Mohon tunggu...
Wardah Fajri
Wardah Fajri Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis Pengembara Penggerak Komunitas

Community Development -Founder/Creator- Social Media Strategist @wawaraji I www.wawaraji.com Bismillah. Menulis, berjejaring, mengharap berkah menjemput rejeki. Blogger yang menjajaki impian menulis buku sendiri, setelah sejak 2003 menjadi pewarta (media cetak&online), menulis apa saja tertarik dengan dunia perempuan, keluarga, pendidikan, kesehatan, film, musik, modest fashion/fashion muslim, lifestyle, kuliner dan wisata.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Kembalinya Cokelat Belgia ke Indonesia

6 November 2014   00:46 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:32 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_333209" align="aligncenter" width="600" caption="Sharing KPK Gerebek Sweet & Salty di De Himalayan (Sumber Foto: Mas Lahab)"][/caption]

Cerita KPK (Kompasianer Penggila Kuliner) kali ini terasa istimewa. Untuk kelima kalinya, komunitas blogger Kompasiana yang dipersatukan karena kuliner ini bersilaturahim dalam sebuah offline event yang diberi judul KPK Gerebek. Selasa, 4 November, saya memenuhi janji mendatangkan 15 Kompasianer ke salah satu gerai partner produk cokelat Belgia di Jakarta Selatan.

Pukul 16:00 saya tiba di sebuah galeri seni yang artistik bergaya modern merangkap kafe di Jalan Wijaya Kusuma, de Himalayan Art Gallery & Bistro namanya, berlokasi 500 meter dari RS Fatmawati. Lokasi detilnya, di Jl Wijaya Kusuma No 16, Cilandak Barat, Jakarta Selatan. Demikian petunjuk arah yang saya terima dari si pengundang, pemilik brand cokelat Belgia bermerek Sweet&Salty, Sabrina Yasmin.

KPK Gerebek (5) Sweet&Salty, itulah judul kegiatan kali ini. Saya berusaha tiba on time, namun ternyata tak berhasil jadi orang pertama yang menginjakkan kaki di tempat artistik ini. Peserta yang juga admin KPK, Rahab Ganendra telah lebih dahulu tiba. Kami bersalaman di teras galeri. Rupanya penggila kuliner ini baru saja mengusir dahaga dengan meneguk minuman di warung soto mie.

[caption id="attachment_333215" align="aligncenter" width="600" caption="Welcome Banner di De Himalayan...kereeeen (Foto Pribadi)"]

14151819522037805191
14151819522037805191
[/caption]

Mata saya kemudian tertuju pada satu pemandangan menyejukkan yang menyambut hangat peserta KPK Gerebek. Banner bertuliskan "Selamat Datang Blogger Kompas di Gerebek Sweet & Salty Belgian Home Made Chocolate" terpasang dengan cantiknya. Saya menebar senyum dan bangga sekaligus bergumam, "waaah responsnya luar biasa." Sayang ada kesalahan teknis penulisan, Blogger Kompasiana semestinya. Bukan apa-apa, saya khawatir mispersepsi jika orang awam membaca sekilas tulisan tersebut. Saya pun menyampaikannya ke pihak pengundang, sekadar ingin menjelaskan lagi perihal Kompasiana.

Membuka pintu galeri ini, saya sudah antusias dengan desain ruangan yang unik dan memanjakan mata. Mungkin karena saya satu selera dengan desainernya. Sosok perempuan muda, cantik, ramah membantu membukakan pintu menunjukkan kehangatannya. Saya menyapa dan mengatakan ingin bertemu Sabrina. Kami pun berkenalan, dan perempuan inilah Sabrina. Meski baru sekali bertemu langsung, kami pun bertegur sapa akrab dan hangat.

Menuju ruangan tengah, di salah satu kursi berdesain unik berkarakter dan meja jati besar di bagian utama bistro ini duduk manis peserta lainnya, mbak Endang. Ada yang lebih on time ternyata. Berbaurlah kami, termasuk Sabrina yang dengan keramahannya menjawab segala pertanyaan saya sekadar ingin menggali sedikit seluk beluk dirinya dan pasangannya, Luc (ekpatriat asal Belgia), untuk mempersiapkan diri sebelum memulai sesi sharing yang dijadwalkan mulai pukul 16.30.

[caption id="attachment_333280" align="aligncenter" width="600" caption="De Himalayan dengan desain unik nan keren (Dok Pribadi)"]

1415184021491558017
1415184021491558017
[/caption]

Menunggu peserta lain hadir, percakapan hangat bak keluarga yang sedang berkumpul masih terus berlanjut. Tak terasa, waktu hampir menunjukkan pukul 17:00 dan saya pun memutuskan memulai acara.

Sabrina dan Luc pun mulai berbagi cerita. Sebagai pembuka, saya perkenalkan Sabrina dan Luc, sebagai pasangan menikah yang telah lama tinggal di Belgia dan membuka usaha restoran di sana. Hingga akhirnya, keduanya memutuskan menjual restoran di Belgia, demi kembali ke Indonesia.

"Bapak saya meninggal, ibu saya stroke, saya sedih, ingin kembali ke Indonesia, Luc mengerti kesedihan saya, dan ia mau tinggal di Indonesia dan memulai bisnis di sini," cerita Sabrina sebelum acara.

Sampai di sini, saya menemukan kekuatan cinta pasangan yang saling memahami dan mendukung, luar biasa kisahnya bagi saya.

Luc yang berperan sebagai chef Sweet & Salty tak lantas mengubur passionnya meski rela meninggalkan negaranya, untuk tinggal di Indonesia, mendukung istrinya tercinta. Luc dan Sabrina, merintis bisnis cokelat Belgia yang memang pernah dijualnya dulu sewaktu di Belgia. Membuat cokelat Belgia menjadi aneka produk kuliner yang memanjakan lidah memang menjadi keahlian Luc. Kalau dulu pengusaha kuliner ini menawarkan beragam makanan, kini Luc dan istrinya fokus pada produk pastry.

[caption id="attachment_333218" align="aligncenter" width="600" caption="Produk andalan Sweet & Salty (Sumber: website Sweet & Salty)"]

14151821441438753230
14151821441438753230
[/caption]

[caption id="attachment_333219" align="aligncenter" width="600" caption="Sweet & Salty punya lebih dari 10 varian cokelat, lolipop, praline, dll (Sumber foto: Mas Lahab)"]

14151821851845035014
14151821851845035014
[/caption]

Kembali ke Indonesia
Dari kisah Sabrina, kembali ke Indonesia lebih luas maknanya. Bukan hanya Sabrina dan memboyong suaminya tinggal di Indonesia sejak Januari 2013. Pasangan pengusaha kuliner ini juga membawa kembali pulang cokelat berkualitas terbaik dari Belgia.

Luc mengatakan, cokelat Belgia yang terkenal berkualitas tinggi, sebagian besar biji kakao-nya adalah impor dari Indonesia. Indonesia adalah salah satu eksportir biji kakao terbesar di dunia.

Saya ingin mengutip kata Luc, "Biji kakao terbaik dari Indonesia diekspor ke Belgia, lalu diolah menjadi cokelat berkualitas."

Ia juga mengakui, Belgia tak punya kebun cokelat tetapi punya teknologi canggih, orang-orang ahli mengolah cokelat. Alhasil, produk cokelat yang dihasilkan pun bercitarasa tinggi, ternama, dikenal di seluruh dunia.

Nama besar cokelat Belgia ternyata berasal dari biji kakao terbaik asal bumi Indonesia.

Sebuah pengakuan sekaligus fakta yang membuat miris. Tapi, tak apalah, toh cokelat Belgia Sweet & Salty kini kembali ke negeri penghasil cokelat berkualitas di dunia, ke Indonesia.

Sweet & Salty, sebuah nama yang dipilih Luc untuk menunjukkan bahwa cokelat tak selalu manis namun juga bisa gurih dengan kombinasi bahan pangan lainnya seperti almond dan lainnya, hadir lebih dekat. Menggunakan bahan baku cokelat berkualitas dengan olahan tangan ahli Belgia yang tinggal di Indonesia.

Lebih dari setahun, Sweet & Salty menjajal pasar Indonesia dan sambutan positif pun diterimanya. Alih-alih membuka toko apalagi franchise, pasangan pengusaha kuliner ini memilih menitipkan produknya di sejumlah destinasi kuliner di Jakarta.

Meski begitu, rencana membuka toko sendiri tetap ada dan menjadi impian yang akan segera diwujudkan. Langkah terdekatnya adalah membuat booth unik Sweet & Salty yang akan hadir perdana di Bandara Soekarno Hatta. Booth inilah juga yang akan dijadikan usaha waralaba Sweet & Salty ke depannya.

[caption id="attachment_333229" align="aligncenter" width="640" caption="Booth unik franchise Sweet & Salty (Dok. Sabrina)"]

1415182658640457213
1415182658640457213
[/caption]

Yang juga bisa dibanggakan dari produk cokelat Belgia Sweet & Salty adalah label halal. Sabrina mengatakan, Luc bangga sebagai muslim dan hal yang menjadi perhatiannya adalah mendapatkan sertifikasi halal dari MUI untuk Sweet & Salty.

Soal resep, keunikan cokelat Belgia hand made ini tidak menggunakan pengawet, pewarna, pemanis buatan, bahkan tanpa gula. Dari 10 varian produk, hanya dua yang menggunakan gula. Bahan dasar cokelat Sweet & Salty adalah cokelat, butter, telur.

Dengan begitu, daya tahan cokelat ini pun tak selama cokelat dengan pengawet. Jika disimpan di lemari es (bukan freezer), cokelat Sweet & salty bisa bertahan 1-2 minggu. Kalau disimpan dalam suhu ruangan, daya tahannya hanya empat hari.

Soal rasa, ini kembali selera pribadi dan penilaian personal. Anda bisa berkomentar dengan merasakan sendiri cokelat hand made ini. Namun sebagai gambaran, saya sih merasa cokelat ini manis tapi tidak berlebihan, tidak lengket di mulut, dan praline bagian dalam sangat lembut enak sekali melumatnya. Cokelat Mousse yang menjadi dessert favorit orang Eropa,juga sangat lembut, soal rasa, silakan Anda mencoba sendiri karena beda mulut beda seleranya. Saya sih suka dan melahap habis. Sekilas cokelat mousse ini tampak mirip puding, padahal tekstur dan rasanya jauh sekali dari puding yang kenyal.

Soal harga, Sweet & Salty dibanderol mulai Rp 20.000 hingga Rp 200.000 untuk kue cokelat Ultah. Anda juga bisa memesan sesuai kebutuhan, misal untuk rapat kantor, Valentine atau hari istimewa lainnya.

Saya belum mencoba semua varian cokelat, khawatir kalori berlebihan hari ini. Lolipop, cake cokelat, belum bisa saya ceritakan bagaimana rasanya. Penasaran, coba sendiri Sweet & Salty. Soal kalori, ini juga yang jadi pertimbangan Luc. Ia minta Sabrina mengurus nutrition fact dari setiap produk cokelatnya. Baginya, konsumen perlu mendapatkan informasi kandungan nutrisi dari setiap produk Sweet& Salty. Jadi, bagi ibu-ibu yang sedang diet masih bisa menikmati cokelat ini tanpa khawatir kelebihan asupan kalori per hari, termasuk ibu-ibu macam saya.

Kalau begitu, saya tunggu ya Sabrina, nutrition fact-nya, dan franchise Sweet & Salty yang membuka diri untuk para entrepreneur berjiwa unik. Karena franchise ini juga unik lantaran memudahkan calon pewaralaba karena ada partnership dengan perusahaan pembiayaan. Jadi, kalau Anda berminat berbisnis kuliner cokelat Belgia, hanya berbekal semangat, motivasi, ide cemerlang terutama soal lokasi dan segmen, tapi tak punya modal, Sweet & salty punya solusinya. Demikian kata Andrey Yunas, orang kreatif di balik desain unik booth franchise Sweet & Salty. Andrey adalah juga arsitek De Himalayan.

Sampai di sini, saya senang menikmati cokelat Sweet & Salty, lebih senang karena 10 anggota KPK bisa menikmati lebih awal cokelat lezat ini sebelum Sweet & Salty akan memberikan hadiah cokelat kepada para pembicara Kompasianival 2014 nanti. Saya pun senang karena Sabrina dan Luc juga senang dengan kebersamaan di Selasa sore yang sibuk. Lebih senang karena Kang Andang Firdaus, Direktur F&B de Himalayan memfasilitasi beragam hal. De Himalayan pun tak ingin ketinggalan memanjakan lidah KPK dengan menyediakan hidangan complimentary, Profiterole namanya. Luc pun menyukai kue cokelat buatan chef de Himalayan itu.

[caption id="attachment_333234" align="aligncenter" width="600" caption="Profiterol, salah satu menu De Himalayan (Dok. Mas Lahab)"]

14151827561938559038
14151827561938559038
[/caption]

Saya senang, semua orang senang, Salam Senang Salam Kenyang!

[caption id="attachment_333281" align="aligncenter" width="650" caption="Luc, Sabrina, foto bersama KPK Kompasiana"]

14151840951408513127
14151840951408513127
[/caption]

Sampai jumpa lagi di acara KPK Gerebek berikutnya!

1415184331456750053
1415184331456750053

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun