Film pendek, mendengar dua kata ini ingatan saya kembali ke masa kuliah. Boleh dibilang film pendek identik dengan pelajar dan mahasiswa yang ingin berkarya mewujudkan ide segarnya. Benar saja, lewat Festival Film Pendek Indonesia atau FFPI sebuah ajang garapan KompasTV mewadahi serta mendukung pelajar, mahasiswa, juga masyarakat umum yang punya ketertarikan terhadap dunia film, saya menemukan kembali semangat berkarya anak muda itu. Ketika semangat berkarya dari kalangan muda mendapatkan perhatian dan dukungan, maka kesempatan berkembang terbuka makin lebar. Inilah yang terjadi di FFPI 2015.
Untuk kali kedua KompasTV mengadakan FFPI. Pada 2015 tema yang diangkat adalah “Indonesiaku, Kebanggaanku”. FFPI mencari film pendek yang menyuarakan Indonesia dengan apa pun sudut pandangnya. Lewat film pendek, Indonesia tersuarakan dalam FFPI. Setidaknya itu yang saya tangkap saat menyaksikan langsung 10 film pendek, finalis FFPI 2015 di Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia West Mall, Jakarta, Jumat, 22 Januari 2015.
Seperti dituliskan Kompasianer Yos Mo di SINI jelang kegiatan Kompas TV- Komik Nobar FFPI 2015, berikut 10 finalis yang berkompetisi meraih juara:
Finalis Kategori Pelajar :
1. Ali-Ali Setan (SMK YPLP Perwira Purbalingga)
2. Coblosan (SMK Kurasari Purbalingga)
3. Kotak Pusaka (SMK Negeri 51 Jakarta)
4. Samin Surosentiko (Sanggar Seni Sekar Tanjung)
5. Surya The School Gangs (SMK Muhammadiyah 1 Temanggung)
Finalis Kategori Umum :
1. Bubar, Jalan! (Rumahku Films)
2. Nilep (Ravacana Films)
3. Ojo Sok-Sokan (Sebelas Sinema Pictures)
4. Opor Operan (Sebelas Sinema Pictures)
5. Ruwat (Tanahijau Kreative)
Untuk mencari pemenang, penilaian oleh tim juri memperhitungkan beberapa aspek, di antaranya kesesuaian tema, konten termasuk di dalamnya ide cerita, alur, plot, orisinalitas, serta teknik pengambilan gambar hingga penyuntingan. Sepuluh finalis tersebut merupakan hasil seleksi dari 20 besar yang tersaring dari 200 lebih peserta.
Saat movie screening di Galeri Indonesia Kaya, Bimo Setiawan selaku Direktur KompasTV mengatakan penyeleksian finalis bukan perkara mudah. Ia bahkan mengaku tak sanggup menjadi juri melihat tingginya antusiasme peserta FFPI 2015 yang berlangsung sejak 1 Oktober hingga 18 Desember 2015, dengan sebelumnya juga diadakan workshop di berbagai kota.
Melihat besarnya minat kalangan muda memproduksi film pendek, Bimo pun memberikan dukungannya, agar anak muda terus berkarya dengan pihaknya yang berkomitmen mewadahi, memfasilitasi sebagai bentuk dukungan untuk sineas muda.
Salah satu tim juri, Angga Dwimas Sasongko, seorang produser dan sutradara yang sukses berkiprah sejak 2010 (nominee Sutradara Terbaik Piala Citra untuk Film Hari untuk Amanda) hingga menang Piala Citra untuk Film Terbaik Cahaya dari Timur: Beta Maluku pada 2014, serta nominee Sutradara Terpuji (Festival Film Bandung) dan Sutradara Terbaik (Festival Film Indonesia) 2015 untuk Film Filosofi Kopi, mengatakan keunikan cerita yang memberikan sebuah pernyataan dalam fim pendek, adalah kriteria paling dicarinya untuk mendapatkan nama pemenang.
Persoalan teknik produksi, apalagi jika pesertanya adalah pembuat film amatir, bukan menjadi pertimbangan utama juri dalam membuat keputusan. Bagaimana ide direalisasikan dalam konten film pendek yang memberikan pesan atau pernyataan sesuai tema untuk menyuarakan Indonesia dengan caranya, lebih menjadi perhatian.
Saya pun membuat catatan kecil sambil menyaksikan 10 film pendek finalis FFPI 2015. Bagi saya, sebuah film yang bisa memberikan pesan sederhana berasal dari keseharian kita namun disampaikan dengan cara menarik, menghibur, unik itulah film yang baik, sekali lagi bagi saya.
Dan saya pun mencatat, beberapa judul film pendek FFPI 2015 yang saya nilai punya pesan dan berhasil menyampaikan pesannya lewat film pendek, yakni Nilep dan Bubar Jalan. Untuk film Bubar Jalan, saya bahkan sampai merasa menjadi bagian dari film tersebut karena ceritanya sangat dekat dengan kita dan berisi pengalaman yang rasanya semua orang pernah merasakan, terutama siswa sekolah dasar negeri dengan ritual upacara bendera. Mengangkat cerita yang dekat dengan pengalaman individual, dengan sisipan pesan atau bahkan kritikan di dalamnya, bagi saya, itulah fungsi film.
Lantas siapa yang menang dan kenapa juri memenangkan mereka? Angga berkomentar bahwa sebagai juri ia menghargai tema, keberanian para pembuat film yang tahu kekuatannya masing-masing, sehingga mampu membuat film dengan memaksimalkan kekuatannya tersebut.
Untuk kategori pelajar, Angga bahkan memberikan apresiasi lebih atas keberanian sineas muda mengangkat cerita dan pesan di baliknya, seperti cerita politik uang dalam film Coblosan yang menurutnya adalah sebuah keberanian dari kalangan muda untuk mengangkat isu sosial ke dalam sebuah film pendek.
Inilah karya sineas muda Indonesia yang terpilih sebagai pemenang FFPI 2015, atas keberaniannya menyuarakan isu di sekitarnya lewat film, membawa pesan sosial, bahkan juga kritik di balik cerita film pendek tentang Indonesia dan masyarakatnya, menyuarakan Indonesia.
Pemenang Kategori Pelajar:
Juara 1: Surya The School Gangs (SMK Muhammadiyah 1 Temanggung)
Juara 2: Coblosan (SMK Kurasari Purbalingga)
Juara 3: Samin Surosentiko (Sanggar Seni Sekar Tanjung)
Pemenang Kategori Umum:
Juara 1: Bubar, Jalan! (Rumahku Films)
Juara 2: Ojo Sok-Sokan (Sebelas Sinema Pictures)
Juara 3: Opor Operan (Sebelas Sinema Pictures)
Passion Angga dan Kepeduliannya
Ada yang menarik di sela pengumuman FFPI 2015. Angga mengatakan bahwa ia memulai membuat film juga sejak SMA, sama seperti pelajar yang memenangkan FFPI 2015. Sama sejarahnya namun berbeda kondisinya, karena menurut Angga di masanya, belum banyak pendukung seperti ekskul sinematografi belum ada, kamera sulit didapat, belum lagi proses produksi yang masih sangat manual. Sebagai bentuk dukungannya kepada pelajar yang berminat dan mau belajar menjadi sineas lebih professional, Angga pun memberikan kesempatan magang kepada para pemenang kategori pelajar.
Angga bukan saja mengumumkannya langsung di atas panggung. Begitu turun panggung, saya perhatikan ia mencatat sesuatu dalam kertas, membaginya menjadi tiga potongan dan memberikannya satu per satu kepada ketiga pemenang kategori pelajar. Kebetulan salah satu pemenang duduk di depan saya, dan sekilas saya mendengar Angga berkata langsung kepadanya untuk menghubungi nomor yang tertera di kertas tersebut. Angga ingin memastikan semua pelajar itu mendapatkan kesempatan terlibat dalam pembuatan filmnya tahun ini, dengan mendatangi ketiga pemenang satu per satu.
Ketiga pemenang FFPI 2015 kategori pelajar pun mendapatkan kesempatan emas belajar membuat film dari ahlinya, dengan dilibatkan Angga yang berencana memproduksi enam film tahun ini.
FFPI 2015 nyatanya bukan sekadar memfasilitasi pelajar, mahasiswa, dan umum para sineas muda untuk mendapatkan panggung menunjukkan karyanya lewat kompetisi. FFPI 2015 jelas telah berbuat lebih, membuka kesempatan untuk sineas muda belajar dan mengumpulkan pengalaman untuk meningkatkan kualitas diri dan keterampilannya memproduksi film.
Dengan terfasilitasi, bukan tak mungkin sineas muda ini akan bertumbuh menjadi pelaku industri film berkualitas. Menariknya, selain para finalis ini masih berusia muda, sebagian besar berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sebagian dari mereka memulai ketertarikan terhadap dunia film dari ekskul sinematografi. Seperti pemenang pertama kategori umum, pembuat film Bubar Jalan, adalah belajar film dari ekskul sinematografi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran, Bandung.
Soal ini, Angga berkomentar optimistis, “Masa depan film Indonesia ada di Jawa Tengah dan Jawa Timur,” katanya seraya menjawab rasa penasaran penonton nobar lantaran sebagian besar film berbahasa Jawa, mengangkat budaya dan mengambil latar Jawa.
Pada akhirnya, FFPI 2015 pun melahirkan optimisme dan generasi penerus film Indonesia, yang semakin menyebar bukan hanya dari ibukota tapi bakat muda dari berbagai daerah di Indonesia.
Sumber foto:
Foto utama: Twitter KompasTV
Foto lainnya: Dok. Pribadi Wardah Fajri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H