Mohon tunggu...
Wardah Fajri
Wardah Fajri Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis Pengembara Penggerak Komunitas

Community Development -Founder/Creator- Social Media Strategist @wawaraji I www.wawaraji.com Bismillah. Menulis, berjejaring, mengharap berkah menjemput rejeki. Blogger yang menjajaki impian menulis buku sendiri, setelah sejak 2003 menjadi pewarta (media cetak&online), menulis apa saja tertarik dengan dunia perempuan, keluarga, pendidikan, kesehatan, film, musik, modest fashion/fashion muslim, lifestyle, kuliner dan wisata.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menteri Perempuan Kabinet Kerja, Pekerja Keras Bukan "Ibu Pejabat"

28 Oktober 2014   03:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:30 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun yang saya lihat sekilas Menlu dan Menteri PPPA mengenakan atasan batik sederhana. Ibu Yohana pakai batik khas Papua dengan cutting leher bersentuhan modern. Ibu Retno lebih sederhana telihatnya. Saya tak tahu ya yang dikenakannya batik tulis bernilai tinggi atau bukan.

Saya melihat pilihan gaya ini bukan dari kacamata kritikus fashion yang mungkin akan menilai, duh gayanya terlampau sederhana, padahal kan mereka menteri, banyak loh gaya busana batik untuk wanita yang lebih elegan. Saya justru melihat, pilihan busana para menteri perempuan menunjukkan bahwa kerja dan kinerja lebih penting ketimbang gaya.

Soal tata rambut, ini juga sangat sederhana. Ibu Menlu membiarkan rambut pendeknya tampil apa adanya, barangkali hanya disisir saja tanpa perlu ke salon untuk dibuatkan style tertentu oleh penata rambut ternama. Riasan wajah pun tipis saja bahkan mungkin hanya mengaplikasikan lipstik warna natural karena tak terlihat niat berdandan untuk pelantikan.

[caption id="attachment_331444" align="aligncenter" width="640" caption="Menlu, Retno LP Marsoedi"]

1414415038748117273
1414415038748117273
[/caption]

Begitu pun ibu profesor asal Papua, ia biarkan rambutnya diikat sederhana tanpa ada sasak rambut atau konde khas ibu pejabat. Ah, sederhana sekali para perempuan berilmu ini.

[caption id="attachment_331445" align="aligncenter" width="640" caption="Menteri PPPA, Yohana Yembise"]

14144150821915812217
14144150821915812217
[/caption]

Sungguh, bagi saya, mereka adalah contoh perempuan yang berkiprah dengan segala kemampuannya, pemikirannya, pandangannya akan lebih dibutuhkan ketimbang tampil gaya bak pejabat yang tak punya ide apa-apa dalam kepalanya untuk berbuat sesuatu demi kemajuan bangsa dengan bekal ilmu dan pengalaman yang dimilikinya.

Saya jadi teringat kata Khofifah saat diwawancara Metro TV by phone sebelum berangkat menuju istana untuk pelantikan. Katanya, begitu mendapatkan amanah menjadi Mensos, sudah terbayang di kepalanya kaum miskin, kaum dhuafa, orang-orang yang menjadi sasaran programnya nanti. Apa programnya? Seperti para menteri Kabinet Kerja lainnya, Khofifah tak menjawab karena menunggu arahan Presiden dalam rapat kabinet usai pelantikan.

Para menteri perempuan Kabinet Kerja, meski beberapa ada yang mengkritik pedas, tajam, mungkin juga nyinyir, saya hanya memandang keberadaan mereka dari kacamata sederhana, sesederhana penampilan mereka. Saya sudah cukup bersyukur, pemerintahan kali ini memberi lebih banyak porsi untuk kepemimpinan perempuan. Satu Menko dan tujuh menteri perempuan. Luar biasa. Sebuah pembuktian bahwa pemimpin negeri ini mengangkat harkat martabat perempuan, mau mendengarkan suara perempuan, dan lebih hebatnya mempercayakan perempuan dalam kepemimpinan.

Dari total 34 menteri, 19 di antaranya kaum profesional dengan jumlah politisi 13, saya menaruh harapan lebih kepada pemimpin perempuan. Presiden Jokowi berkali-kali mengulang kata"Pekerja Keras" saat mengenalkan menteri perempuannya. Seharian ini, Kompasianer pun banyak mengulas profil para menteri wanita ini, positif dan negatifnya. Namun saya percaya apa kata Presiden saya bahwa mereka adalah pekerja keras dan layak terpilih sebagai menteri.

Segar rasanya melihat wajah menteri perempuan ini di layar kaca. Semoga mereka bisa membuat Indonesia menjadi lebih cepat bergerak dengan kerja, kerja, kerja. Sejak awal diperkenalkan, bagi saya, mereka sudah membawa aura menyegarkan dengan berbekal ilmu dan keahlian yang tak perlu diragukan. Lagipula, bisa apa sih kita dibandingkan mereka? Jadi, biarkan saja mereka melakukan kerjanya, membuktikan bahwa Pak Presiden tak salah memilihnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun