Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Warna-warni Batik dalam Imajinasi Anak Indonesia

29 April 2014   01:24 Diperbarui: 4 April 2017   17:37 46552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_304970" align="aligncenter" width="594" caption="Seorang anak tampak tekun memberikan warna pada lembar putih di hadapannya."][/caption]

Batik sebagai pusaka budaya Indonesia sekaligus warisan dunia harus terus diperkuat kedudukannya. Merawat dan memperkuat batik sebagai identitas kekayaan bangsa tak hanya dengan memuliakan para pembatik atau memasyaratkan batik sebagai pakaian. Mengenalkan batik dan seluk beluknya sejak dini kepada anak-anak juga perlu dilakukan karena di tangan merekalah kelestarian dan kejayaan batik Indonesia digantungkan. Oleh karena itu berbagai cara perlu dilakukan untuk menyemai kecintaan terhadap batik pada diri anak-anak Indonesia. Salah satunya seperti apa dilakukan anak-anak di Kota Yogyakarta pada hari Minggu, 27 April 2014. Mereka dengan berlomba mewarnai kertas bermotif batik di Kraton Pakualaman Yogyakarta.

[caption id="attachment_304971" align="aligncenter" width="528" caption="Ratusan anak mengikuti lomba mewarnai motif batik di Kraton Puro Pakualaman Yogyakarta pada Minggu (27/4/2014)."]

13986820821102061390
13986820821102061390
[/caption]

Lomba mewarnai motif batik ini adalah bagian dari perayaan Hari Kartini yang juga bertujuan untuk lebih mendekatkan batik kepada anak-anak. Di samping itu lomba yang diikuti oleh ratusan anak-anak sekolah tingkat PAUD, SD dan SMP ini juga bermaksud untuk mengembangkan kreasi motif batik melalui imajinasi anak-anak.

[caption id="attachment_304973" align="aligncenter" width="322" caption="Berlomba dengan imajinasi."]

1398683180208054512
1398683180208054512
[/caption]

[caption id="attachment_304974" align="aligncenter" width="495" caption="Berdua, berbeda imajinasi."]

1398683327315946417
1398683327315946417
[/caption]

Dalam waktu 3 jam anak-anak ini menumpahkan imajinasinya di atas lembaran kertas bermotif batik tanpa warna. Tersedia banyak motif yang bisa dipilih sehingga anak-anak bisa mengenal aneka jenis motif batik mulai dari yang tradisional hingga kontemporer. Dengan alas meja kayu dan lantai anak-anak pun bermain dengan warna pilihan masing-masing. Aneka pewarna mulai dari krayon, pensil warna, spidol hingga kuas dan car air mereka gunakan. Beberapa orang tua tampak mengarahkan sang anak dengan memilihkan warna dan bagian yang harus diisi lebih dulu. Namun banyak juga anak-anak yang tampak asyik dan percaya diri melakukan semuanya sendiri.

[caption id="attachment_304972" align="aligncenter" width="510" caption="Dengan pensil warna menumpahkan imajinasi motif batik"]

139868299718721551
139868299718721551
[/caption]

[caption id="attachment_304977" align="aligncenter" width="510" caption="Imajinasi Wilaya Kusuma!"]

1398683405787951029
1398683405787951029
[/caption]

[caption id="attachment_304978" align="aligncenter" width="510" caption="Motif batik kaya warna."]

1398683511739094709
1398683511739094709
[/caption]

[caption id="attachment_304979" align="aligncenter" width="334" caption="Aku batik warna hijau!"]

1398683571938122120
1398683571938122120
[/caption]

Sepanjang lomba berlangsung berbagai kejadian dan pemandangan menarik terjadi. Layaknya anak-anak, tak sedikit di antara mereka yang mendadak badmood sehingga beberapa orang tua harus membujuk sang untuk terus mewarnai. Namun bujukan itu tak sepenuhnya berhasil hingga akhirnya sang orang tua mengambil alih melanjutkan mewarnai. Meski berbau kecurangan namun tak ada yang keberatan dan lomba tetap berlangsung menyenangkan.

[caption id="attachment_304980" align="aligncenter" width="510" caption="Si kecil lelah mewarnai"]

13986836301740433972
13986836301740433972
[/caption]

[caption id="attachment_304981" align="aligncenter" width="494" caption="Ibu-ibu yang anaknya kelelahan dan mogok mewarnai terpaksa "]

13986837131082410672
13986837131082410672
[/caption]

Ada juga anak-anak yang jenuh mewarnai kemudian beralih bermain dengan sesamanya di taman. Dan mendekati akhir lomba konsentrasi mereka pun buyar ketika panitia membagikan paket vitamin produk sponsor. Beberapa anak setelah mendapatkan paket vitamin kemudian asyik sendiri dengan bungkusan yang diterima dan melupakan kertas yang sedang mereka warnai.

[caption id="attachment_304982" align="aligncenter" width="320" caption="Motif batik yang "]

1398683806569528585
1398683806569528585
[/caption]

[caption id="attachment_304983" align="aligncenter" width="495" caption="Batik dalam imajinasi anak laki-laki."]

1398683896597986802
1398683896597986802
[/caption]

Namun banyak juga yang akhirnya menyelesaikan perlombaan dengan hasil yang manis. Secara perlahan goresan warna penuh mengisi halaman kertas hingga sebuah motif utuh tercipta . Menariknya meski beberapa anak mendapatkan motif batik yang sama, namun warna yang mereka pilih nyaris tak ada yang sama.

[caption id="attachment_304984" align="aligncenter" width="295" caption="Batik dalam imajinasi seorang gadis cilik."]

13986839601456220776
13986839601456220776
[/caption]

[caption id="attachment_304985" align="aligncenter" width="630" caption="Batik dalam imajinasi anak-anak Indonesia!."]

1398684095551019476
1398684095551019476
[/caption]

Seolah keluar dari pakem warna batik khas kota Yogyakarta, di tangan anak-anak ini kertasbermotif batik itu berubah menjadi lembaran penuh warna yang cantik. Dunia anak memang penuh warna. Tak masalah aneka motif batik tersebut diisi dengan warna apa saja karena pada dasarnya batik diciptakan dari sebuah kreasi pikiran. Dan imajinasi anak-anak, dengan aneka warna-warninya ini boleh jadi merupakan cikal bakal kreasi batik yang otentik di masa mendatang.

*semua foto dokumentasi pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun