MEREKA akhirnya menyadari dan mantap apa yang dilakukan junjungannya hanya untuk kepentingan pribadi dan kelompok tingkat elitnya saja. Contoh nyata yang terjadi ada faksi Fahri Hamzah dan faksi Sohibul Imam yang jelas untuk menguntungkan kelompoknya masing-masing tanpa memikirkan para kader bawah dan simpatisannya.
Termasuk kasus korupsi sapi yang menimpa mantan Presiden PKS Lutfi Hasan Ishak bersama sohibnya Ahmad Fathonah yang terungkap doyan mengumbar sahwat birahi dengan beberapa wanita cantik diluar nikah.
MEREKA sudah cerdas dan pintar menyikapi persoalan elit partai terutama calon gubernur DKI Jakarta, kenapa PKS tidak mengusung calonnya sendiri malah mengusung calon eksternal ?
MEREKA tahu apa yang dilakukan PKS adalah :
- Tidak ada untung jika mengusung calon sendiri karena elektabilitas para kader rendah kecuali mendapat imbalan.
- Dengan terpaksa mengusung Anies, PKS menabrak Doktrin sendiri “wajib memilih pemimpin dari kader sendiri”
- Tidak ada dukungan gratis terhadap calon luar atau wajib hukumnya mendapat “Mahar” memilih pemimpin diluar partai kecuali kader sendiri.
Sebagaimana yang terjadi PKS bisa dapat mahar dari bekas Calon Gubernur Sulawesi Selatan Ilham Arif Sirajudin beberapa waktu lalu, dengan senang hati sang calon membeberkan kronologinya. (sumber)
Jadi, setelah PKS mengusung Anies-Uno, Apa yang didapat PKS ? Tidak ada istilah dukungan sia-sia buat PKS, yang pasti “Mahar” adalah solusi yang tepat, tinggal berapa nilai “Mahar” yang diperoleh hanya PKS yang tahu.
Apakah kaum MEREKA dapat jatah “Mahar” dari elit PKS ? Melihat pengalaman beberapa kasus yang menimpa elit PKS selama ini, diyakini MEREKA tidak dapat apa-apa “gigit jari” kecuali hanya mendapat jatah rutin saat didompleng “Sami’na, Wa ato’na dan mastato’na” sejak dini apa itu PKS.
Melihat pencalonan Anies-Uno, membawa dampak besar terhadap beberapa kalangan PKS yang ogah-ogahan untuk memilihnya, karena sebagai partai doktrin maka pilihannya ada dua yaitu milih Anies-Uno atau lebih baik GOLPUT. Diluar pilihan Partai “GOLPUT” dianggap bukan pemimpin bagi MEREKA maka wajib jangan dipilih.
Jika Anies-Uno tidak terpilih apakah akan "bernyanyi" mengikuti jejak eks Calon Gubernur Sulawesi Selatan Ilham Arif Sirajudin ?
Salam Mahar…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H