Mansplaining dapat menciptakan lingkungan yang tidak inklusif, sehingga menurunkan produktivitas dan menghambat suatu pekerjaan
5. Menghambat Perkembangan Karier Perempuan
Mansplaining dapat menciptakan lingkungan yang tidak mendukung bagi perempuan, terutama dalam situasi di mana pendapat atau kompetensi mereka diremehkan, sehingga pada akhirnya memengaruhi kinerja mereka berkarier
Mansplaining bisa terjadi di mana saja, tak terkecuali di dunia pendidikan, di mana interaksi antar mahasiswa sering kali diwarnai oleh bias gender yang tidak disadari, sehingga perempuan kerap diperlakukan seolah-olah pengetahuan atau pendapat mereka kurang valid meskipun mereka memiliki kompetensi yang setara atau bahkan lebih tinggi. Lingkungan pendidikan yang bebas dari diskriminasi gender sangat diperlukan untuk memastikan bahwa setiap individu, tanpa memandang jenis kelamin, dapat mengutarakan pendapatnya dan berkembang secara optimal.
Beruntungnya lingkungan akademik tempat saya menempuh pendidikan saat ini, yakni Universitas Airlangga telah menerapkan ruang diskusi yang terbuka lebar untuk siapa pun, tidak memandang apakah Anda seorang laki-laki ataupun perempuan. Lingkungan kampus saya selalu mengupayakan untuk menciptakan ruang diskusi yang inklusif dan bebas dari diskriminasi gender, dengan cara sebagai berikut:
1. Memberikan Kesempatan Berbicara yang Setara
Memastikan bahwa setiap orang mendapatkan kesempatan yang sama untuk berbicara dan menyampaikan pendapat, tanpa memandang gender
2. Menggunakan Bahasa yang Netral dan Inklusif
Mendorong penggunaan istilah yang tidak menguatkan stereotip, seperti menghindari asumsi berdasarkan gender dalam percakapan
3. Menghindari Perilaku yang Merendahkan
Menghindari komentar yang bias, seperti merujuk pada kemampuan tertentu pada gender tertentu dan menghindari gestur yang dapat dianggap merendahkan