Mohon tunggu...
Warda
Warda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Ilmu Hukum Universitas Airlangga

Hobi saya memasak dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menyadari Perilaku Mansplaining, Ketika Perempuan Dikerdilkan di Ruang Diskusi

27 Desember 2024   15:59 Diperbarui: 27 Desember 2024   15:59 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Mansplaining dapat menciptakan lingkungan yang tidak inklusif, sehingga menurunkan produktivitas dan menghambat suatu pekerjaan

5. Menghambat Perkembangan Karier Perempuan

Mansplaining dapat menciptakan lingkungan yang tidak mendukung bagi perempuan, terutama dalam situasi di mana pendapat atau kompetensi mereka diremehkan, sehingga pada akhirnya memengaruhi kinerja mereka berkarier

Mansplaining bisa terjadi di mana saja, tak terkecuali di dunia pendidikan, di mana interaksi antar mahasiswa sering kali diwarnai oleh bias gender yang tidak disadari, sehingga perempuan kerap diperlakukan seolah-olah pengetahuan atau pendapat mereka kurang valid meskipun mereka memiliki kompetensi yang setara atau bahkan lebih tinggi. Lingkungan pendidikan yang bebas dari diskriminasi gender sangat diperlukan untuk memastikan bahwa setiap individu, tanpa memandang jenis kelamin, dapat mengutarakan pendapatnya dan berkembang secara optimal.

Beruntungnya lingkungan akademik tempat saya menempuh pendidikan saat ini, yakni Universitas Airlangga telah menerapkan ruang diskusi yang terbuka lebar untuk siapa pun, tidak memandang apakah Anda seorang laki-laki ataupun perempuan. Lingkungan kampus saya selalu mengupayakan untuk menciptakan ruang diskusi yang inklusif dan bebas dari diskriminasi gender, dengan cara sebagai berikut:

1. Memberikan Kesempatan Berbicara yang Setara

Memastikan bahwa setiap orang mendapatkan kesempatan yang sama untuk berbicara dan menyampaikan pendapat, tanpa memandang gender

2. Menggunakan Bahasa yang Netral dan Inklusif

Mendorong penggunaan istilah yang tidak menguatkan stereotip, seperti menghindari asumsi berdasarkan gender dalam percakapan

3. Menghindari Perilaku yang Merendahkan

Menghindari komentar yang bias, seperti merujuk pada kemampuan tertentu pada gender tertentu dan menghindari gestur yang dapat dianggap merendahkan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun