[caption caption="Pertemuan perdana KOMA, RTC, KBandung, Konek Surabaya di Community Gathering. Dok. Wardah Fajri"][/caption]April, bulannya perempuan Indonesia. Bulannya Kartini. Sosok perempuan teladan asli Indonesia yang mewakili semangat pengembangan diri, bertumbuh bersama, korespondensi, keinginan untuk saling membesarkan, maju bersama. Ah tak sabar menunggu film yang akan tayang 11 April nanti, Surat Cinta untuk Kartini. Tapi bukan film yang mau saya bahas di sini. Saya meresapi semangat Kartini ada di antara penggagas dan pengelola dua komunitas di Kompasiana yang berulangtahun di bulannya Kartini.
Bukan kebetulan, penggerak kedua komunitas tersebut adalah juga para perempuan. Maafkan tak menyebutkan semua nama tapi setahun sudah kedua komunitas tersebut terbentuk ada lima nama yang tercatat jelas di pikiran saya. Ca Yusnita, Roesda, Fitri Manalu, Ay Mahening, Nurhasanah SWD.
Setahun sudah usia kedua komunitas yang pernah saya dampingi di masa lalu. Masa menyenangkan menjadi pendamping menjadi partner teman-teman yang luar biasa semangat berbaginya. Semangat yang khas dan selalu membuat saya tak pernah bisa lepas dari komunitas.
Penyebutan nama saya dalam status Facebook seorang kawan baik di Ambon nun jauh di sana mengusik hati.
Ini kata dia:
Ada dua Komunitas Kompasiana ber-Ulang-Tahun di bulan April yakni Rumpies the Club ( 1 April 2015 - 1April 2016) dan Kompasianer Amboina (12 April 2015 - 12 April 2016).
Mari Berbahagia kawan-kawan Penulis Kompasiana, Selamat Hari Jadi, sudah 1 Tahun Komunitas kita terbentuk.
Semoga tetap menjadi yang terbaik.
Saya pun jadi merindu kebersamaan dan percakapan di dunia maya juga dunia nyata. Beruntung saya sudah pernah bertemu empat dari lima perempuan hebat dua komunitas. Â Salah satunya Roesda Leikawa perempuan hebat penulis status tersebut yang pernah bertualang singkat seharian di Jakarta.
[caption caption="Hangout KOMA di Jakarta. Dok. Wardah Fajri"]
Ya, saya bangga dan bahagia dengan apa yang dilakukan Roesda dan ca Yusnita dari Amboina, Fitri Manalu, Ay Mahening dan Nur Hasanah SWD dari RTC.
Para kartini masa kini di era komunitas ini membuktikan betapa maju bersama itu melegakan. Dari jauh saya hanya memerhatikan dengan senyuman lebar. RTC makin kreatif dengan kegiatan fiksi dan aktivitas yang beda tak terpikirkan sebelumnya. Sebut saja event keren Cinta Sejati Rumpies the Club dan saya menjadi salah satu pesertanya. KOMA dengan program pemberdayaannya makin eksis semangatnya tak padam menyebarkan virus menulis untuk anak SMA di Maluku. Luar biasa bahagianya dengan update yang sesekali saya bisa pantau lewat medsos.
Kedua komunitas ini mengajarkan kita bagaimana membangun dan memelihara apa yang sudah kita ciptakan itu tak mudah. Meski begitu bukan berarti tak bisa. Selama aja jiwa, dan mitra yang bisa berjalan berdampingan dengan tujuan yang sama maka impian sangat mungkin diwujudkan. Impian berkomunitas dengan berbagai manfaatnya yang tak selalu diukur dengan materi. Memberikan manfaat seluas luasnya untuk community dan society.
Komunitas butuh nyawa dari penggeraknya dan pendukungnya. KOMA dan RTC punya. Meski keduanya lahir dengan beda cerita di bulan dan tahun yang sama, keduanya bernyawa.
Yang saya tahu, mohon maaf kalau keliru, RTC lahir atas inisiatif pribadi dengan kesamaan hobi menulis fiksi. KOMA lahir dari sebuah kegiatan di Ambon yang kemudian muncul inisiatif membangun komunitas berbasis daerah untuk memudahkan koordinasi dengan penulis daerah selain juga komunitas bisa memfasilitasi kebutuhan daerah.
Tak selalu mudah membangun komunitas seperti KOMA dengan berbagai tujuannya. Kembali lagi penggerak dengan pendukungnya yang bernyawa dan satu jiwa yang akan menentukan masa depannya.
Entah ya saya merasa "memiliki" keduanya. Meski tak ada yang saya lakukan untuk keduanya. Semoga ca Yusnita dan kak Fitri tak keberatan dengan rasa itu.
Kepada keduanya saya pernah bertukar pikiran mengenai apa yang bisa dilakukan. Bahkan sempat pada pembicaraan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Kepada keduanya saya menangkap kesamaan tujuan ingin melakukan atau mewujudkan sesuatu, memfasilitasi orang lain untuk melakukan berbagai kegiatan yang menyenangkan sampai memberdayakan. Bahkan memberikan sesuatu yang lebih untuk orang lain untuk anggotanya.
Saya pun menangkap ada kendala atau sebutlah tantangan. Namun keduanya tak menyerah untuk menerobosnya. Bagaimana ca Yusnita harus membuka jalan membangun kemitraan agar kegiatan bisa berjalan. Bagaimana ka Fitri juga ingin memberikan lebih anggota dengan mencari mitra kegiatan.
Ah saya merindu percakapan itu. Bersama ca Nita di depan Masjid Sunda Kelapa bicara impiannya. Bersama ka Fitri di foodcourt sebuah mal lama di Jakarta.Barat hingga malam makin larut sampai mal tutup.
[caption caption="Pertemuan dengan Penggagasa RTC, Fitri Manalu, di Jakarta. Dok. Fitri Manalu"]
Selamat ulang tahun RTC dan KOMA sungguh kalian adalah contoh tentang komunitas yang terpelihara, utamanya semangatnya.
Salam dari Tangerang
[caption caption="Kumpul Komunitas di Kompasianival 2015. Dok. Wardah Fajri"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H