Mohon tunggu...
Wara Katumba
Wara Katumba Mohon Tunggu... independen -

POLITIK LU TU PENGADU (POLITIKus LUcu TUkang PENGAngguran berDUit

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Tamasya Al-Maidah Jadi Alat Hiburan "Maksiat" Politik, Kenapa MUI Diam?

17 April 2017   14:41 Diperbarui: 17 April 2017   23:00 856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika masih memaksakan kehendak maka aparat hukum wajib TANGKAP terutama pihak PANITIA karena mengganggu kenyamanan dan keamanan apalagi rencananya akan mengerahkan 100 personil per TPS.

Disisi lain, kita tidak pernah melihat dan mendengar sikap Anies-Sandi yang berkaitan isu SARA, semestinya sebagai pasangan Gagub sekaligus pelaku pesta demokrasi mengecam tindakan tersebut apalagi melibatkan orang-orang luar Jakarta.

Mungkin factor yang menguntungkan pihak Anies-Sandi atau memang sebagai dalang dibalik semua itu?

Pihak-pihak yang saling terkait dan punya hubungan dengan aksi-aksi sebelumnya:

sumber: terasbintang.com
sumber: terasbintang.com
Foto tersebut menyertakan Rizieq FPI, artinya ada korelasi yang tidak bisa terbantahkan sebagai bagian penerus aksi-aksi sebelumnya.

Begitupun dari pihak MUI, sampai hari ini MUI tidak bereaksi rencana aksi “Tamasya Al-Maidah” apakah perlu dikeluarkan fatwa wajib atau tidak.

Apakah MUI sudah dibawah titik nadir yang tidak mampu memposisikan diri sebagai lembaga yang disegani dan berwibawa pasca keputusannya mengeluarkan fatwa “penghinaan ulama” yang dilakukan Ahok? Sementara banyak kasus lain yang sangat jelas seperti contoh terbaru “Tamasya Al-Maidah”, bukankah sudah menginjak-injak wibawa islam sebagai agama Rahmatan Lil’Alamin?

Salam Tamasya…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun