Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Di Yogyakarta Ada Adat Membersihkan Desa

16 Juni 2014   16:35 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:31 771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_311332" align="aligncenter" width="560" caption="Tusukan tombak para prajurit menghancurkan raksasa."]

14028854411560775832
14028854411560775832
[/caption]

Hal yang kurang lebih sama ditampilkan oleh kontingen dari Kabupaten Bantul yang membawakan upacara adat Rasulan. Disebut Rasulan karena dalam pelaksanaannya upacara ini juga diisi dengan doa dan pujian kepada Rasulullah.

Pada praktiknya Rasulan juga digelar sebagai bersih desa. Upacara yang mengedepankan kebersamaanini juga sering diselenggarakan menjelang acara-acara penting seperti pemilihan lurah. Dengan menggelar Rasulan warga diharapkan tetap rukun di tengah perbedaan pilihan.

[caption id="attachment_311334" align="aligncenter" width="540" caption="Upacara adata Rasulan, bentuk lain Bersih Desa dari Kabupaten Bantul."]

14028855521300700628
14028855521300700628
[/caption]

[caption id="attachment_311335" align="aligncenter" width="480" caption="Gunungan diarak pada upacara Rasulan."]

1402885636473329896
1402885636473329896
[/caption]

[caption id="attachment_311336" align="aligncenter" width="540" caption="Gamelan ditabuh selama upacara adat Rasulan."]

14028857002137433298
14028857002137433298
[/caption]

Agak berbeda dengan Bersih Desa Luaran, upacara adat Rasulan tidak terlalu banyak melibatkan simbol. Meski demikian prosesi yang ditampilkan juga melambangkan kegembiraan dan ungkapan syukur atas nikmat Tuhan yang diberikan kepada desa mereka selama satu tahun. Gunungan hasil bumi kembali digunakan bahkan diarak oleh sejumlah prajurit pria.

[caption id="attachment_311337" align="aligncenter" width="540" caption="Antusiasme wara dan wisatawan menyaksikan upacara Bersih Desa dan Rasulan."]

14028857841854129445
14028857841854129445
[/caption]

Benar-benar festival yang menarik. Ribuan penonton yang terdiri dari masyarakat Yogyakarta dan wisatawan rela berdesakkan untukmenyaksikannya meski selama festival berlangsung mendung dan gerimis membungkus langit. Upacara-upacara adat inipun lebih dari sekadar prosesi. Dengan melibatkan banyak orang, tari-tarian tradisional, pakaian adat dan bahasa Jawa, upacara adat juga menjadi media untuk melestarikan nilai luhur budaya lainnya.

[caption id="attachment_311338" align="aligncenter" width="348" caption="Ogoh-ogoh menjadi simbol raksasa pengganggu ketentraman dan kemakmuran desa."]

1402885871595792251
1402885871595792251
[/caption]

Tak hanya meriah, Festival Bentara Upacara Adat dan Bersih Desa menjadi bukti dan harapan agar budaya lokal tetap lestari dalam tata kehidupan masyarakat di tengah gempuran modernisasi dan arus budaya asing yang mempengaruhi budaya nasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun