[caption id="attachment_311332" align="aligncenter" width="560" caption="Tusukan tombak para prajurit menghancurkan raksasa."]
Hal yang kurang lebih sama ditampilkan oleh kontingen dari Kabupaten Bantul yang membawakan upacara adat Rasulan. Disebut Rasulan karena dalam pelaksanaannya upacara ini juga diisi dengan doa dan pujian kepada Rasulullah.
Pada praktiknya Rasulan juga digelar sebagai bersih desa. Upacara yang mengedepankan kebersamaanini juga sering diselenggarakan menjelang acara-acara penting seperti pemilihan lurah. Dengan menggelar Rasulan warga diharapkan tetap rukun di tengah perbedaan pilihan.
[caption id="attachment_311334" align="aligncenter" width="540" caption="Upacara adata Rasulan, bentuk lain Bersih Desa dari Kabupaten Bantul."]
[caption id="attachment_311335" align="aligncenter" width="480" caption="Gunungan diarak pada upacara Rasulan."]
[caption id="attachment_311336" align="aligncenter" width="540" caption="Gamelan ditabuh selama upacara adat Rasulan."]
Agak berbeda dengan Bersih Desa Luaran, upacara adat Rasulan tidak terlalu banyak melibatkan simbol. Meski demikian prosesi yang ditampilkan juga melambangkan kegembiraan dan ungkapan syukur atas nikmat Tuhan yang diberikan kepada desa mereka selama satu tahun. Gunungan hasil bumi kembali digunakan bahkan diarak oleh sejumlah prajurit pria.
[caption id="attachment_311337" align="aligncenter" width="540" caption="Antusiasme wara dan wisatawan menyaksikan upacara Bersih Desa dan Rasulan."]
Benar-benar festival yang menarik. Ribuan penonton yang terdiri dari masyarakat Yogyakarta dan wisatawan rela berdesakkan untukmenyaksikannya meski selama festival berlangsung mendung dan gerimis membungkus langit. Upacara-upacara adat inipun lebih dari sekadar prosesi. Dengan melibatkan banyak orang, tari-tarian tradisional, pakaian adat dan bahasa Jawa, upacara adat juga menjadi media untuk melestarikan nilai luhur budaya lainnya.
[caption id="attachment_311338" align="aligncenter" width="348" caption="Ogoh-ogoh menjadi simbol raksasa pengganggu ketentraman dan kemakmuran desa."]
Tak hanya meriah, Festival Bentara Upacara Adat dan Bersih Desa menjadi bukti dan harapan agar budaya lokal tetap lestari dalam tata kehidupan masyarakat di tengah gempuran modernisasi dan arus budaya asing yang mempengaruhi budaya nasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H