Program baru seperti apa?
Akhirnya, program yang sudah ada seperti sungai yang sudah rapi dan bersih maudi sulap menjadi sungai Venice di Italia oleh AHY atau mengambil istilah sungai “Plus” yang dipopulerkan oleh Cagub Anies-Sandi.
Sungai yang bersih dan rapi sudah menyamai sungai Venice, yang membedakan adalah bangunan dipinggir sungai saja. Bangunan dipinggir sungai Veniceindah-indah sedangkan di sungai Ciliwung bangunannya kumuh-kumuh sehingga sudah sepantasnya dan tepat Ahok-Djarot melakukan relokasi.
Bukankah AHY anti relokasi seperti yang diterapkan Ahok-Djarot ? Anti relokasi sudah pasti tidak akan terwujud seperti sungai Venice.
Tidak hanya AHY, Anies-Sandi yang diduga doyan “Plus” memasukkan didalam programya seperti program Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan Kartu Jakarta Sehat (KJS) menjadi KJP Plus dan KJS Plus. (sumber)
Mungkin program Anies-Sandi terinspirasi dengan pengalaman masa lalu yang serba “Plus” sehingga sulit dilupakan.
Misalkan, Masa berakhir Anies menjabat Menteri Pendidikan menambah Plus “Antar anak ke sekolah” (sumber)
Atau masa Sandi menikmati suara merdu Dewi Persik sambil menari Plus “melucuti pakaian show” (sumber)
Contoh program KJP dan KJS milik Ahok-Djarot dicomot dan dikemas sedemikian rupa untuk menarik pemilih membuktikan Anies-Sandi minim program-program terobosan.
Seandainya Ahok-Djarot memiliki program seperti “Seribu Rusun atau seribu apartemen”, “Penginapan Gratis”, “Bantuan SatuMiliar”, “Sejuta Panti Pijat” dan lain-lain.
Kemudian dimanfaatkan Anies-Sandi dengan mengubah dengan menambah “Plus” menjadi “Seribu Rusun plus atau seribu apartemen plus”, “Penginapan Gratis plus”, “Bantuan Satu Miliar plus”, “Sejuta Panti Pijat plus” dan plus-plus lainnya.