Teori ini menekankan persamaan hak dan kesempatan bagi perempuan di ruang publik, seperti pendidikan, pekerjaan dan politik. Tokoh seperti Mary Wollstonecraft dan John Stuart Mill menjadi pionir yang memperjuangkan hak pilih perempuan dan akses terhadap pendidikan.
- Feminisme Marxis
Teori ini mengaitkan penindasan terhadap perempuan dengan struktur ekonomi kapitalis. Friedrich Engels dalam Asal Usul Keluarga, Milik Pribadi dan Negara (1884). Feminisme Marxis memandang pembebasan perempuan sebagai bagian integral dari perjuangan kelas.
- Feminisme Radikal
Berfokus pada patriarki sebagai sistem yang menindas dan mendominasi perempuan dalam segala aspek kehidupan. Tokoh seperti Andrea Dworkin dan Shulamith Firestone menentang patriarki dalam berbagai bentuknya, termasuk seksisme, heteronormativitas, dan kekerasan terhadap perempuan.
- Feminisme Sosialis
Menggabungkan analisis Marxis dan feminis, menekankan hubungan antara kelas, gender dan ras dalam menciptakan penindasan terhadap perempuan. Teori ini memandang perjuangan perempuan sebagai bagian integral dari gerakan sosialis yang lebih luas untuk menciptakan masyarakat yang adil dan egaliter.
- Feminisme PostmodernÂ
Teori ini menekankan pada keragaman pengalaman perempuan dan peran identitas dalam membentuk realitas gender. Tokoh-tokoh seperti Judith Butler dan Donna Haraway adalah pionir yang menantang kategori gender biner dan norma-norma tradisional.
- Feminisme InterseksionalitasÂ
Menekankan bahwa penindasan terhadap perempuan tidak hanya didasarkan pada gender tetapi juga dimitigasi oleh faktor lain seperti ras, kelas, orientasi seksual dan identitas lainnya.
- Feminisme EkosentrisÂ
Teori ini memandang patriarki dan kapitalisme sebagai sistem yang saling bergantung dan merugikan lingkungan dan masyarakat. Tokoh seperti Vandana Shiva dan Karen Warren adalah pionir yang memperjuangkan keadilan gender dan ekologi.
Para pencetus teori feminis yang terkenal antara lain:
- Mary Wollstonecraft.
Penulis Inggris, filsuf dan pembela hak-hak perempuan abad ke-18 yang karyanya terkenal adalah The Vindication of the Rights of Women. Bukunya membahas tentang pentingnya pendidikan bagi perempuan dan peran perempuan di negara ini sebagai pendidik anak-anak dan pendamping laki-laki.
- Betty Friedan.
Penulis, aktivis, dan feminis Amerika yang mempengaruhi kebangkitan feminisme gelombang kedua dengan bukunya The Feminine Mystique.
- Raden Adjeng Kartini.
Pahlawan nasional Indonesia yang menggagas pendidikan perempuan Jawa sebagai wujud realisasi hak-hak perempuan. Terlahir dari keluarga bangsawan di Jepara, ia mempunyai cita-cita untuk bersekolah di SMA namun keluarganya tidak mengizinkannya. Korespondensi Kartini dengan feminis Belanda diterbitkan secara postmodern oleh J.H. Abendanon dengan judul Door Duisternis tot Licht atau Habis Gelap Terbitlah Terang.
- Malala Yousafzai.