Mohon tunggu...
Wardah Fajri
Wardah Fajri Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis Pengembara Penggerak Komunitas

Community Development -Founder/Creator- Social Media Strategist @wawaraji I www.wawaraji.com Bismillah. Menulis, berjejaring, mengharap berkah menjemput rejeki. Blogger yang menjajaki impian menulis buku sendiri, setelah sejak 2003 menjadi pewarta (media cetak&online), menulis apa saja tertarik dengan dunia perempuan, keluarga, pendidikan, kesehatan, film, musik, modest fashion/fashion muslim, lifestyle, kuliner dan wisata.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Turut Bahagia untuk Dua Komunitas Kompasiana, KOMA dan RTC

5 April 2016   09:53 Diperbarui: 5 April 2016   10:18 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua komunitas ini mengajarkan kita bagaimana membangun dan memelihara apa yang sudah kita ciptakan itu tak mudah. Meski begitu bukan berarti tak bisa. Selama aja jiwa, dan mitra yang bisa berjalan berdampingan dengan tujuan yang sama maka impian sangat mungkin diwujudkan. Impian berkomunitas dengan berbagai manfaatnya yang tak selalu diukur dengan materi. Memberikan manfaat seluas luasnya untuk community dan society.

Komunitas butuh nyawa dari penggeraknya dan pendukungnya. KOMA dan RTC punya. Meski keduanya lahir dengan beda cerita di bulan dan tahun yang sama, keduanya bernyawa.

Yang saya tahu, mohon maaf kalau keliru, RTC lahir atas inisiatif pribadi dengan kesamaan hobi menulis fiksi. KOMA lahir dari sebuah kegiatan di Ambon yang kemudian muncul inisiatif membangun komunitas berbasis daerah untuk memudahkan koordinasi dengan penulis daerah selain juga komunitas bisa memfasilitasi kebutuhan daerah.

Tak selalu mudah membangun komunitas seperti KOMA dengan berbagai tujuannya. Kembali lagi penggerak dengan pendukungnya yang bernyawa dan satu jiwa yang akan menentukan masa depannya.

Entah ya saya merasa "memiliki" keduanya. Meski tak ada yang saya lakukan untuk keduanya. Semoga ca Yusnita dan kak Fitri tak keberatan dengan rasa itu.

Kepada keduanya saya pernah bertukar pikiran mengenai apa yang bisa dilakukan. Bahkan sempat pada pembicaraan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Kepada keduanya saya menangkap kesamaan tujuan ingin melakukan atau mewujudkan sesuatu, memfasilitasi orang lain untuk melakukan berbagai kegiatan yang menyenangkan sampai memberdayakan. Bahkan memberikan sesuatu yang lebih untuk orang lain untuk anggotanya.

Saya pun menangkap ada kendala atau sebutlah tantangan. Namun keduanya tak menyerah untuk menerobosnya. Bagaimana ca Yusnita harus membuka jalan membangun kemitraan agar kegiatan bisa berjalan. Bagaimana ka Fitri juga ingin memberikan lebih anggota dengan mencari mitra kegiatan.

Ah saya merindu percakapan itu. Bersama ca Nita di depan Masjid Sunda Kelapa bicara impiannya. Bersama ka Fitri di foodcourt sebuah mal lama di Jakarta.Barat hingga malam makin larut sampai mal tutup.

[caption caption="Pertemuan dengan Penggagasa RTC, Fitri Manalu, di Jakarta. Dok. Fitri Manalu"]

[/caption]Tunggu saya giliran datang ke Ambon dan Medan ya. Kembali kita berbagi cerita dengan suasana berbeda.

Selamat ulang tahun RTC dan KOMA sungguh kalian adalah contoh tentang komunitas yang terpelihara, utamanya semangatnya.

Salam dari Tangerang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun