Mohon tunggu...
Wardatus Sholihah
Wardatus Sholihah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Bismillah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Kenali Apa Saja Penyebab dan Cara Menangani Gangguan Perkembangan Menulis pada Anak

21 April 2022   09:47 Diperbarui: 21 April 2022   09:51 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gangguan Perkembangan Menulis Pada Anak (viva.co.id)

Pada artikel sebelumnya kita telah membahas tentang gangguan perkembangan membaca pada anak. Nah pada pembahasan kita kali ini akan membahas tentang gangguan perkembangan menulis pada anak. Anak ternyata tidak hanya memiliki gangguan perkembangan dalam membaca tetapi dalam menulis pun anak memiliki gangguan. Apa si kira-kira nama gangguan perkembangan menulis pada anak? Seperti yang telah kita ketahui gangguan perkembangan membaca pada anak dinamakan disleksia sedangkan gangguan perkembangan menulis pada anak dinamakan disgrafia.

Disgrafia adalah masalah belajar yang terpaku pada kemampuan menulis anak. Kualitas tulisan tangan anak-anak dengan masalah ini seringkali sulit untuk dibaca dengan teliti. Anak-anak yang mengalami disgrafia juga kadang-kadang menggunakan beberapa kata yang tidak pantas dalam berkomunikasi.

Anak-anak yang memiliki kesulitan dalam menulis itu dianggap malas karena ke cerobohannya dalam menulis. Hal ini akan mengurangi harga diri anak dan kepercayaan diri seorang anak. Hal tersebut mungkin terjadi karena membuat anak merasa cemas dan berperilakuan buruk ketika disekolah.

Sekilas pembahasan, disgrafia terlihat sama dengan disleksia, karena terkadang penderita disleksia juga tidak suka menulis dan mengeja. Sejujurnya, terkadang, anak-anak mungkin mengalami disleksia dan disgrafia secara bersamaan.

Oleh karena itu, penilaian yang tepat diharapkan dapat mengetahui masalah gangguan belajar yang dialami oleh anak-anak.

Ciri khas dari disgrafia adalah tulisan tangan yang tidak jelas dan sulit untuk dibaca. Namun, ini tidak berarti bahwa semua anak dengan tulisan tangan berantakan atau tidak rapi mengalami disgrafia.

Berikut adalah tanda-tanda lainnya yang mungkin menunjukkan seorang anak menderita disgrafia.

  • Sulit menyalin tulisan
  • Memegang bahan tulis terlalu keras, menyebabkan kram tangan
  • Ejaan dan penulisan huruf kapital yang salah
  • Menulis itu terasa sulit dan dilakukan secara lambat
  • Posisi tubuh atau tangan yang berbeda saat menulis
  • Mencampurkan huruf sambung dan pisah
  • Menulis sambil mengeja atau menceritakan kembali kalimat yang disusun
  • Ukuran dan spasi yang tidak tepat atau tidak beraturan
  • Kekurangan huruf atau kata dalam kalimat
  • Kesulitan untuk membayangkan kata-kata sebelum ditulis
  • Memerhatikan tangan sambil menulis
  • Kesulitan berkonsentrasi pada saat  menulis
  • Sering menghapus tulisan saat menulis.

Gangguan belajar disgrafia terjadi ketika ada masalah dengan sistem saraf yang mengatur kemampuan motorik untuk menulis. Meskipun demikian, penyebab disgrafia belum diketahui secara pasti. Walaupun seperti itu, ada beberapa kemungkinan yang dapat memicu disgrafia.

Jika disgrafia terjadi saat masih anak-anak, kemungkinan penyebab disgrafia adalah masalah pada memori yang memungkinkan anak mengingat kata-kata yang ditulis dan posisi atau gerakan tangan untuk bisa menulis.

Terkadang disgrafia juga dapat timbul bersamaan dengan masalah belajar lainnya, seperti ADHD, disleksia, dan lain-lain

Disgrafia yang muncul saat dewasa dapat disebabkan oleh cedera otak atau stroke. Masalah cidera atau gangguan pada bagian lobus parietal kiri di otak besar dapat memicu disgrafia.

Gangguan belajar disgrafia dapat diturunkan dan merupakan resiko yang lebih serius untuk anak-anak yang dikandung dengan terburu-buru (lahir premature) dan yang memiliki masalah belajar lainnya. Karena dianggap merepotkan, gangguan ini bisa menjadi salah satu faktor yang membuat anak-anak malas menulis.

Perbedaan antara disleksia, disgrafia, dan diskalkulia harus diketahui oleh orangtua. Disleksia adalah masalah dalam interaksi belajar anak yang digambarkan dengan kesulitan membaca, mengeja, atau berbicara dengan jelas.

Sementara itu, disgrafia merupakan masalah belajar pada anak yang digambarkan dengan kesulitan menulis. Masalah ini terjadi ketika anak-anak terus-menerus mengalami kesulitan dalam menulis hingga mengganggu kegiatan belajar.

Berbeda dengan disgrafia yang mempengaruhi kemampuan anak untuk menulis, diskalkulia berkaitan dengan angka. Gangguan ini menyebabkan anak-anak mengalami kesulitan dalam mempelajari konsep matematika dasar.

Dilihat dari banyaknya informasi, disgrafia adalah gangguan belajar yang belum bisa diobati. Namun, ada penanganan yang mungkin dapat membantu anak-anak mengatasi gangguan belajar ini.

Salah satu penanganan yang dapat diberikan kepada anak-anak yang mengalami gangguan belajar disgrafia adalah terapi okupasi. Terapi ini dapat berperan untuk meningkatkan kemampuan menulis anak-anak dengan cara-cara berikut:

  • Tentukan batas dalam labirin (menggambar garis dalam labirin).
  • Belajar menggunakan tanah liat.
  • Menunjukkan cara memegang alat tulis yang memudahkan anak-anak untuk menulis.
  • Melakukan menggambar teka-teki kesimpulan yang jelas
  • Menulis huruf pada krim yang ada di atas meja.

Selain terapi okupasi, ada berbagai program yang bisa diikuti oleh anak-anak sebagai penanganan disgrafia. Program-program ini dapat membantu anak-anak dengan belajar bagaimana menulis dengan rapi, misalnya terapi motorik.

Apabila anak mengalami gangguan belajar lainnya, ia juga akan diberikan penanganan untuk mengatasi masalah belajar tersebut, misalnya ADHD atau disleksia.

Disgrafia adalah gangguan belajar yang belum ada obatnya, namun orangtua dapat berperan dalam membantu anak-anak mengatasi gangguan belajar ini.

Berikut adalah beberapa petunjuk yang dapat dilakukan orangtua dalam membantu anak-anak dengan gangguan disgrafia belajar:

  • Berikan anak bola penghilang stress yang bisa diremas-remas  yang dapat digunakan untuk mengembangkan kekuatan dan koordinasi otot tangan anak.
  • Lengkapi alat tulis dengan pegangan yang cocok untuk anak-anak dan kertas bergaris lebar
  • Pujilah anak  ketika anak  mengetahui cara menulis sesuatu dengan benar.
  • Diskusikan gangguan belajar yang dialami oleh anak-anak dengan tujuan agar anak-anak bisa mengerti kondisi yang dimilikinya.
  • Latih anak-anak cara mengatasi stress sebelum menulis sehingga anak-anak merasa lebih rileks dan santai, seperti berjabat tangan, dll.
  • Memfokuskan pada anak-anak untuk bisa mengetik daripada menulis.

Orangtua juga dapat bekerja sama dengan guru di sekolah untuk memudahkan anak-anak dalam mengikuti pembelajaran. Beberapa hal yang dapat membantu anak dalam belajar di sekolah adalah:

  • Berikan waktu tambahan bagi anak-anak untuk mengerjakan tugas atau ujian.
  • Menunjuk salah satu murid untuk menjadi pencatat bagi anak.
  • Berikan tes atau tugas secara lisan.
  • Mengizinkan anak-anak merekam materi yang diterangkan guru.
  • Berikan tugas tertulis yang lebih singkat untuk anak-anak.
  • Pemberian kertas bergaris lebar untuk mengarang bagi anak-anak.
  • Berikan alat tulis yang khusus untuk anak-anak.
  • Memberikan materi ilustrasi yang dicetak atau direkam atau catatan kepada anak-anak
  • Mengizinkan anak-anak untuk mengirimkan tugas dalam bentuk audio atau video
  • Menggunakan komputer untuk membuat catatan atau mengerjakan tugas

Apabila terapi atau program yang diikuti anak tersebut tampaknya tidak menunjukkan hasil, jangan merasa  frustasi atau bingung dan jangan memarahi anak tersebut, karena proses perkembangan anak dalam mengatasi disgrafia membutuhkan waktu yang tidak singkat.

Jika orangtua merasa anaknya tidak sesuai dengan program atau terapi yang diikuti, orangtua dapat mencari program atau terapi lain yang lebih sesuai untuk anak tersebut. Terimalah anak itu apa adanya dan berilah semangat pada anak untuk terus berusaha menghadapi gangguan belajar disgrafia yang dimilikinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun