Mansplaining adalah fenomena sosial yang kerap kali terjadi tanpa disadari oleh pelakunya. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan situasi di mana perilaku seorang laki-laki yang menjelaskan sesuatu dengan cara merendahkan, meremehkan, atau menggurui, dan biasanya sering terjadi kepada seorang perempuan.
Berawal dari pengalaman pribadi, saya pernah berbincang dengan beberapa teman mengenai suatu topik yang menurut saya tidak eksklusif untuk seorang laki-laki. Namun, di tengah perbincangan, salah satu teman laki-laki saya tiba-tiba memotong pembicaraan dan mulai menjelaskan topik tersebut seolah-olah hanya dia yang paling mengerti. Caranya menjelaskan terasa merendahkan, seakan-akan saya tidak cukup tahu tentang apa yang sedang dibahas. Saat itu, saya mencoba berpikir positif, mungkin saja itu hanya sifatnya yang cenderung menggurui bahkan merendahkan tanpa sadar.
Namun, ternyata saya tidak hanya sekali atau dua kali menemukan laki-laki dengan perilaku serupa. Semakin saya renungkan, tindakan tersebut jelas mencerminkan perilaku mansplaining, di mana laki-laki merasa lebih superior dan perlu menjelaskan sesuatu kepada perempuan dengan cara yang tidak setara. Ironisnya, hal seperti ini sering terjadi di dunia pendidikan, di mana individualnya dianggap teredukasi dengan baik. Padahal, beberapa dari mereka tidak memahami etika berbicara yang baik, terutama dalam menghindari diskriminasi gender.
Mereka mungkin tidak sadar bahwa tindakan tersebut menciptakan ketimpangan dalam komunikasi dan secara tidak langsung menunjukkan sikap merendahkan. Mirisnya lagi, pengalaman ini bukan hanya saya yang mengalami, banyak perempuan di luar sana juga pernah menghadapi situasi serupa. Tanpa disadari, lawan bicara mereka yang seorang laki-laki sering kali melakukan mansplaining. Mansplaining dapat memberikan dampak yang cukup miris kepada para perempuan, misalnya:
1. Memperkuat Stereotip Gender
Mansplaining sering kali berakar pada asumsi bahwa perempuan kurang kompeten dibandingkan laki-laki, yang pada akhirnya memperkuat stigma dan bias gender
2. Menurunkan Rasa Percaya Diri
Orang yang menjadi korban mansplaining sering kali merasa diremehkan atau bahkan direndahkan, sehingga mengurangi rasa percaya diri mereka
3. Menghambat Komunikasi yang Sehat
Mansplaining memperburuk percakapan, sehingga orang yang diperlakukan demikian merasa tidak dihargai dan enggan untuk melakukan komunikasi lebih lanjut
4. Menurunkan Produktivitas