paket vitamin produk sponsor. Beberapa anak setelah mendapatkan paket vitamin kemudian asyik sendiri dengan bungkusan yang diterima dan melupakan kertas yang sedang mereka warnai.
[caption id="attachment_304982" align="aligncenter" width="320" caption="Motif batik yang "]
[caption id="attachment_304983" align="aligncenter" width="495" caption="Batik dalam imajinasi anak laki-laki."]
Namun banyak juga yang akhirnya menyelesaikan perlombaan dengan hasil yang manis. Secara perlahan goresan warna penuh mengisi halaman kertas hingga sebuah motif utuh tercipta . Menariknya meski beberapa anak mendapatkan motif batik yang sama, namun warna yang mereka pilih nyaris tak ada yang sama.
[caption id="attachment_304984" align="aligncenter" width="295" caption="Batik dalam imajinasi seorang gadis cilik."]
[caption id="attachment_304985" align="aligncenter" width="630" caption="Batik dalam imajinasi anak-anak Indonesia!."]
Seolah keluar dari pakem warna batik khas kota Yogyakarta, di tangan anak-anak ini kertasbermotif batik itu berubah menjadi lembaran penuh warna yang cantik. Dunia anak memang penuh warna. Tak masalah aneka motif batik tersebut diisi dengan warna apa saja karena pada dasarnya batik diciptakan dari sebuah kreasi pikiran. Dan imajinasi anak-anak, dengan aneka warna-warninya ini boleh jadi merupakan cikal bakal kreasi batik yang otentik di masa mendatang.
*semua foto dokumentasi pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H