Mohon tunggu...
wara katumba
wara katumba Mohon Tunggu... pengusaha -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

POLITIK LU TU PENGADU (POLITIKus LUcu TUkang PENGAngguran berDUit)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ketika Bahasa Intelektual Ahok Sulit Dipahami Tri Risma

14 Agustus 2016   11:16 Diperbarui: 14 Agustus 2016   14:05 3913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah selama ini Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pernah melakukan Konferensi Pers (Konpres)? Bagaimana mau melakukan Konpres, melihat bayangannya dibalik pintu saja para pemburu (Papasaji) berita mulai ancang-ancang cari posisi yang tepat agar bisa berhadapan dan langsung bertanya ke Ahok.

Pertanyaan Papasaji yang arahnya melenceng akan mengalami semprotan (burung dimandiin) oleh Ahok, seorang Najwa Shihab Host di acara “Mata Najwa” mengakui dan kewalahan meladeni Ahok, sampai akhirnya Najwa bertanya “Pak Ahok kalau ngomong, mikir dulu atau ngomong dulu ?” Suasana jadi ikut terbawa menjadi Sersan (Serius tapi santai).

Artinya apa, tingkat kecerdasan berpikirnya cepat sehingga apa yang ditanyakan narasumber “belum selesai pertanyaannya” sudah cepat dicerna dengan baik.

Ada pihak yang menganggap Ahok tidak sopan, tidak beretika dan bicara kasar, itu semua plesetan yang dimanfaatkan untuk menjatuhkan Ahok.

Padahal sesungguhnya apa yang dilakukan Ahok merupakan luapan kemarahan terhadap para pejabat koruptor, oknum DPRD, penjahat dan lain sebagainya. Apa yang ditunjukkan Ahok adalah contoh bagaimana kita diajarkan untuk tidak takut, siap memerangi dan berantas prilaku-prilaku seperti itu. Jadi bukan sebaliknya kita bicara manis, lembut, sopan dan sebagainya ternyata penjahat juga.

Apakah kita pernah melihat Emak menantang pihak yang kontra padanya ? Jangan tanya sudah berapa banyak pihak yang kontra terhadap Ahok yang justru ditantang balik.

Bagaimana sikap Walikota Surabaya Tri Risma (Emak) terhadap Papasaji ? Papasaji mungkin dianggap sebagai sahabat dan tempat curhatan hati sehingga apa-apa yang ditanyakan Papasaji tersebut dianggap benar, padahal Emak tidak sadar dengan pertanyaan-pertanyaan papasaji sambung-menyambung membentuk jebakkan yang dapat mempengaruhi jawaban atau pernyataan yang tidak singkron.

Akibat menerima informasi yang tidak jelas dan tidak mampu memahami secara substansi pernyataan Ahok, terutama pernyataan Ahok soal membandingkan Surabaya dengan Jakarta Selatan sehingga tidak nyambung,  seperti contoh dibawah :

“Wali Kota Risma: Kalau Orang Surabaya Marah Bisa Gawat, Kami Salah Apa Sama Pak Ahok”. (sumber :tribunnews.com)

Pernyataannya cenderung provokatif terhadap warga Surabaya, dengan mimik wajah yang sedih, marah dan Suasana ikut mendung menjadi haru-biru menderu terbawa perasaan. Kebiasaan itu beberapa kali pernah ditunjukkannya, tentu yang tidak terlupakan kasus perseteruan dengan DPRD Surabaya terutama dengan sesama kader partai PDIP Wisnu Sakti Buana yang menghebohkan sampai mengadu ke DPR RI di senayan menemui Priyo Budi Santoso (kader Golkar). Lebih elok mestinya menemui Fraksi PDIP tempat naungan partainya.  

Apa sanggahan Ahok ? di sini.

Betul apa yang dikatakan Ahok, bahkan Ahok kaget dengan sikap Emak yang ternyata mudah terbawa perasaan alias Baper. Bagaimana nanti berhadapan dengan isi Kota Jakarta yang beraneka macam tersedia.

Emak mungkin lupa sebelumnya pernah kritik Ahok membandingkan penanganan kasus Dolly dengan Kalijodo. Ahok menanggapinya dengan santai, tidak membawa-bawa warga DKI.

Emak mungkin lupa juga pernah kritik soal trotoar “trotoarnya yang tidak layak untuk pejalan kaki. Jakarta kayak tidak ada pemerintah, Trotoarnya jelek”.

Apa yang dilakukan Ahok setelah dikritik Emak ? bukannya marah justru Ahok instruksikan bawahannya belajar ke Surabaya.

Bayangkan, selama ini Ahok dianggap suka marah dan bicara kasar ternyata punya jiwa besar. Artinya tidak semua hal Ahok harus begitu

Bagaimana mau berhadapan dengan Ahok di Pilgub terutama dalam ajang berdebat kalau terbawa perasaan.

Kita berharap seandainya Emak ditunjuk jadi Calon Gubernur, KPU membuat jadwal “Debat Calon” memperpanjang durasi waktunya dalam Sesi bebas Tanya Jawab antar Calon, agar kita bisa melihat sejauh mana kelas bahasa intelektual mereka berdua (Risma vs Ahok).

Apakah Risma mampu memahami pertanyaan Moderator “Debat Calon” ? kalau tidak mampu memahami pertanyaan, bagaimana bisa memahami bahasa intelektual Ahok ?

sumber foto: kompas.com/ahok, tribunnews.com/risma - edited by wara katumba
sumber foto: kompas.com/ahok, tribunnews.com/risma - edited by wara katumba
Siapa yang akan Baper dan Mewek ?

Salam Baper......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun