Bisa dilihat bagaimana sikap Ahok justru membuat Lulung bingung dan batinnya merasa tertekan.
Semakin dekat hari pencoblosan, semakin bertambah tekanan batin Lulung yang harus mempertaruhkan kuping dan hidungnya hanya demi menjaga gengsi sebagai musuh “Politik” abadi Ahok.
Adanya pernyataan Lulung semakin menambah semangat dan dukungan pemilih DKI Jakarta terhadap Ahok, pemilih ingin membuktikan bahwa mereka tidak bodoh seperti yang dimaksud Lulung.
Warga DKI akan membuktikan siapa sesungguhnya yang bodoh, apakah bodoh mendukung Ahok “Tersangka” atau melihat “kebodohan” Lulung memotong kuping dan hidungnya sendiri.
Kemenangan Ahok dengan target satu putaran bukan target yang muluk, tentu ini target yang realistis jika melihat perkembangan pemilih pasca tersangka dan pernyataan Lulung.
Warga pemilih belum pernah disuguhi dengan keuntungan dua hajatan besar sekaligus selama Pilkada, berupa :
- Kemenangan Ahok-Djarot
- Potong kuping dan Hidung oleh Lulung
Oleh karena itu, jika coblos Ahok-Djarot maka kesempatan untuk menyaksikan acrobat Lulung menghilangkan kuping dan hidung sudah didepan mata.
Namun jangan berharap atau memaksa Lulung jika Ahok-Djarot menang kemudian janjinya tidak direalisasi, lebih baik pemilih berpatokkan dengan ancaman berdasarkan hukum agama yang akan diterima bagiorang-orang yang ingkar janji, apalagi janji yang menyakiti diri sendiri.
Janji adalah hutang yang wajib direalisasi, dalih yang cukup menghukumi orang-orang yang ingkar janji. Apa yang dijanjikannya tidak hanya terhadap Ahok akan tetapi termasuk janji terhadap orang yang mendengarnya.
Sebelum terjadi, masih ada waktu Lulung menarik janjinya dan minta maaf ke Ahok-Djarot dan publik bahwa “Saya khilaf dan minta maaf apa yang pernah saya ucap”, tentu ini jalan terbaik buat Lulung daripada akhirnya ingkar janji seperti yang dilakukan para pendahulu (Amin Rais) yang akan terus hidup tiada puas dan selalu dihukumi dalih-dalih agama tentang ingkar janji.
Orang-orang yang ingkar dengan janji menyakiti diri sendiri kemungkinan tidak tahu atau tidak peduli apa akibat yang akan diterimanya dikemudian hari sehingga berani pertaruhkan janjinya.