Mohon tunggu...
Wara Katumba
Wara Katumba Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

POLITIK LU TU PENGADU (POLITIKus LUcu TUkang PENGAngguran berDUit

Selanjutnya

Tutup

Politik

H. Lulung "Takabur" Dua Kuping Satu Hidung Hadiah Kemenangan Ahok-Djarot

18 November 2016   19:59 Diperbarui: 18 November 2016   20:04 2414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: ponorogopos.com

Tidak belajar dari pengalaman orang-orang terdahulu yang “Takabur” dengan janji yang tidak ditepati seperti contoh Amin Rais berjanji Jalan kaki Yogya-Jakarta jika Jokowi menang Pilpres 2014 hingga sampai hari ini belum dipenuhinya.

Apa yang terjadi dengan kondisinya sekarang sudah injak umur 70 tahun keatas harus bersusah payah ikut demonstrasi dan terlihat kelelahan, kewalahan yang terus memaksakan diri dengan rasa yang tidak pernah puas seperti foto dibawah :

sumber: hidayatullah.com
sumber: hidayatullah.com
Apalagi yang mau dicara dengan demo jika umur sudah lebih dari 70 tahun yang semestinya menghabiskan waktu untuk keluarga dan meningkatkan pahala.

Masih banyak contoh lain yang tidak memenuhi janjinya, tentu akibatnya akan ditunjukkan pada akhirnya dengan kejadian yang tidak disangka-sangka.

Begitu pun dengan diri seorang H.Lulung yang nekat berjanji akan memotong kedua kuping dan hidungnya jika Ahok-Djarot memenangi pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 dan tidak segan mencap bodoh orang-orang yang mendukung tersangka (Ahok).(sumber)


Sumber

Pasca pernyataan Lulung maka yang terjadi adalah hidupnya semakin was-was, cemas, mengurangi nafsu makan, beraktivitas sehari-hari menjadi tidak focus. Semua itu akan menghantui pikiran Lulung selama sekitar 3 bulan hingga hari pencoblosan tanggal 15 Feberuari 2017.

Selama 3 bulan, Hari-hari Lulung akan dibayangi dan dihantui dengan janji kuping dan hidung dipotong sendiri, tentu akan menguras kesehatan baik jasmani maupun rohani sehingga ada kekhawatiran kondisinya akan terpuruk dan terjadi hal-hal yang diluar nalar sebelum hari pencoblosan.

Apalagi pasca Ahok tersangka, bukannya dukungan menyurut justru gelombang dukungan terhadap Ahok-Djarot mengalir kencang seperti air terjun deras mengalir, terlihat dirumah Lembang terus didatangi berbagai elemen masyarakat (sumber satu, dua)

Tentu ini akan menambah kecemasan Lulung yang bisa berakibat fatal seperti stress, depresi hingga hilang ingatan. Tanda-tanda tersebut sudah ditunjukkannya dengan mengatakan Ahok masih happy pasca ditersangkakan. (sumber)

Apakah Ahok harus sedih, prihatin, mewek, baper atau merasa dikriminalisasi seperti tersangka-tersangka lain ?

Bisa dilihat bagaimana sikap Ahok justru membuat Lulung bingung dan batinnya merasa tertekan.

Semakin dekat hari pencoblosan, semakin bertambah tekanan batin Lulung yang harus mempertaruhkan kuping dan hidungnya hanya demi menjaga gengsi sebagai musuh “Politik” abadi Ahok.

Adanya pernyataan Lulung semakin menambah semangat dan dukungan pemilih DKI Jakarta terhadap Ahok, pemilih ingin membuktikan bahwa mereka tidak bodoh seperti yang dimaksud Lulung.

Warga DKI akan membuktikan siapa sesungguhnya yang bodoh, apakah bodoh mendukung Ahok “Tersangka” atau melihat “kebodohan” Lulung memotong kuping dan hidungnya sendiri.

Kemenangan Ahok dengan target satu putaran bukan target yang muluk, tentu ini target yang realistis jika melihat perkembangan pemilih pasca tersangka dan pernyataan Lulung.

Warga pemilih belum pernah disuguhi dengan keuntungan dua hajatan besar sekaligus selama Pilkada, berupa :

  • Kemenangan Ahok-Djarot
  • Potong kuping dan Hidung oleh Lulung

Oleh karena itu, jika coblos Ahok-Djarot maka kesempatan untuk menyaksikan acrobat Lulung menghilangkan kuping dan hidung sudah didepan mata.

Namun jangan berharap atau memaksa Lulung jika Ahok-Djarot menang kemudian janjinya tidak direalisasi, lebih baik pemilih berpatokkan dengan ancaman berdasarkan hukum agama yang akan diterima bagiorang-orang yang ingkar janji, apalagi janji yang menyakiti diri sendiri.

Janji adalah hutang yang wajib direalisasi, dalih yang cukup menghukumi orang-orang yang ingkar janji. Apa yang dijanjikannya tidak hanya terhadap Ahok akan tetapi termasuk janji terhadap orang yang mendengarnya.

Sebelum terjadi, masih ada waktu Lulung menarik janjinya dan minta maaf ke Ahok-Djarot dan publik bahwa “Saya khilaf dan minta maaf apa yang pernah saya ucap”, tentu ini jalan terbaik buat Lulung daripada akhirnya ingkar janji seperti yang dilakukan para pendahulu (Amin Rais) yang akan terus hidup tiada puas dan selalu dihukumi dalih-dalih agama tentang ingkar janji.

Orang-orang yang ingkar dengan janji menyakiti diri sendiri kemungkinan tidak tahu atau tidak peduli apa akibat yang akan diterimanya dikemudian hari sehingga berani pertaruhkan janjinya.

Jadi, Siapa yang akan dipilih?

Kalau tidak ingin melihat Lulung melakukan akrobat potong kuping dan hidung, maka pilih Agus-Sylvi atau Anies-Sandi.

Sebaliknya kalau ingin melihat Lulung melakukan akrobat potong kuping dan hidung, maka pilih Ahok-Djarot.

Salam Takabur…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun